Struktur Teks Pidato Persuasif


Struktur Teks Pidato Persuasif

Teks Pidato Persuasif

A. Struktur Teks Pidato Persuasif

Struktur teks pidato persuasif terdiri atas 3 bagian, yaitu pembukaan, isi pidato, dan yang terakhir penutup. Ketiga struktur tersebut merupakan komponen penting yang harus ada dalam sebuah teks pidato terutama pidato persuasif. Jika salah satu struktur tidak ada, maka teks pidato tersebut tidak akan menjadi teks pidato yang sempurna.

STRUKTUR TEKS PIDATO PERSUASIF
Pembukaan Isi Pidato Penutup Pidato


1. Pembukaan

 Pembukaan teks pidato terdiri atas 3 bagian, yaitu salam pembuka, ucapan penghormatan, dan juga ucapan syukur.

Salam pembuka

 Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua Warga belajar dan Tutor Paket B Permata.

Ucapan Penghormatan

 Ucapan penghormatan dalam sebuah pidato biasanya dilakukan dengan menyebutkan orang yang dianggap lebih tinggi jabatannya terlebih dahulu dan kemudian seterusnya sampai berada pada jabatan paling bawah.

 Contoh:

  • Yang saya hormati Ibu Kepala SKB/PKBM.
  • Yang saya hormati Ibu dan Bapak tutor.
  • Yang saya hormati para tamu undangan.
  • Yang berbahagia teman-teman seangkatan saya Paket B kelas IX.
  • Juga adik-adik kelas yang saya banggakan.

 Tetapi jika misalkan banyak jabatan dalam SKB atau PKBM seperti bagian administrasi dan yang lainnya itu tidak perlu disebutkan. Cukup menyebutkan yang penting saja.

Ucapan Syukur

Ucapan syukur ini biasanya dibacakan karena rasa syukur sang orator (pembaca pidato) terhadap Tuhan karena dirinya dan juga para tamu bisa diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat berkumpul dan menghadiri acara pidato tersebut.

Contoh: 

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena sampai pada detik ini kita masih diberi kesehatan untuk dapat menghadiri dan berkumpul di acara yang berbahagia ini.

2. Isi Pidato

Isi pidato adalah bagian yang penting karena dalam isi ini mengandung inti dari sesuatu yang akan disampaikan dan dibicarakan. Pada bagian isi ini sang orator akan menjelaskan secara detail dan juga jelas mengenai apa yang disampaikannya kepada para pendengar. 

3. Penutup Pidato

Penutup pidato adalah akhir dari sebuah pidato. Pidato yang baik biasanya berisi hal-hal berikut

  • Kesimpulan secara ringkas dari materi yang dijelaskan.
  • Permintaan maaf kepada pendengar jika ada salah dalam berkata dan juga menyinggung pembaca, dan
  • Salam penutup.
Struktur teks pidato persuasif Penjelasan
Pembukaan Pembukaan berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, dan juga ucapan syukur.Pada tahap ini pengenalan topik atau permasalahan yang akan dibahas. Pada bagian ini berfungsi sebagai pengantar sebelum pada tahap penjelasan/isi pidato. Selain itu juga berisi deskripsi singkat tentang topik permasalahan.
Isi pidato Berisi penjelasan berbagai teori, pendapat, maupun fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar untuk mengupas tentang permasalahan yang dibahas.
Penutup Pada bagian ini berisi berbagai saran, ajakan, maupun pertimbangan sekaligus penguatan untuk mempengaruhi pendengar/pembaca agar yakin dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh penulis, dengan ditutup salam penutup

B. Ciri Kebahasaan Pidato Persuasif

Kaidah kebahasaan teks persuasif dapat juga disebut sebagai karakteristik atau ciri bahasa dari teks persuasif yaitu:

  • 1. bersifat mengajak dan memengaruhi.
  • 2. dicirikan dengan adanya kata-kata persuasi atau bujukan seperti ayo, mari, 
  • 3. dan imbuhan -lah.
  • 4. diakhiri dengan tanda baca seru (!).
  • 5. memuat sejumlah pendapat dan fakta.
  • 6. banyak menggunakan kata ganti kita, sebagai tanda bahwa tidak ada pembeda antara penulis dengan pembaca. Sehingga daya bujuk terhadap pembaca akan lebih kuat.
  • 7. menggunakan kalimat yang bersifat membangun.

