Isim Dhamir |
Bahasa Arab
Isim Dhamir
1. Konsep Isim Dhamir (Kata Ganti Persona Arab)
❖ Makna Isim Dhamir
Isim dhamir artinya kata ganti, yaitu kata yang digunakan untuk mengganti nama, seseorang, atau sesuatu agar tidak terjadi pengulangan kata yang sama. Dhamir merupakan isim yang mabni, artinya tetap pada apakeadaan i’rabnya. Namun isim dhamir dapat menempati tempat rafa, (selanjutnya disebut fi mahalli rafin, menempati tempat nahsab (fi mahalli nashbin), dan menempati tempat jar (fi mahalli jarrin).
Contoh, isim dhamir أنا (ana) yang bermakna saya, i’rabnya tetap أنا (ana), tidak pernah berubah menjadi (anu) atau (ani), baik dalam keadaan marfu, manshub, maupun majrur. Begitu juga isim dhamir yang lain misalnya “ya” pada ي kata إني (inni) tidak akan pernah berubah menjadi (innayaa) atau (innayu). Begitu juga dhamir-dhamir yang lain, kecuali dhamir ه (hu), yang bisa berubah menjadi ه (hi) pada saat didahului huruf jar, misalnya pada kata ليهَع (alaihi), إليه (ilaihi), فيه (fiihi), dan seterusnya.
2. Jenis-jenis Isim Dhamir
Jenis-Jenis Isim Dhamir | ||
---|---|---|
الضمائر | ||
بارز Tampak |
مستتر Tersembunyi |
|
v v |
v v |
|
منفصل Terpisah |
وجوبا Wajib |
|
متصل Bersambung |
جوازا Boleh |
❖ Dhamir Bariz
Dhamir bariz adalah dhamir yang tampak bentuknya. Dhamir bariz terdiri dari dua, yaitu dhamir munfashil dan dhamir muttashil, kedua dhamir tersebut diuraikan berikut.
a. Dhamir munfashil (Kata ganti persona bebas)
Contoh:
Dhamir munfashil adalah dhamir yang berdiri sendiri dan penulisannya tidak bersambung dengan kata lain. dhamir munfashil ada 12 atau 14 (dengan pengulangan antumaa+humaa) yaitu:
- Anaa ( أن ) = Saya (laki-laki dan perempuan sama saja)
- Nahnu ( نعن ) = Kami, kita (laki-laki dan perempuan)
- Anta ( أنت ) = Kamu, engkau, anda (laki-laki)
- Anti ( أنت ) = Kamu (perempuan)
- Antumaa ( أنتما ) = Kalian berdua (laki-laki dan perempuan)
- Antum ( أنتم ) = Kalian (laki-laki, 3 orang atau lebih)
- Antuuna ( أنتنا ) = Kalian (perempuan, 3 orang atau lebih)
- Huwa ( هو ) = Dia (laki-laki, makhluk berakal maupun tidak berakal)
- Hiya ( هي ) = Dia (perempuan, makhluk berakal maupun tidak berakal)
- Humaa ( هما ) = Mereka berdua (laki-laki atau perempuan)
- Hum ( هم ) = Mereka (laki-laki, 3 orang atau lebih)
- Hunna ( هن ) = Mereka (perempuan, 3 orang atau lebih)
b. Dhamir Muttashil
Dhamir Muttashil adalah dhamir yang penulisannya bersambung dengan kata yang lain. Dhamir ini berkedudukan sebagai objek atau menyatakan kepemilikan.
Untuk memahami gambaran umum tentang dhamir muttashil, Anda diminta memperhatikan contoh penggunaan dhamir muttashil, dalam kalimat berikut
Dhamir muttashil pada contoh di atas ada yang berposisi marfu, manshub yang sambung kepada fiil. Selain itu ada juga yang sambung kepada isim, yaitu
Ada 12 dhamir muttashil atau 14 dengan pengulangan kumaa dan humaa. Dhamir muttashil yang berfungsi sebagai objek sama persis dengan dhamiryang menyatakan kepemilikan hanya ada satu yg berbeda yaitu pada Anaa (أنا). Objek dari Anaa adalah -nii (ني) sedangkan kepemilikan nya -ii.(ي) atau -ya (ي)
❖ Dhamir Mustatir
Dhamir mustatir adalah dhamir yang tersembunyi dalam suatu kata kerja atau disebut fiil. Dhamir ini tidak tertulis atau tidak kelihatan tapi bisa diketahui dengan melihat bentuk kata kerjanya.
Untuk memahami perbedaan antara dhamir bariz dan mustatir perhatikan contoh berikut:
Dhamir pada contoh di atas, terlihat bentuknya yaitu ت, و, ي, dan ن Kata kerja pada contoh di atas memiliki pelaku/fail yg tidak tertulis atau tidak kelihatan, namun sudah bisa diketahui dari bentuk kata kerjanya bahwa dhamir. هي dan هو ,نحن ,أنا ,أنتَ
a. Dhamir mustatir wajib
Adalah dhamir mustatir yang hukum tersembunyinya wajib, sebagaimana dijelaskan berikut.
b. Dhamir mustatir tidak wajib (boleh tersembunyi dan tampak)
Merupakan dhamir yang hukum tersembunyinya tidak wajib, yaitu bisa tersembunyi dan bisa tampak, sebagaimana dijelaskan berikut.
