Lembaga Sosial

Lembaga Sosial

{getToc} $title={Daftar Isi}


Lembaga Sosial

A. Pengertian Lembaga Sosial

Lembaga sosial adalah keseluruhan dari sistem norma yang terbentuk berdasarkan tujuan dan fungsi tertentu dalam masyarakat. Latar belakang terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu sebagai makhluk sosial yang tidak mampu untuk hidup sendiri, saling membutuhkan satu sama lain. Maka, terciptalah aturan-aturan (pedoman) yang kemudian disebut dengan norma kemasyarakatan untuk mengatur hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat.

Tingkatan Norma dalam Masyarakat :

• Cara (Usage)

Cara (usage) adalah pola perbuatan yang terbentuk akibat adanya proses interaksi sosial yang terjadi terus menerus. Sanksi pelanggaran cara (usage) hanya sebatas celaan dari individu lainnya.

• Kebiasaan (Folksway)

Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama karena banyak individu yang menyukai perbuatan tersebut. Kebiasaan merupakan perkembangan dari cara dan memiliki kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara. Sanksi yang diberikan terhadap para pelanggar kebiasaan ialah berupa sindiran, teguran, dan gunjingan dari individu lainnya.

• Tata Kelakuan (Mores)

Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh kelompok terhadap anggotanya. Tata kelakuan (mores) merupakan tahap setelah kebiasaan (folkways). Pelanggaran terhadap tata kelakuan akan dikenai sanksi dikucilkan atau dikutuk oleh sebagian besar masyarakat.

• Adat Istiadat (Customs)

Tata kelakuan (mores) yang kekal dan kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat pada tahap selanjutnya dapat berubah menjadi adat istiadat (customs). Pelanggar adat istiadat akan menerima sanksi adat yang keras dari anggota masyarakat lainnya.

B. Bentuk Lembaga Sosial

1. Lembaga Sosial

Pengertian lembaga sosial (social institution) merujuk pada dua pengertian yaitu 1. Sistem nilai dan norma sosial, 2. Bentuk atau organ sosial. Para sosiolog mendefinisikan lembaga sosial berdasarkan aspek mana yang lebih utama. Adapun pendapat tersebut antara lain:

a. Paul Horton dan Chester L. Hunt

Lembaga sosial adalah sistem norma-norma dan hubungan-hubungan penyatuan nilai dan prosedur-prosedur tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

b. Peter L Berger

Lembaga sosial adalah prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia ditekankan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak sesuai dengan keinginan masyarakat.

c. Mayor Polak

Lembaga sosial adalah kompleks atau sistem peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai penting.

d. W. Hamilton

Lembaga sosial adalah tata cara kehidupan kelompok dengan derajat sanksi.

e. Robert Mac Iver dan CH page

Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara untuk mengatur hubungan antar manusia dalam suatu kelompok masyarakat.

f. Leopold Von Wiese dan becker

Lembaga sosial adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan kelompok yang berfungsi memelihara hubungan tersebut sesuai minat dan kepentingan individu dan kelompok.

g. Koenjaraningrat

Lembaga sosial adalah sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus manusia.

h. Soerjono Soekanto

Lembaga sosial adalah himpunan norma berkisar dari segala tingkatan kebutuhan pokok manusia.

Dari berbagai pengertian di atas, diketahui bahwa lembaga sosial berkaitan dengan :

a. Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung dan mempengaruhi.

b. Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah dan dipertahankan sesuai dengan kebutuhan hidup.

c. Seperangkat norma yang mengatur hubungan antar warga masyarakat agar dapat berjalan tertib dan teratur.

Dari berbagai pengertian yang telah dijabarkan dapat ditarik suatu pengertian dari lembaga sosial. Lembaga sosial merupakan sekumpulan norma yang tersusun secara sistematis yang terbentuk dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia yang bersifat khusus. Lembaga sosial sebagai sistem gagasan terorganisasi yang ikut serta dalam perilaku. Untuk memfungsikan sekumpulan norma atau gagasan perilaku, setiap lembaga sosial memiliki beberapa asosiasi atau organisasi. Hubungan antara lembaga sosial dan asosiasi.

2. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Jenis-jenis lembaga pendidikan meliputi pendidikan formal, nonformal, dan informal. (Kemendikbud edisi revisi 2013)

3. Lembaga Ekonomi

Pada hakikatnya tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat.(internet)

4. Lembaga Politik

Lembaga politik adalah lembaga yang berhubungan dengan administrasi dan umum aturan untuk pencapaian keamanan dan ketentraman masyarakat. Lembaga yang asisten seperti sistem hukum dan perundang-undangan, polisi, angkatan bersenjata, pegawai negeri, pihak, hubungan diplomatik. Bentuk lembaga atau institusi politik yang mengkoordinasikan semua kegiatan dimaksud negara di atas.

5. Lembaga Budaya

Lembaga budaya adalah lembaga publik dalam suatu negara yang berperan dalam pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, lingkungan, seni, dan pendidikan pada masyarakat yang ada pada suatu daerah atau Negara.(internet)

C. Fungsi dan Peran Lembaga Sosial

Setiap lembaga yang ada dalam masyarakat tentunya memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Adapun fungsi dan peran masing-masing lembaga sebagai berikut :

1. Lembaga Sosial

Lembaga sosial adalah satu jenis lembaga yang mengatur proses dan prosedur dalam hubungan antar sesama manusia, ketika semua sedang menjalani kehidupan sosial dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup antar sesama. Istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah sosial institution. Lembaga sosial juga di definisikan sebagai lembaga masyarakat. Hal ini karena lembaga sosial mengacu pada tata cara mengatur perilaku anggota masyarakatnya. Sebuah pendapat lain bahwa tatanan sosial adalah sistem perilaku dan hubungan yang berpusat pada aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Sementara itu, lembaga sosial menurut Koentjaraningrat adalah unit norma khusus yang mengatur serangkaian tindakan khusus bermotif untuk keperluan manusia dalam kehidupan sosial. Lembaga sosial memiliki sejumlah ciri atau karakteristik. Ciri umum lembaga sosial adalah sebagai berikut.

• Lembaga sosial memiliki kekekalan tertentu yang biasanya berlangsung lama. Hal ini terjadi karena adanya anggapan orang bahwa lembaga sosial berisi sekumpulan norma yang harus dipertahankan. Norma tersebut sangat dibutuhkan untuk mengatur kehidupan atau hubungan antar manusia, misalnya dalam keluarga.

• Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu, misalnya lembaga pendidikan bertujuan untuk mentransfer nilai, norma, dan ilmu pengetahuan kepada generasi berikutnya.

• Lembaga sosial memiliki alat atau perangkat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, misalnya lembaga politik memiliki bendera atau lambang, lembaga ekonomi memiliki uang sebagai alat tukar, dan lain-lain. Dalam masyarakat Indonesia yang heterogen, terdapat berbagai jenis lembaga sosial yang satu dan lain saling berhubungan dan saling melengkapi. Lembaga-lembaga sosial tersebut adalah keluarga, lembaga agama, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan, lembaga budaya, dan lembaga politik.

2. Lembaga Pendidikan

Menurut Undang-Undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Apakah yang dimaksud dengan lembaga pendidikan? Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Jenis-jenis lembaga pendidikan meliputi pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar jalur pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

a. Pendidikan Formal (Lembaga Pendidikan Sekolah)

 Pendidikan formal merupakan pendidikan di sekolah yang diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik warga negara. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sementara itu, jenis pendidikan formal terdiri atas pendidikan umum, kejuruan, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

b. Lembaga Pendidikan di Masyarakat (Pendidikan Nonformal)

 Pendidikan nonformal di selenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Satuan pendidikannya terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil dari pendidikan nonformal ini dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

c. Pendidikan informal (Lembaga Pendidikan Keluarga)

 Kegiatan pendidikan keluarga disebut juga lembaga pendidikan informal. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga ini lah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Pendidikan keluarga juga dikatakan lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak berada dalam lingkungan keluarga.

3. Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi ialah lembaga yang mempunyai kegiatan bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Lembaga ekonomi lahir sebagai suatu usaha manusia menyesuaikan iri dengan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yang berkaitan dengan pengaturan dalam bidang-bidang ekonomi dalam rangka mencapai kehidupan yang sejahtera. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 terdapat tiga lembaga perekonomian yang ada di Indonesia. Yaitu koperasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Koperasi adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial, sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. BUMN adalah jenis bidang usaha dan produksi yang langsung diusahakan dan dikelola oleh negara. BUMS adalah jenis bidang usaha dan produksi yang langsung diusahakan dan dikelola oleh masyarakat atau swasta. 

4. Lembaga Politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Dalam politik, terdapat lembaga politik yang menangani masalah administrasi dan tata tertib umum demi tercapainya keamanan dan ketenteraman masyarakat.

Lembaga-lembaga politik yang berkembang di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Lembaga-lembaga politik tersebut adalah seperti berikut:

  • a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
  • b. Presiden dan Wakil Presiden
  • c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
  • d. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
  • e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
  • f. Mahkamah Agung (MA)
  • g. Pemerintahan Daerah

D. Keterkaitan Interaksi Sosial dengan Berbagai Lembaga

1. Interaksi Sosial dengan Lembaga Sosial

Melihat posisi lembaga sosial yang ada dalam lingkungan masyarakat ialah sebagai wadah yang memiliki wewenang mengatur perilaku manusia agar perilaku manusia tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku dan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan. 

Contoh ketika terjadi perkelahian antar pemuda desa karena faktor salah paham, maka pihak yang berwenang akan mengambil jalan tengah mengatasi perselisihan tersebut dengan cara kekeluargaan dan musyawarah mufakat. Perilaku yang dilakukan oleh pihak tersebut telah mencerminkan fungsi dari lembaga sosial dalam masyarakat yaitu mengatur segala perilaku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku di lingkungan sosial masyarakat sehingga tercipta kehidupan sosial masyarakat yang aman dan tentram.

2. Interaksi Sosial dengan Lembaga Pendidikan

Manusia pertama kali memperoleh pendidikan ialah dari kedua orang tuanya semasa ia masih kecil. Selanjutnya pendidikan tersebut berlangsung di lingkungan sosial masyarakat, dan terus berlanjut sampai pada pendidikan yang ada di lingkungan sekolah. Ketiga lingkungan pendidikan bagi manusia ini memiliki peranan masing-masing terhadap perkembangan manu sia itu sendiri. Masing-masing lingkungan ini sudah memiliki patokan dasar atau porsi dalam upaya mendidik manusia agar terbentuk insan yang bermoral dan berkarakter.

Karena kembali lagi peran dari pendidikan adalah melakukan perubahan terhadap perilaku manusia melalui proses pembelajaran, pelatihan dan juga pengajaran. Adanya pendidikan ini juga diharapkan mampu menanamkan sikap sopan dan santun bagi setiap manusia dalam bersikap dan bertindak ,sehingga keberhasilan dari pendidikan ini dapat dilihat ketika objek pendidikan (manusia) mampu menerapkan apa-apa yang telah didapatkan dalam dunia pendidikan secara baik di lingkungan sosial masyarakatnya. Kembali lagi bahwa manusia memperoleh pendidikan adalah agar ia mampu menempatkan posisinya dengan baik di lingkungan sosial masyarakat yang merupakan lingkungan terpenting kedua setelah keluarga, karena tidak selamanya manusia akan hidup dalam lingkungan sekolah saja. Ketika pendidikan yang diterima oleh manusia berada pada tatanan kualitas yang baik, maka dalam menjalin hubungan dengan siapapun akan terasa mudah dan cepat terjalin komunikasi yang interaktif.