C. Cara Menulis Teks Pidato Persuasif

Pada dasarnya, penyusunan karangan persuasi tidak jauh berbeda dengan karangan argumentasi. Nursisto (1999:76) mengemukakan bahwa menulis karangan persuasi sama persis dengan argumentasi, bedanya hanya pada penutup yaitu berupa imbauan dan ajakan. Lebih lanjut lagi, menurutnya agar sebuah hasil karangan argumentasi menjadi baik, runtut, dan tidak menyimpang dari tujuan penyusunan karangan, perlu ditempuh langkah-langkah yaitu:

1. Menentukan tema/topik

 Sesuai dengan karakteristik teks persuasi yakni sebagai teks yang berisi bujukan atau ajakan, maka langkah pertama yang harus dilakukan dalam penulisannya adalah menyiapkan sejumlah bujukan ataupun ajakan. Hal inilah yang juga berfungsi sebagai tema utamanya.

Contoh tema/topik:

  • Sungaiku bersih
  • Mari, belajar dengan baik.
  • Ayo, kita pergi berwisata.
  • Sayangilah orang tuamu.

 Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan, cakupannya lebih besar dan menyangkut pada permasalahan yang diangkat. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan, dan lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.

 Tentukan topik, banyak topik yang bisa dibahas dalam paragraf persuasi seperti masalah narkoba, rokok dan kebiasaan sehari hari. Topik merupakan lingkup pembicaraan dalam suatu paragraf. 

2. Menentukan tujuan

 Tentukan tujuan, tujuan utama setiap paragraf persuasi jelas yaitu meyakinkan pembaca dan pendengar. Oleh karena itu buat tujuan yang jelas dan masuk akal untuk bisa dipercayai oleh pembaca dan pendengar. Dalam menyampaikan tujuan berusahalah jelas dan singkat agar mudah ditangkap oleh para pendengar maupun pembaca. 

Contoh tujuan persuasif:

  • Budaya bersih dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengumpulkan bahan

 Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan seperti mengumpulkan ide dan inovasi. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai dengan tujuan penulisannya.

 Mengumpulkan data, data yang tepat dan akurat membantu pembaca dan pendengar untuk percaya pada Anda. Oleh karena itu cari data semaksimal mungkin dan jangan sampai merekayasa data karena itu sangat tidak baik.

4. Menyusun kerangka

 Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

Contoh kerangka pidato persuasif:

  • Pembukaan (berisi salam pembuka)
  • Isi Pidato (berisi tentang pokok-pokok materi pidato) seperti; budaya bersih, kebersihan lingkungan.
  • Penutup (berisi simpulan dan salam penutup)

5. Mengembangkan kerangka

 Proses pengembangan karangan tergantung pada materi yang hendak ditulis. Pengembangan karangan juga jangan menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat.

Dari tahapan cara menulis teks pidato persuasif di atas Anda dapat menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato secara lisan maupun tulis. Di bawah ini adalah contoh dari teks pidato persuasif.

Perhatikan teks pidato persuasif berikut ini.

BUDAYA BERSIH

Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh,

Yang terhormat Bapak Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Permata, yang saya hormati Bapak Ibu Tutor, dan teman-teman semua yang saya cintai. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul pada siang hari ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup. Maka dari itu, perkenankanlah saya menyampaikan sedikit ulasan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan PKBM kita dan menjadikan budaya bersih dalam kehidupan sehari-hari.

Kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting guna menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Lingkungan yang sehat akan meminimalisir penyebaran penyakit dan akan memberikan kenyamanan saat berada di lingkungan tersebut.

Oleh karena itu, lingkungan juga merupakan faktor pendorong keberhasilan proses belajar-mengajar di kelas. Warga belajar dan tutor akan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif karena didukung oleh keadaan lingkungan yang nyaman. Maka dari itu, marilah kita sebagai warga belajar Paket B dapat menjaga kebersihan lingkungan PKBM dimulai dari diri sendiri, seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak meninggalkan barang-barang di laci karena dapat menjadi sarang nyamuk. Dengan demikian, menjaga kebersihan lingkungan menjadi sangat penting guna menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman.

