Cerita Imajinasi

 

Cerita Imajinasi

Cerita Imajinasi

        Pernahkah kalian membaca cerita imajinasi? Apa yang kalian ketahui tentang cerita imajinasi? Cerita imajinasi merupakan bagian dari cerita narasi. Cerita imajinasi merupakan sebuah kar ya tulis yang dibangun dengan menggunakan alur cerita yang normal, namun memiliki si fat imajinatif dan khayalan semata. Jenis cerita ini melatih kreativitas penulisnya. Dengan ber imajinasi secara aktif dapat mengasah kreativitas.

        Cerita imajinasi dibagi menjadi dua jenis. Pertama, berdasarkan kesesuaian dalam kehidupan nyata (teks cerita imajinasi total dan teks cerita imajinasi irisan). Cerita imajinasi total dikatagorikan sebagai imajinasi pengarang terhadap objek tertentu. Pada katagori ini semua yang terdapat pada cerita tidak terjadi dalam dunia nyata. Jadi nama orang, namaobjek, nama kota benar-benar rekayasa pengarang. Teks cerita imajinasi irisan dapat dikatakan sebagai cerita imajinasi yang mengungkapkan imajinasi atau khayalan tetapi masih menggunakan nama-nama tempat yang ada dalam dunia nyata,atau peristiwa yang pernah terjadi pada dunia nyata.

Bacalah contoh cerita imajinasi berikut.

Legenda Peri Bulan

Oleh Mila Nurhida

Wulan adalah seorang gadis desa yang miskin. Wajahnya agak suram, sebab ia menderita penyakit kulit di wajahnya. Orang-orang desa sering takut jika berpapasan denganya. Wulan akhirnya selalu menggunakan cadar. Pada suatu malam, Wulan bermimpi bertemu dengan pangeran Rangga.

Putra Raja itu terkenal dengan keramahannya dan ketampanannya. Wulan ingin berkenalan dengannya. Ia pun makin sering memimpikan Pangeran Rangga.

“Sudahlah, Wulan! Buang jauh-jauh mimpimu itu!“ kata Ibu Wulan, ketika melihat anaknya termangu di depan jendela kamar. “Ibu tidak bermaksud menyakiti hatimu. Kamu boleh menyukai siapa saja. Tapi Ibu tidak ingin akhirnya kamu kecewa,“ tutur Ibu Wulan lembut. Sebenarnya Wulan juga sadar. Mimpinya terlalu tinggi. Orang-orang desa saja takut melihatnya, apalagi pangeran Rangga. pikir Wulan.

Pada suatu malam, Wulan melihat pemandangan alam yang sangat indah. Bulan bersinar terang di langit. Cahayanya lembut keemasan. Di sekitarnya, tampak bintang bintang yang berkelap-kelip. Malam itu begitu cerah. “Sungguh cantik!“ gumam Wulan. Matanya takjub memandang ke arah bulan. Tiba-tiba saja Wulan teringat pada sebuah dongeng tentang Dewi Bulan. Dewi itu tinggal di bulan. Ia sangat cantik dan baik hati. Ia sering turun ke bumi untuk menolong orang-orang yang kesusahan.

Di desa Wulan, setiap ibu yang ingin mempunyai anak perempuan, selalu berharap anaknya seperti Dewi Bulan. Dulu, ketika Wulan masih kecil, wajahnya pun secantik Dewi Bulan, menurut Ibu Wulan.“Aku ingin memohon kepada Dewi Bulan agar aku bisa cantik lagi seperti dulu. Tapi, ah, mana mungkin! Itu pasti hanya dongeng!” wulan segera menepis harapannya. Setelah puas menatap bulan, Wulan menutup rapat jendela kamarnya. Ia beranjak untuk tidur dengan hati sedih.Wulan adalah gadis yang baik. Hatinya lembut dan suka menolong orang lain. 

Suatu sore,Wulan bersiap-siap pergi meng an tarkan makanan untuk seorang nenek yang sedang sakit. Meski rumah nenek itu cukup jauh, Wulan rela menjenguknya. Se pulang dari rumah si nenek, Wulan kemalaman di tengah perjalanan. Ia bingung karena keadaan jalan begitu gelap. 

