Interaksi Antar Ruang

 
Interaksi Antar Ruang

{getToc} $title={Daftar Isi}

Interaksi Antar Ruang

A. Bentuk-bentuk Interaksi Antar Ruang

Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku, baik melalui kontak langsung atau tidak langsung. Interaksi melalui kontak langsung terjadi ketika seseorang datang ke tempat tujuan. Interaksi tidak langsung terjadi melalui berbagai cara misalnya dengan membaca berita, melihat tayangan di televisi dan lain-lain.

Interaksi dapat terjadi dalam bentuk perjalanan menuju tempat kerja, migrasi (perpindahan penduduk), perjalanan wisata, pemanfaatan fasilitas umum, pengiriman informasi atau modal, perdagangan internasional, dan lain-lain.

Bentuk-bentuk interaksi antar ruang antara lain:

1. Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk adalah Interaksi dalam bentuk pergerakan atau perpindahan manusia, contohnya emigrasi, imigrasi, transmigrasi, urbanisasi, perjalanan penduduk antar wilayah untuk bekerja atau wisata.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah interaksi melalui perpindahan ide atau gagasan dan informasi, contohnya pengiriman informasi baik secara langsung maupun tidak langsung seperti membaca berita, melihat tayangan televisi, internet dan lain-lain.

3. Transportasi

Transportasi adalah interaksi melalui perpindahan barang atau energi, contohnya pengangkutan barang, perdagangan dan lain-lain.

Interaksi tersebut terjadi jika biaya untuk melakukan interaksi antar daerah asal dan tujuan lebih rendah dari keuntungan yang diperoleh. Contohnya, seorang yang pergi tempat kerja karena penghasilannya mampu menutupi biaya yang dikeluarkannya.

B. Terjadinya Interaksi Keruangan

Ada beberapa kondisi saling bergantung yang diperlukan untuk terjadinya interaksi keruangan antara lain disebabkan:

1. Saling melengkapi (complementarity)

Kondisi saling melengkapi terjadi jika ada wilayah wilayah yang berbeda jenis barang yang dihasilkannya. Misalnya, penduduk yang tinggal di wilayah pegunungan merupakan penghasil sayuran, sedangkan penduduk yang tinggal di wilayah pantai merupakan penghasil ikan. 

Penduduk yang tinggal di wilayah pegunungan membutuhkan ikan, sedangkan penduduk yang tinggal di wilayah pantai membutuhkan sayuran. Jika masing-masing memiliki kelebihan (surplus), maka penduduk yang tinggal di wilayah pegunungan melakukan interaksi dengan penduduk yang tinggal di wilayah pantai melalui aktivitas perdagangan atau jual beli.

2. Kesempatan antara (intervening opportunity)

Kesempatan antara merupakan suatu lokasi yang menawarkan alternatif lebih baik sebagai tempat asal maupun tempat tujuan. Jika seseorang akan membeli suatu produk, maka ia akan memperhatikan faktor jarak dan biaya untuk memperoleh produk tersebut. Contohnya, Pembeli ikan yang tinggal di wilayah Bandung biasanya membeli ikan ke wilayah Cirebon, namun kemudian diketahui wilayah Subang yang juga penghasil ikan. Karena wilayah Subang jaraknya lebih dekat dan biaya transportasinya lebih murah, para pembeli ikan dari wilayah Bandung akan beralih membeli ikan ke wilayah Subang. Akibatnya, interaksi antara wilayah Bandung dengan Cirebon melemah.

3. Keadaan dapat diserahkan/dipindahkan (transferability)

Pengangkutan barang atau juga orang memerlukan biaya. Biaya untuk terjadinya interaksi tersebut harus lebih rendah dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh. Interaksi antar ruang tidak akan terjadi apabila biaya pengangkutan barang terlalu tinggi dibandingkan dengan keuntungannya. Kemudahan transfer dan biaya yang diperlukan juga sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur atau sarana dan prasarana seperti jalan raya, jembatan, pelabuhan dan bandara yang menghubungkan daerah asal dan tujuan. Jalan yang rusak dan sulit untuk dicapai akan mengurangi kemungkinan terjadinya interaksi karena biaya untuk mencapainya juga akan lebih mahal. Sebagai contoh, seseorang akan menjual sayuran dari wilayah Indramayu ke wilayah Jakarta, namun jalan menuju wilayah Jakarta mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa dilalui. Akibatnya, orang tersebut tidak jadi menjual sayuran ke wilayah Jakarta.