Saya rasa cukup sekian pidato yang dapat saya sampaikan, semoga warga PKBM Permata kita semua dapat menjadi partisipan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan budaya bersih. Terima kasih atas perhatian yang hadirin berikan, apabila ada salah kata ataupun hal-hal kurang berkenan. Saya mohon maaf. 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. {alertInfo}


D. Menyunting Teks Persuasif

Pidato atau teks persuasif yang telah Anda susun, memerlukan penyuntingan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyuntingan teks pidato persuasif adalah dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu terdapat pokok pikiran yang tertuang menjadi kalimat utama, harus terdapat beberapa kalimat penjelas, harus memperhatikan kepaduan dan keserasian paragraf (kohesi dan koherensi), harus memperhatikan pilihan kata yang digunakan, ejaan dan tanda baca dengan baik, didahului argumen atau alasan dan bukti untuk meyakinkan pembaca, serta harus ada unsur himbauan atau ajakan.

1. Kohesi dan Koherensi

 Kesatuan atau kohesi ini berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Kriteria kesatuan atau kohesi ini menyangkut keeratan hubungan makna antar gagasan dalam sebuah paragraf. Sebagai satu kesatuan gagasan sebuah paragraf hendaknya hanya mengandung satu gagasan utama, yang diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Oleh karena itu, rangkaian kalimat yang terjalin dalam sebuah paragraf hanya mempersoalkan satu gagasan utama.

 Kesatuan paragraf juga harus memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu, untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pikiran. 

 Jadi kesatuan dan kepaduan kalimat yang digunakan dalam menulis karangan persuasi mencerminkan cara berpikir seseorang. Ide atau gagasan harus disusun secara teratur, membedakan mana yang merupakan gagasan-gagasan pokok, dan mana yang merupakan gagasan-gagasan tambahan. Dengan demikian, karangan persuasi yang dihasilkan dengan memperhatikan kohesi dan koherensi akan mudah dipahami oleh pembacanya.

2. Pilihan Kata atau Diksi

 Diksi atau pilihan kata memiliki tiga pengertian. Pertama, diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat atau mengungkapkan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat, dan nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi komunikasi. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.

3. Ejaan dan Tanda Baca

 Ejaan tidak saja berkisar pada persoalan cara melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta penempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti memotong suatu kata dan menggabungkan kata-kata baik dengan imbuhan maupun antara kata dengan kata. Penggunaan ejaan dan tanda baca yang salah akan mengubah makna yang terkandung dalam sebuah tulisan.

4. Argumen atau Alasan dan Bukti

 Syarat yang harus dipenuhi agar pembicara (dalam hal ini penulis) dapat berhasil dalam persuasi adalah kesanggupan untuk menyodorkan bukti-bukti (eviden) mengenai suatu kebenaran. Baik argumentasi maupun persuasi sama-sama menggunakan logika. Perbedaannya terletak dalam kadar argumennya.

 Paragraf persuasi merupakan kelanjutan atau pengembangan argumentasi. Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti atau contoh untuk meyakinkan pembaca. Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, himbauan, atau saran kepada pembaca.

5. Imbauan atau Ajakan

 Himbauan atau ajakan dalam paragraf persuasif harus diwujudkan secara konkret untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki. Imbauan atau ajakan merupakan pembentuk utama paragraf persuasi. Imbauan dan ajakan akan membuka jalan agar keinginan, sikap, kepercayaan, keputusan, atau tindakan yang telah ditentukan penulis dapat diterima oleh pembaca. 

E. Cara Berpidato

1. Memahami materi yang akan disampaikan

 Sebelum membawakan sebuah pidato di depan para audiens/penonton, maka Anda harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu materi yang akan disampaikan. Hal ini berguna untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan saat Anda menyampaikan pidato di depan banyak orang. Agar Anda dapat memahami materi yang akan dibawakan saat berpidato maka ketahui terlebih dahulu tema apa yang akan disampaikan. 