3. Penerapan Isim Dhamir
❖ Dalam Teks Berita
Untuk memahami contoh isim dhamir pada wacana lisan Anda dapat menyimak wacana berikut terkait dengan tema ‘Huwiyah’. Tautan MP3 yang dapat diunduh adalah Duruusun fil Arabiyah al juzu tsalits.
Wacana 1
❖ Dalam Teks Percakapan
Wacana 2
4. Dhamir Munfashil
Dhamir munfashil adalah dhamir yang berdiri sendiri dan penulisannya tidak bersambung dengan kata lain. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa dhamir munfashil ada 12 atau 14 (dengan pengulangan antumaa+humaa fii mahalli rafin, dan 12 juga fi mahalli nashbin)
5. Klasifikasi Dhamir Munfashil
❖ Berdasarkan I’rabnya
Berdasarkan i’rabnya, dhamir munfashil dapat berposisi marfu dan manshub.
a. Dhamir munfashil fi mahalli rafin, untuk memahami dhamir munfashil yang berposisi marfu perhatikan contoh kalimat berikut.
Dhamir munfashil pada contoh di atas merupakan dhamir munfashil yang berposisi marfu karena dia menjadi mubtada pada kalimat-kalimat tersebut. Selain itu dhamir yang berposisi marfu masih banyak yaitu dhamir munfashil yeng berposisi sebagai khabar, ismu kana wa akhawaatuha, khabaru inna wa akhawatuha, tabik atau naat li ismin marfu, dsb.
b. Dhamir munfashil fi mahalli nashbin, untuk memahami dhamir munfashil yang berposisi manshub perhatikan contoh kalimat berikut.
Dhamir munfashil pada contoh di atas merupakan dhamir munfashil yang berposisi manshub karena dia menjadi maf’ul bih pada kalimat-kalimat tersebut. Selain itu dhamir yang berposisi manshub masih banyak yaitu dhamir munfashil yang berposisi sebagai khabar kana wa akhawaatuha, ismu inna wa akhawatuha, tabik atau naat li ismin manshub, dsb.
❖ Berdasarkan Dsitribusinya terhadap Pe rsona, Jumlah, dan Gender.
Dhamir munfashil dapat dikelompokkan berdasarkan distribusinya terhadap persona menjadi: mutakallim (persona I), mukhatab (persona II), dan gaib (persona III). Berdasarkan distribusinya terhadap jumlah, dhamir munfashil dapat dikelompokkan menjadi: mufrad (tunggal), mutsanna (dual), dan jamak (plural/jamak). Adapun berdasarkan gendernya dhamir dikelompokkan menjadi dua: mudzakkar (maskulin) dan muannast (feminin).
Mutakallim meliputi:
(1) Anaa (saya) yang juga tergolong dhamir mufrad (tunggal) dan dapat digolongkan sebagai dhamir mudzakkar (maskulin) atau muannast(feminin);
(2) Nahnu (kami) yang juga tergolong sebagai dhamir jamak dan dapat digolongkan sebagai dhamir mudzakkar (maskulin) atau muannast(feminin).
Mukhatab meliputi:
(1) Anta (kamu) yang juga tergolong dhamir mufrad (tunggal) dan digolongkan sebagai dhamir mudzakkar (maskulin), sebaliknya Anti (tergolong dhamir mufrad (tunggal) yang digolongkan sebagai muannastt (feminin);
(2) Antumaa (kalian berdua) yang juga tergolong sebagai dhamir mutsanna (dual) dan digolongkan sebagai dhamir mudzakkar (maskulin) atau muannast (feminin);
(3) Antum (kalian) yang juga tergolong sebagai dhamir jamak dan digolongkan sebagai dhamir mudzakkar (maskulin), sebaliknya Antunna (kalian) yang juga tergolong sebagai dhamir jamak dan digolongkan sebagai dhamir muannast (feminin).
Adapun gaib meliputi:
(1) Huwa (dia) yang juga tergolong dhamir mufrad (tunggal) dan digolongkan sebagai dhamir mudzakkar (maskulin), sebaliknya hiya (dia) tergolong dhamir mufrad (tunggal) yang digolongkan sebagai dhamir muannast (feminin);
(2) Humaa (mereka berdua) (laki-laki atau perempuan) yang juga tergolong sebagai dhamir mustanna (dual) dan digolongkan sebagai dhamir mudzakkar (maskulin) atau muannast (feminin);
(3) Hum (mereka) yang juga tergolong sebagai dhamir jamak dan digolongkan sebagai dhamir mudzakkar (maskulin), sebaliknya hunna (mereka) yang juga tergolong sebagai dhamir jamak dan digolongkan sebagai dhamir muannast (feminin).