3. Interaksi Sosial dengan Lembaga Ekonomi

Telah kita ketahui bahwa kebutuhan ekonomi terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Semua kegiatan ekonomi ini selalu berkaitan dengan manusia satu dengan manusia lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan ekonomi ini harus melibatkan banyak orang dalam proses pelaksanaannya, sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud secara maksimal. Lembaga ekonomi dalam hal ini dapat dicontohkan dengan Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan organisasi lain terkait pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat yang memiliki peran penting dalam usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat secara umum. Salah satu contoh dari adanya hubungan interaksi sosial dengan lembaga ekonomi misal di wilayah desa, pihak pemerintah setempat dapat membuka lowongan pekerjaan dengan segala sesuatu yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat desa, tentunya disesuaikan juga dengan skill dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat desa secara umum. Sehingga lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah setempat dapat bermanfaat dan mampu menjadi salah satu upaya solutif mengatasi permasalahan ekonomi.

4. Interaksi Sosial dengan Lembaga Politik

Lembaga politik menangani masalah administrasi dan tata tertib umum demi tercapainya keamanan dan ketentraman masyarakat. Lembaga sosial merupakan pembantu lembaga politik yang berwujud organisasi hukum, perundang-undangan, kepolisian, angkatan bersenjata, kepegawaian, kepartaian, dan hubungan diplomatik. 

Bentuk lembaga yang mengkoordinasi segala kegiatan tersebut disebut Negara. Dari definisi tersebut tampak jelas bahwa lembaga politik akan berkaitan dengan kehidupan politik. Kehidupan politik menyangkut tujuan dari keseluruhan masyarakat agar tercapai suatu keteraturan dan tertib kehidupan. Adapun yang di atur dan ditertibkan dalam masyarakat adalah kepentingan-kepentingan dari para warga masyarakat itu sendiri. Sehingga tidak terjadi benturan antara kepentingan satu orang atau kelompok orang dengan kepentingan orang atau kelompok orang lain.

Sebagai contoh adanya perkumpulan pemuda dengan pihak pemerintah setempat yang akan membahas mengenai perbaikan fasilitas desa atau lainnya, mereka ikut terlibat secara aktif dari pembuatan kebijakan tersebut, pelaksanaan sampai pada pengawasannya. Sehingga timbul hubungan interaksi yang harmonis dan positif dari pihak pemerintah maupun pihak pemuda itu sendiri. Dengan demikian peran dari lembaga politik dalam masyarakat berjalan dengan maksimal dan baik.

5. Interaksi Sosial dengan Lembaga Budaya

Peran lembaga budaya di era modern saat ini menjadi penting mengingat berkembangnya krisis kesadaran budaya dari generasi muda. Peningkatan kesadaran budaya ini dapat dilakukan melalui pembentukan komunitas sadar budaya yang mewadahi generasi muda untuk lebih aktif lagi dalam menggiatkan apa-apa terkait dengan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

Dengan demikian, negara lain tidak mudah mengklaim kebudayaan milik Negara Indonesia sebagai budaya negaranya tersebut. Namun berbicara mengenai budaya tidaklah terbatas hanya pada kesenian saja, namun juga terhadap ide atau gagasan, nilai dan norma yang mengatur hidup masyarakatnya. Terlepas dari itu, secara umum lembaga budaya disini memiliki peran yang penting dalam menjaga dan melestarikan segala macam dan bentuk budaya yang dimiliki oleh Negara Indonesia.

E. Manfaat Interaksi Sosial dengan Lembaga

Adapun beberapa manfaat yang diperoleh dalam hubungan sosial atau interaksi sosial dengan berbagai macam lembaga yang ada di dalam masyarakat :

1. Dapat mencapai tujuan bersama dari masing-masing lembaga.

2. Permasalahan yang ada dalam masing-masing lembaga dapat teratasi dengan mudah.

3. Timbulnya semangat kerja sama yang aktif dari setiap lembaga.

4. Memperluas relasi dalam hidup berlembaga.

5. Melatih jiwa kepemimpinan yang baik dalam hidup berlembaga.

6. Melatih individu atau pun kelompok untuk dapat berinteraksi dengan berbagai karakter yang berbeda dalam hidup berlembaga.

7. Memperluas wawasan dan pengalaman berlembaga.

8. Mampu menunjukkan jati diri masing-masing lembaga.

9. Melatih disiplin dan tanggung jawab seseorang dalam menjalankan kehidupan berlembaga.

10. Melatih individu atau kelompok untuk kuat dalam menghadapi berbagai tekanan yang ada dalam hidup berlembaga.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post