2. Membacanya dengan Tenang

 Saat membacakan pidato di depan para penonton, jangan tunjukan kegugupanmu pada para pendengar. Bacalah dengan tenang dan terkontrol agar semuanya berjalan dengan lancar agar para pendengar dapat menangkap apa yang Anda sampaikan.

3. Pakai Ekspresi yang Tepat

 Ekspresi tubuh dan wajah juga diperlukan saat membaca pidato guna mendalami apa yang disampaikan. Ekspresi tubuh dan mimik wajah harus sesuai dengan tema yang dibawakan. Jika pidato tersebut bertema tentang perjuangan, maka mimik wajah dan gerak tubuh juga harus menggambarkan semangat juang agar pidatomu lebih menarik. Ekspresi yang menggambarkan pidato dapat menarik perhatian para pendengar. 

4. Sampaikan dengan Suara yang Lantang

 Suara yang dikeluarkan saat membaca pidato haruslah lantang. Hal ini dapat menarik perhatian para penonton agar terfokus pada apa yang kamu sampaikan dan dengan mudah menyerapnya. Suara yang lantang juga diperlukan agar semua penonton dapat mendengar apa yang kamu sampaikan. Apalagi ketika seseorang berpidato dalam hal membujuk untuk melakukan sesuatu misalnya berpidato dalam urusan politik, maka suara yang lantang sangatlah diperlukan agar para penonton yakin dan terbujuk untuk melakukan apa yang Anda ucapkan.

5. Perhatikan Ejaan dan Tanda Baca 

 Memperhatikan ejaan dan tanda baca merupakan hal yang sangat penting saat berpidato. Dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca, maka apa yang Anda sampaikan akan mudah diterima oleh para penonton. Jika pidato tanpa memperhatikan ejaan dan tanda baca, maka bisa jadi apa yang Anda sampaikan akan ambigu dan tidak jelas.

6. Sampaikan Tanpa Terburu-buru 

 Masih berhubungan dengan cara menyampaikan pidato secara tenang, sampaikanlah pidato secara terperinci tanpa terburu-buru. Kuasai dirimu untuk membacanya secara perlahan tapi pasti menuju sasaran yang diinginkan. Dengan membaca pidato secara tenang tanpa terburu-buru maka pidato akan lebih mudah diterima.

7. Menyapa Audiens

 Sebelum memulai pidato pada pokok pembicaraan, ada baiknya Anda menyapa para audiens terlebih dahulu dengan sapaan yang ramah. Seperti misalnya mengucapkan selamat pagi atau salam sejahtera dan yang lain sebagainya. Menyapa audiens ini merupakan hal yang penting untuk menarik perhatian sejak awal. 

8. Awali dengan Senyuman

 Fungsinya hampir sama dengan menyapa para audiens yaitu untuk menarik perhatian para audiens sejak awal dan menambah kesan yang menyenangkan. Dengan menebar senyuman di awal sebelum memulai pidato akan memperbesar kemungkinan para pendengar untuk menyukai caramu dalam melakukan tahapan-tahapan pidato. 

9. Perhatikan Durasi

 Membaca pidato memang harus dengan kondisi tenang dan membacanya secara terperinci tanpa buru-buru. Akan tetapi, durasi waktu harus tetap diperhatikan dalam membaca pidato. Jangan sampai kamu mengabaikannya sehingga terkesan mengorupsi waktu yang telah ditetapkan. 

10. Berdiri Tegak dan Berwibawa

 Tampilkan yang terbaik di depan audiens salah satunya adalah posisi tubuh. Posisi tubuh saat melakukan pidato haruslah tegak agar terkesan berwibawa. Tidak bungkuk atau tidak menampilkan posisi lainnya yang tak enak dipandang.

Di atas adalah beberapa cara berpidato dengan baik agar apa yang Anda sampaikan mudah diterima oleh para audiens. Bagaimana? Setelah membaca pemaparan cara berpidato yang benar, apakah Anda siap memulai berpidato di depan para audiens? Semoga beberapa cara berpidato dengan baik sebagaimana telah dipaparkan di atas dapat Anda terapkan dalam berpidato. (Sumber)

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post