Pendapatan Nasional

 
Pendapatan Nasional

{getToc} $title={Daftar Isi}

Ekonomi

Pendapatan Nasional

A. Konsep Dasar Pendapatan Nasional

Manakala kita ingin menilai bagaimana keadaan ekonomi seseorang, maka yang pertama sekali kita akan melihat pendapatannya. Seseorang yang per pendapatannya tinggi dapat menyediakan kebutuhan hidup dan kemewahan dengan lebih mudah. Seseorang yang pendapatannya lebih tinggi, menikmati standar hidup yang juga tinggi, tempat tinggal dan perawatan kesehatan yang lebih baik, mobil yang lebih mahal, liburan yang lebih mewah dan sebagainya. Logika yang sama berlaku untuk untuk perekonomian suatu negara. Ketika menilai dan memotret apakah perekonomian berlangsung dengan baik atau buruk yang dilihat adalah total pendapatan yang diperoleh semua orang dalam perekonomian. Inilah tugas dari Produk domestic bruto (PDB). (Mankiw, 2006). {alertInfo}

PDB mengukur dua hal, pada saat bersamaan total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. PDB ini dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran adalah karena kedua hal ini benar-benar sama persis. Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran. Hal ini terjadi karena setiap transaksi melibatkan dua pihak: pembeli dan penjual. 

Besarnya pendapatan nasional suatu negara merupakan salah satu tolak ukur kemakmuran negara. Pendapatan nasional juga dapat digunakan sebagai pembanding tingkat perekonomian dengan negara lain. 

Apakah yang dimaksud pendapatan nasional?. Pendapatan nasional adalah jumlah total pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu negara sebagai bentuk balas jasa berhubungan dengan proses produksi barang dan jasa. Pendapatan nasional menunjuk kepada seperangkat aturan dan teknik untuk mengukur aliran seluruh output barang dan jasa yang dihasilkan dan aliran seluruh input yang digunakan oleh seluruh perekonomian untuk menghasilkan output barang dan jasa tersebut. Dengan kata lain perhitungan pendapatan nasional adalah merupakan suatu kerangka perhitungan yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi atau berlangsung didalam perekonomian yang terjadi atau berlangsung didalam perekonomian. (Mankiw, 2006) {alertInfo}

Sebagai gambaran keterkaitan antar sektor ekonomi dalam proses produksi kita ambil contoh perekonomian dua sektor, yaitu perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, seperti bagan sebagai berikut:

Perekonomian Dua Sektor
Rumah Tangga Keluarga Arus Uang Ke Perusahaan >>> Perusahaan
<<< Arus Barang dan Jasa
Arus Sumber Daya >>>
<<< Arus Balas Jasa Sumber Daya


    Dari gambar di atas terdapat beberapa aliran/arus yaitu: 1) arus produksi, 2) arus pendapatan dan 3) arus pengeluaran. Jika kegiatan perekonomian untuk seluruh negara maka ukuran tersebut menjadi ukuran nasional (makro). Dengan demikian pendapatan nasional dapat ditinjau dari tiga pendekatan tersebut yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pengeluaran Perhitungan pendapatan nasional suatu negara memiliki tujuan yang sangat utama yang bermanfaat antara lain:

1. Menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu

Dari sini kita dapat membandingkan peranan suatu pemimpin atau penggerak ekonomi bangsa, juga untuk mengetahui kelemahan atau kesalahan yang pernah terjadi dari segi ekonomi untuk dikoreksi di masa selanjutnya. Menilai prestasi ekonomi suatu bangsa Pendapatan nasional menjadi tolak ukur kesuksesan dan kemakmuran suatu bangsa. Yang menjadi penghargaan ketika pendapatan nasional suatu negara itu tinggi.

2. Membandingkan perekonomian dengan negara lain

Di samping mencari celah untuk meningkatkan perekonomian negara sendiri, membandingkan perekonomian dengan negara lain juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri ketika perekonomian di negara sendiri mempunyai peringkat yang lebih tinggi.