Entah dari mana asalnya, tiba-tiba, muncul ratusan kunang-kunang. Cahaya dari tubuh me reka begitu terang. “Terima kasih kunang-kunang. Kalian telah menerangi jalanku!“ ucap Wulan lega.Ia berjalan, dan terus berjalan. Na mun, meski sudah cukup jauh berjalan. Wulan tidak juga sampai di rumahnya. Wulan tidak juga menemukan rumahnya. “Kurasa aku su dah tersesat!“ gumamnya panik. Ternyata para ku nang-kunang telah mengarahkannya masuk ke dalam hutan.“Jangan takut, Wulan! Kami membawamu kesini , agar wa jahmu bisa di sembuhkan,“ ujar seekor kunang-kunang. “Kau..kau bisa bicara?“ Wulan menatap heran ke arah seekor kunang-kunang yang pa ling besar.“Kami adalah utusan Dewi Bulan,“ jelas kunang-kunang itu. Wulan akhirnya tiba di tepi danau.

Para kunang-kunang beterbangan menuju langit. Begitu kunang-kunang menghilang, per la han-lahan awan hitam di langit menyibak. Keluarlah sinar bulan purnama yang terang benderang. “In dah sekali!“ Wulan takjub. Keadaan di sekitar danau menjadi terang. Wulan mengamati bayang-bayang bulan di atas air danau. Bayangan purnama itu begitu bulat sempurna. 

Tak lama kemudian, tepat dari bayangan bulan itu muncullah sosok perempuan berparas cantik. “Si...siapa kau?“ tanya Wulan kaget. “Akulah Dewi Bulan. Aku datang untuk menyembuhkan wajahmu,“ tutur Dewi Bulan lembut. “Selama ini kau telah mendapat ujian. Karena kebaikan hatimu, kau berhak menerima air kecantikan dariku. Usaplah wajahmu dengan air ini!“ lanjut Dewi Bulan sambil memberikan sebotol air. Dengan tangan gemetar Wulan menerimanya. Perlahan-lahan Dewi Bulan masuk kembali ke dalam bayang-bayang bulan di permukaan air danau. Kemudian ia menghilang.

Wulan segera membasuh wajahnya dengan air pemberian Dewi Bulan. Malam itu, Wulan tertidur di tepi danau. Akan tetapi, sungguh ajaib. Esok harinya Wulan telah berada di kamarnya sendiri lagi. Ketika bercermin, ia sangat gembira melihat kulit wajahnya telah halus lembut kembali seperti dulu. Ia telah cantik kembali. Ibunya heran dan gembira .“Bu, Dewi Bulan ternyata benar-benar ada!“ cerita Wulan. Dengan cepat kecantikan paras Wulan tersebar kemana-mana. Bahkan sampai juga ke telinga Pangeran Rangga. Karena penasaran, Pangeran Rangga pun mencari Wulan. Keduanya akhirnya bisa bertemu. Wulan sangat gembira bisa bersahabat dengan pangeran pujaan hatinya.


Wiz dan Belimbing Ajaib

Wiz adalah seorang kurcaci penggali sumur yang memiliki sebatang pohon belimbing ajaib di rumahnya, di tengah Hutan Morin, Buahnya berwarna-warni sesuai dengan warna cabangnya. Pohon belimbing ini merupakan pohon ajaib di kalangan para kurcaci di hutan Morin. Pohonya bercabang lima seperti jari tangan, dengan warna yang berbeda-beda.

Setiap cabang pohon itu berwarna memiliki khasiatnya sendiri. Buah merah cabang ibu jari, berkhasiat menyembuhkan penyakit asma. Buah hijau cabang telunjuk, berkhasiat menyembuhkan sakit perut. Buah kuning cabang jari tengah berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit mata, dan buah putih cabang jari manis berkhasiat mempercantik wajah. Seperti bentuk jari manis yang anggun, belimbing putih sering dipesan kurcaci wanita untuk mempercantik wajah dan tubuh, supata tetap segar dan penuh pesona. Nah, buah biru cabang kelingking, kecil dan agak rapuh. Buah biru berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit lupa. Semua kurcaci yang pelupa di hutan Morin, langsung pulih ingatannya ketika memakan belimbing biru. 

Suatu hari, Wiz pergi menggali sumur di di desa sebelah Hutan Morin. Tiba-tiba matanya terkena pecahan batu galian. Wah, bahaya kalau tidak cepat ditangani. Wiz lalu mengambil belimbing kuning dari dalam tasnya, kemudian dimakannya. Ajaib, seketika itu juga sakit mata Wiz kembali pulih. Ketika hari mulai sore, Wiz pulang ke hutan. Di tengah perjalanan, Wiz bertemu seorang ibu tua yang sakit asma. Wiz merasa kasihan, kemudian ia mengambil belimbing merah dari tasnya dan diberikan kepada ibu tua tersebut. Setelah ibu tua memakannya, se ketika itu juga sembuhlah penyakit asmanya. Ibu tua lalu mengucapkan terima kasih kepada Wiz. Wiz melanjutkan perjalanan pulangnya dan bertemu dengan kakak beradik yang tengah du duk di atas batu dipinggir sungai. “Aduh, sakit perutku, Kak!!” kata anak laki-laki sambil meringis kesakitan memegang perutnya. “Sakit sekali ya, Dik?” tanya kakak perempuanya yang buruk rupa. “iya Kak, aku sudah tidak tahan lagi,” ucap anak lelaki itu sambil menahan sakit. 

