Cerita Heroik Dibalik Penindasan Zaman Dahulu

 
Cerita Heroik Dibalik Penindasan Zaman Dahulu

{getToc} $title={Daftar Isi}

Cerita Heroik Dibalik Penindasan Zaman Dahulu

A. Perlawanan Bangsa Indonesia

Perlawanan Rakyat Maluku

1. Perlawanan rakyat Maluku antara lain berkobar di Pulau Saparua yang dipimpin oleh Thomas Mattulessi (Pattimura) pada tahun 1817.

2. Perlawanan rakyat Saparua menjalar ke Ambon, Seram, dan pulau-pulau lainnya. Untuk memadamkan perlawanan rakyat Maluku ini, Belanda mendatangkan pasukan dari Jawa. Ratusan orang gugur dalam pertempuran dan Pattimura pun akhirnya berhasil ditangkap Belanda.

3. Pemimpin perlawanan kemudian digantikan oleh Martha Christina Tiahahu, seorang pejuang perempuan. Sayangnya dia juga ditangkap.

4. Akibat pemberontakan ini, pemerintah Belanda menerapkan kebijakan ketat. Rakyat Maluku, terutama rakyat Saparua, dihukum berat. Monopoli rempah-rempah pun diberlakukan kembali oleh pemerintah Belanda.

Perlawanan Rakyat Jawa

1. Perlawanan rakyat Jawa antara lain ketika Pangeran Diponegoro memimpin perlawanan terhadap Belanda (1823-1830). Perlawanan ini dibantu oleh Sentot Alibasyah Prawirodirdjo, Kyai Mojo, dan Pangeran Mangkubumi,

2. Untuk menghadapi pasukan Diponegoro, Belanda melakukan strategi untuk memperlemah kekuatan rnusuh. Mereka mengangkat kembali Sultan Sepuh (Hamengkubuwono II). lni bertujuan agar para bangsawan yang membantu Diponegoro kembali ke istana.

3. Pada tahun 1830, Pangeran Diponegoro diajak berunding oleh Jenderal De Kock di Magelang. Namun, De Kock berhianat. Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Menado. Setelah itu dipindahkan ke Makassar hingga akhir hayatnya.

Perlawanan Rakyat Sumatera Barat (Minangkabau)

1. Awalnya, perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Belanda di Sumatera berkobar di Minangkabau (Sumatera Barat). Perlawanan terhadap pemerintah Hindu belanda tersebut dimulai dengan perang saudara antara kaum Adat dan kaum Paderi.

2. Pada mulanya, pimpinan Paderi dipegang oleh Tuanku nan Renceh, kemudian oleh Datuk Bendaharo, Tuanku Pasaman, dare Makin Basa. Malim Basa kemudian dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol.

3. Berkobarnya Perang Diponegoro memaksa Belanda melakukan perdamaian dengan kaum Paderi,

4. Setelah Perang Diponegoro berakhir, Belanda melakukan serangan. Bahkan, Belanda berhasil merebut markas kaum Paderi di Bonjol. Setahun setelah itu, kaum Adat bersatu dengan kaum Paderi. Path tahun 1833. mereka berhasil merebut kembali Kota Bonjol.

5. Pada tahun 1837, Bonjol kembali direbut oleh Belanda dan Imam Bonjol pun ditangkap. la dibuang ke Ambon, kemudian ke Minahasa.

Perlawanan Rakyat Aceh

1. Aceh diserang oleh Belanda untuk pertama kali, pada 15 April 1873, dengan 3.000 tentara. Serangan ini dipimpin oleh Mayor Jenderal J. H. R. Kohler yang tewas di pekarangan masjid besar.

2. Pada masa itu, muncul Teuku Umar yang didampingi istrinya, Cut Nyak Dien, yang juga ikut melakukan penyerangan terhadap Belanda. Kala itu, Teuku Umar berpura-pura menyerah, tetapi is menyerang Belanda setelah diberi senjata lengkap.

3. Dr. Snouck Hurgronje dalarn bukunya De Atiehers (Orang Aceh) mengusulkan bahwa rakyat Aceh harus diadu domba antara golongan teuku (Bangsawan) dan tengku (Ulama), kemudian diserang habis-habisan.