3. Menerangkan struktur perekonomian negara

Jenis-jenis pendapatan nasional dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahui dimana kelemahan perekonomian yang perlu di evaluasi. Hal ini juga dapat menyatakan persentase pendapatan nasional berdasarkan jenis pendapatan (income) maupun produksi (product)

4. Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita

Pentingnya melakukan evaluasi terhadap perekonomian negara agar perekonomian mengalami peningkatan setiap tahunnya.

5. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah

Pentingnya elemen-elemen yang melakukan pergerakan dari bawah, untuk menyadarkan pemerintah seberapa pentingnya perekonomian suatu negara. Masyarakat dapat beropini, memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas perekonomian. 

Beberapa konsep yang berhubungan dengan pendapatan nasional yaitu:

1. Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk domestik bruto (PDB) diartikan sebagai seluruh jumlah produksi yang dihasilkan masyarakat dalam suatu negara pada periode tertentu, biasanya 1 tahun. Termasuk jasa dari perusahaan asing yang beroperasi di negara tersebut juga dijumlahkan. Perhitungan pendapatan nasional yang menghasilkan besarnya Produk Domestik Bruto adalah menghitung pendapatan nasional dengan menggunakan konsep “kewilayahan” yaitu menghitung jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh penduduk yang ada di wilayah tersebut, baik kegiatan produksi oleh warga negara sendiri maupun warga negara asing.

Dalam suatu perekonomian baik negara-negara maju maupun negara berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain. Selalu didapati produksi nasional diciptakan oleh oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan multinasional beroperasi diberbagai negara dan membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara dimana perusahaan itu beroperasi. Operasinya membantu menambah barang dan jasa yang diproduksikan di dalam nagara, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan serta sering sekali juga membantu menambah ekspor. 

Operasi mereka merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan ekonomi sesuatu negara dan nilai produksi yang disumbangkannya perlu dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian PDB adalah nilai barang dan jasa dalam satu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik negara yang bersangkutan dan negara asing. Dengan demikian peserta PPG dapat memahami bahwa PDB dapat dirumuskan sebagai berikut:

GDP/PDB = Produksi barang dan jasa WNI dalam negeri dan WNA dalam negeri {alertSuccess}

2. Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB)

GNP merupakan jumlah dari seluruh nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar yang dihasilkan dalam setahun. Dalam jumlah barang akhir itu termasuk barang konsumsi maupun barang modal. GNP merupakan konsep yang mempunyai arti yang bersamaan dengan PDB/GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda.

Dalam menghitung pendapatan nasional bruto nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung. Oleh karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara sesuatu negara terdapat di negara itu sendiri maupun di luar negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung di dalam Produk Nasional Bruto. Tetapi sebaliknya, dalam Produk Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik penduduk atau perusahaan negara lain yang digunakan di negara tersebut. (Sukirno, 2007). {alertInfo}

Ini berarti secara konseptual, pendapatan warga negara Malaysia yang bekerja di Indonesia dan keuntungan perusahaan multinasional Singapura yang beroperasi di Indonesia tidak termasuk dalam Produk Nasional Bruto Indonesia. Dengan memperhatikan perbedaan diantara arti PDB dan PNB dapatlah dirumuskan sifat hubungan diantara Produk Donmestik Bruto dan Produk Nasional Bruto yang dinyatakan dalam persamaan berikut:

GNP= GDP/PDB - Pendapatan neto terhadap luar negeri (PFN) {alertSuccess}

Dimana Pendapatan dari luar negeri PFN dari luar negeri adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dengan pendapatan faktor faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri. GNP merupakan perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan konsep “kewarganegaraan”, yaitu dengan menghitung besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara sendiri, baik di dalam negeri sendiri maupun di luar negeri. Dengan memperhatikan persamaan tersebut, apabila GDP lebih besar dari pada GNP, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan dari faktor produksi di dalam negeri yang berasal dari luar negeri lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari faktor produksi dalam negeri yang ada di luar negeri. Keadaan semacam ini biasanya sering ditemui di negara sedang berkembang. Net National Product (NNP)

NNP adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam satu tahun. Cara untuk menghitung NNP adalah GNP dikurangi dengan penyusutan. Penyusutan artinya penyusutan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi atau barang modal.