C. Dampak Interaksi Antar Ruang Terhadap Kehidupan Manusia

• Bidang Sosial

Dalam bidang sosial, kita dapat mengambil satu contoh yaitu interaksi antara masyarakat negara berkembang dan maju. Di dalam suatu interaksi, tentunya akan ada dampak positif dan negatifnya.

Dampak Positif Bagi Negara Berkembang:

  • Produktifitas di negara berkembang semakin meningkat karena masuknya lebih banyak dari teknologi tepat guna.
  • Peningkatan penduduk negara berkembang yang semakin meningkat.

Dampak Negatif Bagi Negara Berkembang:

  • Modernisasi daerah kultur dapat melunturkan etika dan norma daerah tersebut.
  • Pengurangan tenaga produktif pertanian karena masyarakat negara berkembang lebih cenderung memiliki minat di bidang industri.

Dampak Positif Bagi Negara Maju:

  • Barang hasil produksinya yang laku di pasaran internasional
  • Banyaknya wisatawan yang berkunjung sehingga menambah devisa negara

Dampak Negatif Bagi Negara Maju:

  • Kepadatan penduduk di negara maju yang semakin meningkat.
  • Terbentuknya pemukiman kumuh karena penduduk yang berpendapatan rendah sulit untuk mendapatkan tempat bermukim.

• Bidang Ekonomi

Bidang ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan yang bagi negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Wujud nyata interaksi ruang terhadap aspek di bidang ekonomi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain terjadi dalam aspek-aspek berikut : 

  1. Aspek produksi: Suatu perusahaan dapat berproduksi di berbagai Negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. 
  2. Aspek pembiayaan: Suatu perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi di semua Negara & dunia.
  3. Aspek tenaga kerja: Suatu perusahaan global mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, 
  4. Aspek jaringan informasi: Masyarakat suatu Negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari Negara-negara.
  5. Aspek perdagangan: Terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non-tarif.

Dampak Positif Bidang Ekonomi: 

  • Pasar yang sangat terbuka untuk produk-produk ekspor (dengan catatan produk ekspor Indonesia dapat bersaing si pasar internasional). Dengan demikian kesempatan pengusaha Indonesia sangat terbuka dalam menciptakan produk berkualitas yang dibutuhkan oleh pasar dunia
  • Kesempatan kerja lebih terbuka, dan devisa Negara meningkat.
  • Mudah untuk mengakses modal investasi yang berasal dari luar negeri
  • Mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum diproduksi di Indonesia
  • Kegiatan pariwisata akan meningkat sehingga mampu membuka lapangan kerja dan juga menjadi ajang promosi produk-produk Indonesia

Dampak Negatif Bidang Ekonomi:

  • Masuknya tenaga kerja asing
  • Hilangnya pasar produk Indonesia karena kalah bersaing dengan produk luar negeri
  • Usaha- usaha di Indonesia akan mati karena banyak produk impor dipasaran Indonesia

• Bidang Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, kita dapat mengambil contoh yaitu sekolah-sekolah di negara maju (negara negara di benua Eropa dan Amerika) biasanya memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik dari negara berkembang. Agar kebutuhan akan pendidikan yang baik itu terpenuhi, maka penduduk negara berkembang akan pergi ke negara maju untuk menempuh pendidikan yang baik.

Di negara berkembang banyak siswa yang memiliki kemampuan/kecerdasan yang tidak kalah dari siswa di negara maju, sehingga sekolah-sekolah di negara maju juga akan memperoleh siswa-siswa cerdas dari negara berkembang. Maka terjadilah konektivitas dan ketergantungan antara siswa di negara berkembang dan sekolah di negara maju.

D. Kaitan Kondisi Alam dan Iklim dengan Kehidupan Penduduk

Kegiatan pada suatu penduduk/masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan geografisnya terutama adalah kondisi fisiknya yang terdiri atas kondisi iklim, jenis dan kualitas tanah, topografi, dan juga kondisi perairan. Mulai dari pantai yang merupakan dataran yang paling rendah hingga puncak gunung merupakan tempat tinggal dari manusia dengan segala aktivitasnya.