4. Tugas tersebut diserahkan kepada Kolonel J. B, van Heutz yang segera membentuk lvlarsose (Pasukan gerak cepat) Satu per satu para pemimpin Aceh gugur dan menyerah. Teuku Umar gugur di Meulaboh.

Perlawanan Rakyat Sumatera Utara (Tapanuli)

1. Perlawanan rakyat Sumatera Utara terhadap Belanda antara lain terjadi di Tapanuli selama kurang lebih 29 tahun, dimulai tahun 1878 dan berakhir tahun 1907.

2. Tentara Belanda yang berkedudukan di Tarutung diserang oleh pasukan Si Singarnangaraja XII yang bermarkas di Bakkara.

3. Pada 17 Juni 1907, Si Singamangaraja XII yang memusatkan pertahanan terakhir di Dairi, gugur karma ditembak oleh Belanda. Hal ini membuat berakhirnya perang Tapanuli.

Perlawanan Rakyat Bali

1. Pada masa ILL pemerintah Belanda dan raja-raja di Bali sudah memiliki satu perjanjian Perjanjian itu untuk membebaskan setiap kapal Belanda yang karam di perairan Bali apabila telah dibayar.

2. Perjanjian ini diadakan sehubungan dengan adanya hak tawan karang yang dimiliki raja-raja Bali tersebut. Hak tawan karang adalah hak para raja Bali untuk merampas kapal-kapal yang karam di perairan Bali.

3. Oleh karena pemerintahan Belanda melanggar perjanjian tersebut, para raja Bali memberlakukan kembali haknya ini.

4. Pada tahun 1849, Belanda melancarkan serangan besar-besaran yang dilakukan Belanda terhadap kerajaan-kerajaan di Bali. Pasukan Belanda ini dipimpin Jenderal Michiels. Selanjutnya. Jagaraga pun dapat direbut Setelah berhasil merebut Jagarega, Belanda dan merebut Klungkung, Karangasem. dan Gianyar.

Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan

1. Ketika Gubernur Jenderal van der Capellen ingin memperbarui Perjanjian Bongaya, Kerajaan-kerajaan di Sulawesi, tenitama Kerajaan Bone. menantang keras usaha tersebut. Hal ini membuat Belanda harus mengirim ekspedisi militer untuk menaklukkan daerah Sulawesi Selatan.

2. Pada tahun 1824, Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Tanete mempersiapkan pasukan sebanyak kurang lebih 4.000 orang untuk menghadapi Belanda.

3. Perlawanan selanjutnya tetap dilakukan Kerajaan Bone di bawah pimpinan Sultan Bone, Raja Putrk Pasukan Kerajaan Bone menyerang pos-pos Belanda di Pajangkene dan La’bakkang.

4. Pada tahun 1825, akhirnya Kerajaan Bone dapat ditaklukkan. Penaklukan Belanda atas Kerajaan Bone mempermudah usaha Belanda untuk menguasai kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi.

Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan (Banjar)

1. Perlawanan rakyat Banjar terhadap Pemerintah Belanda meletus pada tahun 1859. Hal ini disebabkan ketidaksenangan rakyat dan beberapa bangsawan Banjar terhadap campur tangan Belanda, terutama pada pengangkatan Pangeran Tamjidillah menjadi seorang sultan.

2. Perlawanan terhadap Belanda dipimpin oleh Pangeran Antasan. Rakyat mengepung benteng Belanda di Pengaron.

3. Pada tahun 1859, tiga tokoh setempat, yaitu Haji Buyasin, Kyai Lang Lang, dan Kyai Demang Leman menyerang benteng Belanda di Tabanio.

4. Pada tahun 1862, Pangeran Hidayat. berhasil ditangkap Belanda, kemudian dibuang ke Cianjur. Sementara itu, Pangeran Antasari meninggal dunia.

5. Perlawanan dilanjutkan oleh Gusti Mas Said, Pangeran Mas Natawijaya, Tumenggung Surapati, Tumenggung Naro, Penghulu Rasyid, Gusti Matseman, dan Pangeran Perbatasari. Siasat yang digunakan dalam perlawanan adalah perang gerilya.