NNP= GNP – Penyusutan barang modal {alertSuccess}

3. Net National Income (NNI)

NNI adalah produk nasional neto dikurangi pajak tidak langsung.Pajak tidak langsung merupakan unsur pembentuk harga pasar, tetapi tidak termasuk dalam biaya faktor produksi. Pajak ini dapat dialihkan kepada pihak lain. Contoh pajak tidak langsung adalah pajak penjualan, bea masuk, dan cukai. NNI dapat dirumuskan sebagai berikut :

NNI = NNP – Pajak tidak langsung {alertSuccess}

4. Personal Income (PI)

PI adalah jumlah penerimaan yang diperoleh setiap orang dalam masyarakat. Balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi tidak seluruhnya merupakan pendapatan perseorangan, karena masih ada sebagian laba yang ditahan sebagai simpanan intern, pajak perseorangan, dan iuran untuk jaminan sosial. Di samping itu terdapat penerimaan yang tidak merupakan balas jasa dalam proses produksi, tetapi merupakan bantuan/subsidi dari pemerintah bagi para bekas pejuang, dana sosial yang disediakan oleh pemerintah yang disebut dengan transfer payment.

5. Transfer Payment

Transfer payment adalah penerimaan yang bukan merupakan balas jasa atas keikutsertaannya dalam proses produksi tahun ini, melainkan sebagai balas jasa untuk tahun-tahun sebelumnya atau pembayaran kepada seseorang yang sebenarnya berasal dari pendapatan orang lain. Contohnya pembayaran dana pensiun, tunjangan veteran, dan tunjangan sosial bagi para pengangguran. Pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut. (Kardoyo dan Nurkhin, 2017).

6. Disposable Income 

Disposable Income adalah pendapatan yang diterima seseorang yang siap digunakan untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung. Besarnya pendapatan perseorangan dikurangi pajak langsung (misal pajak penghasilan). Pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut :

DI = PI – Pajak Langsung {alertSuccess}

7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai produksi berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah tertentu (regional) selama satu tahun tertentu. Dalam perhitungan PDRB termasuk juga produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang beroperasi di daerah tersebut. Berikut ini langkah perhitungan sehingga diperoleh pendapatan per kapita:

Gross Domestic Product (GDP)
ditambah (+) = pendapatan faktor produksi domestik yang ada di luar negeri
dikurangi (-) = Pembayaran faktor produksi luar negeri yang ada didalam negeri
= Gross National Product (GNP)
dikurangi (-) = Penyusutan/Depresiasi + Barang pengganti modal
= Net National Product (NNP)
dikurangi (-) = Pajak tidak langsung
= Subsidi
= Net National Income (NNI)
dikurangi (-) = Laba ditahan
dikurangi (-) = Iuran asuransi
dikurangi (-) = Iuran jaminan social
dikurangi (-) = Pajak Perorangan
ditambah (+) = Pembayaran transfer (Transfer Payment)
= Personal Income (PI)
dikurangi (-) = Pajak langsung
= Disposable Income (DI)


B. Komponen pendapatan nasional

Komponen utama pendapatan nasional dapat dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam menghitung pendapatan itu sendiri. Jika dilihat dari sisi pendekatan pendapatan yang digunakan, maka komponen pendapatan nasional terdiri dari:

  • a. sewa (rent) yang diterima pemilik sumber daya alam;
  • b. upah/gaji (wage) yang diterima tenaga kerja;
  • c. bunga (interest) yang diterima pemilik modal;
  • d. laba (profit) yang diterima pemilik skill/kewirausahaan.