1. Daerah Pantai

Pengertian pantai adalah merupakan daratan yang berbatasan langsung dengan lautan. Masyarakat pantai memiliki beberapa karakteristik/sifat yang disesuaikan dengan keadaan alamnya. Berikut karakteristik penduduk pantai yaitu meliputi:

a. Mata pencaharian

Sebagian besar penduduk pantai adalah mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan daripada bercocok tanam. Hal ini dikarenakan kondisinya yang lebih dekat dengan laut dan juga karena kondisi dari tanah yang kurang cocok untuk bercocok tanam. Dengan melihat kondisi geografis yang ada maka masyarakat pantai akan memanfaatkan angin darat untuk melaut dalam rangka menangkap ikan dan memanfaatkan angin laut untuk kembali ke darat untuk menjual hasil tangkapannya selama di laut.

Pantai juga dapat digunakan sebagai tempat wisata maka penduduk juga akan memanfaatkannya hal tersebut sebagai penjual jasa wisata, misalnya sebagai pemandu wisata, menjual jasa sewa perahu, menyewakan kamar penginapan, warung kuliner, dan juga sebagai penjual souvenir khas di daerah pantai. 

Pada daerah pantai dapat juga sebagai tempat untuk budidaya untuk tanaman tertentu, walaupun untuk mata pencaharian sampingan. Contoh tanaman yang cocok untuk daerah pantai adalah melon, semangka dan buah naga. Aktivitas lain dari masyarakat pantai adalah perikanan air payau. Pada perikanan ini akan dibuatkan kolam yang luas yang sering disebut tambak. Jenis ikan yang sering dibudidayakan di tambak antara lain bawal, bandeng dan juga lobster.

b. Transportasi dan perdagangan

Pantai yang ada di Indonesia dipakai untuk sarana transportasi dan sarana bongkar muat. Sebagai contoh adalah pelabuhan bongkar muat di Tanjung Mas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya dan juga Tanjung Priok di Jakarta. Sedangkan contoh yang dipakai untuk sarana transportasi adalah di Pelabuhan Merak Provinsi Banten dan Pelabuhan Gili manuk. Adanya kegiatan transportasi dan juga perdagangan akan membentuk karakteristik masyarakat di sekitar pantai.

c. Pola pemukiman

Karena masyarakat pantai pada umumnya adalah bermata pencahariannya adalah sebagai nelayan maka bentuk/pola pemukimannya adalah membentuk pola yang memanjang/linear yang mengikuti garis pantai. Mengapa berpola linier? hal ini untuk memudahkan para nelayan untuk melaut. Pola pemukiman seperti ini hampir semua di seluruh wilayah Indonesia.

d. Kondisi fisik penduduk

Suhu udara di daerah pantai pada waktu siang hari sangat panas yaitu sekitar 270 Celcius dan bisa lebih dari pada itu. Penduduk yang tinggal di daerah pantai memiliki kulit yang gelap, hal ini disebabkan oleh karena mereka sering terpapar oleh sinar matahari secara langsung dan pakaiannya pun sangat tipis karena suhu yang panas tersebut. Untuk masyarakat pantai juga dalam berbicara sangat keras karena mereka harus beradu suara dengan gemuruh dari gelombang yang terus menerus.

e. Bentuk rumah

 Pada umumnya rumah yang terdapat didaerah pantai adalah atapnya terbuat dari genteng tanah dan banyak terdapat ventilasi. Maksud dari banyaknya ventilasi tersebut adalah supaya banyak udara dingin yang masuk ke dalam rumah.

Waktu belakangan ini kita sering mendengar banyaknya kerusakan pada ekosistem laut dan pantai. Contoh perusakan ekosistem di daerah pantai adalah penebangan hutan bakau sehingga akan menimbulkan abrasi pada garis pantai. Contoh perusakan ekosistem laut adalah penangkapan ikan dengan menggunakan pukat harimau dan mengakibatkan rusaknya terumbu karang. Karena rusaknya terumbu karang tersebut, maka ikan susah untuk dijumpai, ini akan mengakibatkan nelayan susah dalam mendapatkan ikan dan nelayan akan turun pendapatannya. Semua kerusakan dari ekosistem tersebut dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab kepada kelestarian lingkungan.