B. Kebijakan dan Pengaruh Pemerintah Kolonial terhadap Bangsa Indonesia

Kebijakan Bidang Politik

Portugis

1. Setelah selesai Malaka, Portugis ingin memperluas pengaruh ke Maluku. Caranya dengan mendekati penguasa-rencana lokal.

2. Dalam pertikaian antara Kerajaan Hitu dan Kerajaan Seram, Portugis memberikan bantuan kepada Hitu. Sebagai imbalan, Portugis mendapat hak monopoli perdagangan.

3. Dalam pertikaian antara Kerajaan Ternate dan Tidore, Portugis memberikan bantuan kepada Ternate agar mendapatkan keuntungan dalam perdagangan.

4. Portugis juga ikut campur dalam urusan kerajaan. Di Ternate. Portugis menurunkan raja Tabariji dan mengangkat Sultan Khairun.

Inggris

1. Di bawah bendera EIC, Inggris gagal mendominasi kehidupan ekonomi dan politik di Indonesia.

2. Baru pada abad ke-19 di bawah pemerintahan Thomas Raffles, Inggris dapat menanamkan pengaruh politiknya di Indonesia, meskipun hanya terbatas di Jawa. Raffles membagi Pulau Jawa dalam 16 keresidenan.

Belanda

1. Perluasan pengaruh politik dilakukan VOC dengan mengadakan perjanjian-perjanjian yang mengikat. Perjanjian dilakukan dengan penguasa setempat. antar penguasa (salah satu penguasa kemudian meminta bantuan VOC), atau antara VOC dan Serikat dagang Eropa Iainnya.

2. Di Maluku, VOC mengadakan perjanjian dengan kerajaan Hitu dan Ternate. yang memberi hak monopoli kepada VOC.

3. Di Jawa, VOC berhasil menguasai Kota Jayakarta (1619) dengan menyingkirkan kerajaan Banten.

4. Di Sulawesi, VOC berhasil memaksa penguasa kerajaan Gowa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya.

Kebijakan Bidang Ekonomi 

Portugis

1. Di Maluku, portugis menjalin kerja sama dengan kerajaan Ternate sehingga Portugis memperoleh hak istimewa untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah.

2. Portugis juga berhasil memonopoli perdagangan lada di Samudra Pasai (Aceh) dan Minangkabau (Sumatera Barat).

Inggris

1. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh serikat dagang East India Company (EIC).

2. Mereka berhasil menjalin perdagangan dengan beberapa kerajaan, seperti kesultanan Aceh, kerajaan Banjar, dan Gowa.

Belanda

1. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh Serikat dagang VOC yang pertama kali berpusat di Ambon. Di bawah gubernur Jenderal pertamanya, yakni Pieter Both. VOC berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku.

2. VOC membatasi tanaman rempah-rempah di Maluku agar produksi tidak meningkat. VOC ingin harga rempah-rempah di Eropa tetap tinggi.

3. Pada 31 Mei 1619, VOC berhasil menaklukkan Jayakarta. Sejak itu pula, VOC mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia.

4. Dari Batavia, VOC memperluas pengaruh ekonominya ke seluruh Jawa serta wilayah lain, seperti Sulawesi Sumatra dan Kalimantan.

5. VOC melakukan monopoli lada di Banten setelah berhasil menjatuhkan Sultan Ageng Tirtayasa.

6. VOC menerapkan tanam paksa (cultuurstelse) di beberapa daerah yang dikuasai, seperti penanaman kopi di Priangan pada pertengahar abad ke-18.

Kebijakan Bidang Sosial dan Budaya

1. Di bidang sosial dan budaya, kebijakan pemerintah kolonial sangatlah terbatas.

2. Pada masa Raffles, pemerintah kolonial memberi bantuan kepada para ahli pengetahuan, seperti Horsfi eld. Crawford, dan Mackensie, untuk menyelidiki peninggalan sejarah kuno di Indonesia.