Apabila dengan menggunakan pendekatan produksi maka pendapatan nasional memiliki komponen sebagai berikut: pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;

  • a. pertambangan dan penggalian;
  • b. industri pengolahan;
  • c. listrik, gas dan air minum;
  • d. bangunan;
  • e. perdagangan, hotel dan restoran;
  • f. pengangkutan dan komunikasi;
  • g. bank dan lembaga keuangan lainnya;
  • h. sewa rumah;
  • i. pemerintah dan pertahanan;
  • j. jasa-jasa.

Sedangkan dilihat dari pendekatan pengeluaran, maka komponen pendapatan nasional terdiri dari:

  • a. konsumsi/consumption (C);
  • b. investasi/investment (I);
  • c. pengeluaran pemerintah/government expenditure (G);
  • d. selisih ekspor dengan impor/export - import (X - M)

a. Konsumsi

Konsumsi ini adalah konsumsi nasional yang berhubungan dengan laju pengeluaran dengan pendapatan nasional. Walaupun demikian, tambahan pengeluaran konsumsi tidak otomatis menambah pendapatan. Sebab, tidak semua pendapatan digunakan untuk konsumsi. Sebagian lagi digunakan untuk tujuan menabung atau investasi. Dengan rumus sebagai berikut :

Y = C =S/I {alertSuccess}

b. Tabungan

Sisa pendapatan yang tidak habis dikonsumsi merupakan tabungan. Jika pendapatan seseorang meningkat, semakin besar kemungkinan ia menabung. Besarnya tingkat pendapatan nasional akan mempengaruhi tingkat tabungan nasional, dan tabungan di bank dapat diberdayakan untuk investasi yang pada akhirnya dapat menunjang pendapatan nasional.

c. Invetasi

Investasi merupakan pengaktifan tabungan masyarakat dalam produksi. dalam rangka untuk memperoleh laba. Artinya adalah bahwa investasi akan tergantung pada tingkat tabungan, semakin besar tabungan masyarakat, semakin besar pula kemungkinan investasi. Semakin besar investasi, semakin banyak lapangan kerja dibuka, yang akhirnya memperbesar pendapatan nasional.

C. Pendapatan Nasional Harga berlaku dan Harga Tetap, Harga Pasar dan Faktor

Dalam perhitungan pendapatan nasional terdapat istilah pendapatan nasional harga berlaku dan harga tetap serta harga pasar dan faktor. Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari suatu periode ke periode lainnya. Secara mudah dapat diprediksi bahwa jika dibandingkan data pendapatan nasional dalam berbagai tahun tersebut, nilainya akan berbeda-beda dan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Pertambahan nilai tersebut dikarenakan dua faktor: yaitu; pertambahan fiskal barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dan kenaikan harga yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya. Pertumbuhan sesuatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya dalam barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk dapat menghitung kenaikan itu dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan haruslah dihitung pada harga tetap atau pendapatan nasional riil.

Pendapatan nasional riil menjawab sebuah pertanyaan yang berlandaskan hipotesis apa yang menjadi nilai dari barang dan jasa yang diproduksi tahun ini jika kita menilai barang dan jasa ini dengan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu dimasa lampau ?. Pendapatan nasional riil menunjukkan bagaimana produksi barang dan jasa keseluruhan dalam perekonomian berubah seiring berjalannya waktu dengan mengevaluasi produksi masa sekarang menggunakan harga-harga yang ditetapkan di masa lampau. Kesimpulannya adalah bahwa Pendapatan nasional nominal adalah pendapatan nasional dengan menggunakan harga saat ini untuk menentukan nilai produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Sedangkan Pendapatan nasional riil menggunakan harga tahun pokok tetap untuk menentukan nilai produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Karena Pendapatan riil tidak dipengaruhi perubahan harga, perubahan PDB riil hanya mencerminkan perubahan jumlah barang dan jasa yang diproduksi. Jadi Pendapatan nasional riil merupakan ukuran produksi barang dan jasa dalam perekonomian. (Sukirno, 2007). {alertInfo}

Barang barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat dinilai dengan dua cara, dengan menggunakan harga pasar dan dengan menggunakan harga faktor. Sesuatu barang dikatakan dinilai menurut harga pasar apabila penghitungkan nilai barang itu menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli.