2. Dataran Rendah

Dataran rendah adalah merupakan daerah datar yang mempunyai ketinggian yang hampir sama. Pada daerah yang datar akan memudahkan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari menjadi lebih mudah. Kegiatan yang beragam dan penuh dengan kegiatan yang dinamis terjadi di dataran rendah. Pada daerah dataran rendah cocok dipakai menjadi daerah pertanian, perkebunan, peternakan, industri dan juga menjadi kegiatan sentra-sentra bisnis. 

Karena kondisi geografis yang datar maka pada dataran rendah bisa untuk dikembangkan seluas-luasnya. Dengan keanekaragaman yang ada di dataran rendah membuat terjadinya heterogenitas terhadap mata pencaharian penduduknya misalnya sebagai buruh, pedagang, pegawai kantor dan lain sebagainya.

Masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah akan memanfaatkan awal musim penghujan untuk mengolah lahan pertaniannya. Ini semua disebabkan oleh karena keadaan lahan pada dataran rendah sangat bergantung kepada musim. Di dataran rendah masyarakatnya sama dengan di daerah pantai yaitu memakai pakaian yang tipis dan rumahnya banyak menggunakan ventilasi serta atap rumahnya menggunakan genteng tanah. Karena mudahnya transportasi dan banyaknya pusat-pusat kegiatan maka akan menarik banyak orang untuk tinggal di dataran rendah. Akibat yang ditimbulkannya misalnya lahan sawah dan hutan akan berkurang untuk diganti menjadi pemukiman guna memenuhi tempat tinggal. Karena daerah resapan air berkurang yang telah digantikan pemukiman, maka pada musim penghujan akan terjadi bencana banjir, sedangkan pada musim kemarau akan terjadi kekeringan. Masalah lain sosial yang timbul adalah terjadinya pengangguran, polusi, dan juga penyakit masyarakat yang lainnya.

Di negara kita, penduduk dengan segala aktivitasnya hampir semuanya terpusatkan di daerah dataran rendah sehingga berakibat jumlah penduduk biasanya akan menjadi lebih besar jika dibandingkan daerah pantai ataupun di daerah dataran tinggi.

3. Dataran Tinggi

Daerah dataran tinggi di wilayah Indonesia mempunyai sistem pegunungan yang tersusun memanjang dan juga masih aktif. Dengan banyaknya pegunungan dan juga perbukitan akan membentuk relief daratan yang menyebabkan wilayah Indonesia mempunyai tanah yang subur, udara yang sejuk, dan mempunyai alam yang sangat indah. Salah satu fungsi dataran tinggi adalah dijadikan sebagai daerah untuk tangkapan air hujan (catchment area). Selain bisa mencukupi terhadap kebutuhan air tanah di wilayah sekitarnya, daerah tangkapan air hujan juga bisa mencegah terjadinya bencana banjir pada daerah bawah. Hutan yang masih terjaga dengan pepohonannya yang besar-besar akan mencegah terjadinya erosi, bisa juga digunakan untuk suaka margasatwa, cagar alam, atau bisa juga sebagai obyek wisata. 

Di daerah dataran tinggi memiliki curah hujan yang tinggi dan suhunya lebih dingin jika dibandingkan dengan daerah pantai atau daerah dataran rendah. Dengan demikian penduduk yang tinggal di daerah dataran tinggi memiliki pola makan dan tata cara berpakaian yang berbeda jika dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Biasanya mereka akan mengonsumsi makanan yang dapat menghangatkan tubuh mereka dan akan berpakaian lebih tertutup. Di daratan tinggi, rumahnya mempunyai ventilasi yang sedikit dan atapnya terbuat dari seng, hal ini sangat berbeda jika kita bandingkan dengan daerah pantai ataupun dataran rendah. Dengan pemakaian seng supaya panas matahari dapat tersimpan dan dapat menghangatkan suhu, sedangkan untuk ventilasi yang sedikit bertujuan supaya udara dingin tidak terlalu banyak yang masuk ke dalam rumah. Pola dari rumah penduduk pada daerah dataran tinggi adalah pada umumnya menyebar mengikuti lereng dan akan mengelompok pada daerah yang memiliki lahan yang subur dan relatif lebih datar.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post