3. Pemerintah Raffles juga membantu lembaga-lembaga Kebudayaan, seperti Bataviaasch Genootschap, untuk memajukan kebudayaannya. Di samping itu, Raffles pun menerbitkan buku yang berjudul History of Java pada tahun 1817.

Kebijakan Bidang Pendidikan

1. Dalam hal pendidikan, Belanda menerapkan kebijakan (politik) etis. Politik etis atau politik balas Budi merupakan suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial Belanda memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa.

2. Dalam bidang pendidikan, didirikanlah bermacam sekolah bagi semua golongan masyarakat yaitu antara lain sebagai berikut.

  • a. Sekolah kelas I (untuk anak-anak pegawai negeri, orang berkedudukan, dan orang berharta)
  • b. Sekolah kelas II (untuk anak-anak pribumi pada umumnya).
  • c. Sekolah pamong Praja (osvia).
  • d. Sekolah dokter Jawa (stovia).

Pengaruh Kebijakan Pemerintah Kolonial bagi Rakyat Indonesia

Pengaruh politik

1. Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia berpengaruh pada kekuasaan para penguasa lokal, seperti Raja, Sultan. dan Adipati. Mereka tidak lagi memiliki kekuasaan yang besar karena sering dicampuri pemerintah kolonial.

2. Dengan fakta seperti ini, tidak jarang bahwa kekuasaan penguasa lokal terhadap wilayahnya hanya secara de jure (hukum), tetapi secara de facto (kenyataan) dikuasai oleh pemerintah kolonial. Pemerintah tidak jarang, secara langsung, mencampuri urusan politik suatu daerah.

Pengaruh Ekonomi

1. Pada masa Thomas Stamford Raffles, pemerintah kolonial berusaha menerapkan kebijakan ekonomi liberal yang menguntungkan pemerintah dan rakyat.

2. Pada masa berikutnya, pemerintah kolonial Belanda berusaha mengerahkan seluruh potensi rakyat Indonesia untuk membangun negara Belanda.

3. Pemerintah Belanda melalui Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch menerapkan kebijakan tanam paksa. Dalam kebijakan ini, rakyat Indonesia yang memiliki tanah pertanian diwajibkan menanam tanaman yang laku sebagai komoditas tanaman ekspor dunia.

4. Praktik tanam paksa menyebabkan munculnya kritik dari berbagai pihak, termasuk dari orang-orang Belanda sendiri. Praktik ini kemudian dihapus pada tahun 1870 setelah dikeluarkannya Undang-Undang Agraria (Agraria Wet) dan Undang-Undang Gula (Sulker Wet).

5. Kebijakan ini disebut juga kebijakan pintu terbuka. Kebijakan pintu terbuka membuat para pengusaha dari berbagai negara dapat menanamkan modalnya di Indonesia, baik di perkebunan kopi, tebu, kina, karet, maupun tembakau.

6. Untuk mendukung kebijakan itu. dibuatlah sistem kontrak sehingga rakyat Indonesia yang bekerja disebut kuli kontrak. Agar para kuli tersebut tidak lari dari perkebunan, para pengusaha diberi hak poenale sanctie yang merupakan hak untuk meminta kepada polisi agar menangkap dan mengembalikan kuli yang lari dari perkebunan.

Pengaruh Sosial

Dalam masyarakat muncul kelompok masyarakat berdasarkan golongan, yakni kelompok masyarakat Eropa, masyarakat Timur Asing (Tionghoa, India, dan Arab), dan masyarakat pribumi.

Pengaruh terhadap Kehidupan Budaya

1. Bangsa Barat memiliki kebiasaan dan tradisi tersendiri. Kedatangan mereka berpengaruh pada budaya lokal.

2. Muncul berbagai tradisi barat yang kemudian berkembang dalam masyarakat pribumi, khususnya di kalangan bangsawan, seperti tradisi dansa.

Pengaruh Terhadap Pendidikan

1. Diterapkannya kebijakan (Politik) Etis pada masa pemerintahan kolonial Belanda memunculkan golongan terpelajar di Indonesia.

2. Mereka menjadi tulang punggung meningkatnya kesadaran bersama untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post