Wiz yang mendengar percakapan tersebut bertanya,”Ada yang dapat saya bantu? “Oh, iya Pak Kurcaci, adikku butuh pertolongan. Ia sakit perut, mungkin terlalu banyak makan jambu air.” sang kakak memberitahu Wiz. Wiz pun mengambil belimbing hijau dari tasnya dan diberikan ke anak lelaki itu. “Nah, makan ini!!” kata Wiz sambil menyerahkan belimbing tersebut, Wiz menatap kakak perempuan yang buruk rupa kemudian menjadi iba. Wiz lalu mengambil belimbing putih dan diberikan kepada sang kakak. “Saya tidak sakit Pak Kurcaci,” kata sang kakak. “Kamu juga boleh memakan nya, nanti kamu akan tahu khasiatnya!!” jawab Wiz.

Akhirnya kedua kakak beradik itu memakan buah belimbing dari pohon ajaib itu. “Lihat, aku jadi cantik, kulitku pun jadi putih dan halus!” teriak sang kakak perempuan buruk rupa yang takjub dengan perubahan yang baru saja terjadi. “Aku juga sudah sembuh, Kak! perutku sudah tidak sakit lagi,” kata si anak lelaki. “Wah, terima kasih Pak Kurcaci. Kami sangat beruntung bertemu kamu hari ini. Mereka mengucapkan terima kasih berulang kali. Wiz hanya tersenyum mendengar ucapan terima kasih itu. Mendekati rumahnya di hutan, Wiz bertemu dengan seorang kakek. Kelihatannya sang kakek sedang kebingungan. Wiz mendekati si kakek dan bertanya, ”Ada apa, kek? ada yang dapat saya bantu?” tanya Wiz lembut.

“Iya, saya butuh bantuan, saya mau pulang ke rumah saya di pinggir hutan tapi saya lupa jalan pulangnya, saya tersesat,”ujar sang kakek yang pelupa. “Oh jangan khawatir, kakek makan saja belimbing biru ini!” kata Wiz sambil menyerahkan belimbing terakhir dari dalam tasnya. Beberapa saat kemudian tampaklah reaksinya. Kakek mulai sadar dan telah tahu arah ke rumahnya. “Terima kasih, sekarang saya jadi tahu jalan pulang ke rumah!” kata kakek senang. “Ya, hat-hati, kek!” jawab Wiz sopan, nah, lengkaplah sudah tugas Wiz hari itu, dengan menyembuhkan lima penyakit dengan buah belimbing ajaib.

Setiap hari Wiz si kurcaci dan belimbing ajaibnya akan terus menyembuhkan siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

Kedua cerita imajinasi di atas tentunya memiliki keunikan yang berbeda. Di dalam cerita imajinasi terdapat unsur-unsur pembangunnya. Unsur pembangun cerita yang berasal dari dalam disebut unsur intrinsik sedangkan unsur dari luar disebut unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik yakni unsur dari luar cerita meliputi agama, budaya, adat istiadat yang ada di daerah itu, dan sebagainya. 

1. Tema

Tema adalah ide dasar cerita. Tema ditentukan terlebih dahulu oleh pengarang sebelum cerita ditulis. {alertInfo}

2. Tokoh dan penokohan

Tokoh adalah peran yang ada dalam cerita sedangkan penokohan adalah perwatakan dari tokoh. Setiap tokoh memiliki watak atau karakter sendiri. Watak tokoh bisa diketahui dari pernyataan langsung pengarang, dari dialog antar tokoh, atau kesimpulan pembaca setelah membaca cerita. {alertInfo}

3. Latar

Latar terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. {alertInfo}

4. Alur

Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam cerita yang menyatakan hubungan sebab akibat. {alertInfo}

5. Sudut pandang

Sudut pandang merupakan gaya penceritaan pengarang dalam menyampaikan ceritanya. Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang bisa sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama ditandai dengan penggunaan kata ganti orang pertama seperti aku, saya, beta, dan sebagainya. Sedangkan sudut pandang orang ketiga yaitu pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia, mereka, dan menyebut nama tokoh. {alertInfo}

6. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita yang ditulis. {alertInfo}

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post