Harga Pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung - Subsidi {alertSuccess}

D. Pendekatan perhitungan pendapatan nasional

Untuk memperoleh nilai pendapatan nasional disuatu negara, bisa dilakukan dengan 3 (tiga) pendekatan yaitu :

1. Pendekatan Pendapatan (Income Approach).

Secara umum faktor-faktor produksi dibedakan menjadi tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian keusahawanan. Apabila faktor-faktor produksi digunakan untuk mewujudkan barang dan jasa akan diperoleh berbagai jenis pendapatan yaitu dari faktor produksi tanah dan harta tetap lainnya jika disewakan akan memperoleh sewa. Tenaga kerja yang bekerja akan memperoleh gaki dan upah. Dari faktor produksi modal akan diperoleh jasa dari modal tersebut serta keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Dengan menjumlahkan pendapatan-pendapatan tersebut akan diperoleh suatu nilai pendapatan nasional.

Pendekatan pendapatan meliputi penjumlahan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. Dalam pendekatan ini, nilai pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan sebagai pemilik faktor produksi atas penyerahan faktor produksinya kepada perusahaan.

Faktor-Faktor Produksi

Faktor Produksi Balas Jasa Simbol
Tanah Sewa r (rent)
Tenaga Kerja Upah/Gaji w (wages)
Modal Bunga i (interest)
Skill Laba p (profit)

Besarnya pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dirumuskan :

Y = r + w + i + p {alertSuccess}

Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pendapatan ini belum diterapkan di Indonesia. Salah satu negara yang menggunakan pendekatan pendapatan ini adalah Amerika Serikat. 

Dalam perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan ini salah satu istilah yang perlu dijelaskan adalah adalah bunga neto. Bunga neto adalah jumlah bunga yang dibayar dalam perekonomian dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan bunga atas pinjaman pemerintah dan bunga atas pinjaman konsumen. Kedua jenis bunga tersebut adalah bunga ke atas pinjaman yang digunakan bukan untuk membiayai kegiatan yang produktif, dan oleh sebab itu tidak termasuk dalam pendapatan nasional (yang meliputi pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam perekonomian). Meminjam uang untuk membeli mobil misalnya adalah pinjaman yang bukan membiayai kegiatan produktif.

2. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi meliputi penjumlahan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari semua sektor ekonomi selama satu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun). Nilai tambah adalah selisih antara nilai produksi (nilai output) dan nilai biaya (nilai input), yang berupa bahan baku dan bahan penolong dalam proses produksi.

Perhatikan contoh sederhana perhitungan pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai tambah sebagai berikut. Untuk memproduksi pakaian harus diproduksi terlebih dahulu kain, benang dan kapas. Jika kita menjumlahkan nilai akhir produksi setiap komponen, maka akan terjadi penghitungan ganda (double accounting). Mengapa? Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir pakaian sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai akhir benang dan seterusnya. Oleh karena itu, untuk memperoleh nilai total produk yang dihasilkan suatu negara harus dilihat dari nilai tambahnya. 

Dengan demikian pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Y = NTB1+NTB2+NTB3+........NTBn {alertSuccess}

Keterangan :

  • Y = Pendapatan Nasional
  • NTB = Nilai tambah dari setiap sektor ekonomi

3. Pendekatan Pengeluaran (Exspenditure Approach)

Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara pengeluaran akan dapat memberi gambaran tentang (a) sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai di mana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati dan (b) memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi. Data pendapatan nasional dan komponen-komponen data yang dihitung dengan cara pengeluaran dapat digunakan sebagai landasan untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.

Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran meliputi perhitungan jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi, yaitu : Rumah tangga (Consumption=C), Pemerintah (Government=G), Investasi (Investment=I) dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M).

Selanjutnya Sukirno (2007) menjelaskan masing-masing komponen dalam menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran :

Y = C + I + G + (X-M) {alertSuccess}

Keterangan:

  • Y = Pendapatan Nasional
  • C = Konsumsi
  • I = Investasi
  • G = Pengeluaran pemerintah 
  • X = Ekspor
  • M = Impor

4. Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhan dalam satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah tangga atau dalam analisis makroekonomi lebih lazim disebut sebagai konsumsi rumah tangga (C). Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, membeli pakaian, membiayai jasa pengangkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya dan perbelanjaan tersebut dinamakan konsumsi, yaitu membeli barang dan jasa untuk memuaskan keinginan memiliki dan menggunakan barang tersebut.

Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan sebagai konsumsi rumah tangga. Kegiatan rumah tangga untuk membeli rumah digolongkan sebagai investasi. Seterusnya, sebagian pengeluaran mereka seperti membayar asuransi dan mengirim uang kepada orang tua atau anak yang sedang bersekolah tidak digolongkan sebagai konsumsi karena ia tidak merupakan pengeluaran terhadap barang atau jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Oleh karena itu pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga harus dianalisis penggunaannya dalam menentukan apakah termasuk konsumsi atau tidak.

5. Pengeluaran Pemerintah.

Berbeda dengan rumah tangga, yang membeli barang untuk memenuhi kebutuhannya, pemerintah membeli barang terutama untuk kepentingan masyarakat. Pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untuk menyediakan polisi dan tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan pembelanjaan untuk mengembangkan infrastruktur dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Pembelian pemerintah ke atas barang dan jasa dapat digolongkan kepada dua golongan yang utama: Konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah. Yang termasuk dalam golongan yang pertama (konsumsi pemerintah) adalah pembelian ke atas barang dan jasa yang akan dikonsumsikan, seperti membayar gaji guru sekolah, membeli alat-alat tulis dan kertas untuk digunakan dan membeli bensin untuk kendaraan pemerintah. Sedangkan investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk membangun prasarana seperti jalan, sekolah, rumah sakit dan irigasi.

6. Pembentukan Modal Tetap Sektor Swasta.

Pembentukan modal tetap sektor swasta atau lebih sering dinyatakan sebagai investasi, pada hakikatnya berarti pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa dimasa yang akan datang. Membangun gudang perkantoran, mendirikan bangunan industri, membeli alat- alat memproduksi adalah beberapa bentuk pengeluaran yang tergolong sebagai investasi. Pengeluaran untuk investasi ini dilakukan bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk digunakan dalam kegiatan memproduksi di waktu akan datang.

Dalam pengumpulan data mengenai investasi, pengeluaran tersebut dibedakan kepada tiga jenis perbelanjaan berikut:

  • a. Pengeluaran ke atas barang modal dan peralatan produksi
  • b. Perubahan-perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun
  • c. Pengeluaran-pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal.

7. Ekspor Neto

Nilai ekspor yang dilakukan suatu negara dalam satu tahun tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor neto. Ekspor suatu negara, seluruh atau sebagian dari nilainya, merupakan barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Oleh sebab itu nilainya harus dihitung ke dalam pendapatan nasional. Barang impor merupakan produksi dari negara lain; oleh sebab itu sebenarnya tidak perlu dihitung ke dalam pendapatan nasional. Dalam praktik penghitungan pendapatan nasional tidak dapat dielakkan keadaan di mana nilai barang impor termasuk dalam penghitungan. Dengan perkataan lain yang perlu dihitung ke dalam pendapatan nasional hanyalah ekspor neto, yaitu ekspor setelah dikurangi dengan impor.

Angka yang diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran menunjukkan besarnya Produksi Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) masyarakat dalam perekonomian tersebut.

E. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah hasil bagi pendapatan nasional dan jumlah penduduk suatu negara, jika ditulis dalam notasi sebagai berikut:

Pendapatan Nasional Pendapatan Per Kapita = Jumlah Pendapatan Nasional : Jumlah Penduduk Suatu Negara {alertSuccess}

Pendapatan per kapita merupakan ukuran internasional yang biasanya dipakai untuk menentukan tingkat kemakmuran suatu negara.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post