Indonesia dan ASEAN

 
Indonesia dan ASEAN

{getToc} $title={Daftar Isi}

Indonesia dan ASEAN

Sebagaimana negara-negara tetangga yang berada dalam satu wilayah regional, negara-negara ASEAN pasti melakukan kerja sama disegala bidang. Tahukah Anda kerja sama apa saja yang dijalin oleh negara-negara ASEAN? Bagaimana peran Indonesia dalam menjalin kerja sama di negara-negara ASEAN? Semua pertanyaan tersebut akan dibahas dalam materi berikut.

Sejak awal terbentuknya, Indonesia menyatakan diri sebagai anggota aktif ASEAN yang terus ikut mengambil peran dalam setiap event yang diadakan organisasi ini. Bentuk-bentuk peran Indonesia tersebut telah dirangkum dan akan dijabarkan sebagai berikut:

A. Menjadi Salah Satu dari 5 Pendiri ASEAN

Di awal terbentuknya, perwakilan dari 5 negara di kawasan Asia Tenggara yaitu Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Indonesia mengadakan konferensi di Bangkok pada tanggal 5 Agustus 1967. Tiga hari kemudian perjanjian Bangkok ditandatangani dan terbentuklah ASEAN. Lima perwakilan yang hadir saat itu adalah menteri luar negeri dari tiap-tiap negara. Dari Indonesia ada Adam Malik, Thanat Koman dari Thailand, Tun Abdul Razak dari Malaysia, S. Rajaratnam dari Singapura dan Narsisco Ramos dari Filipina. Jadi dapat dikatakan, Indonesia punya peran penting dalam terbentuknya ASEAN.

B. Penyelenggara KTT ASEAN yang Pertama

Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT adalah pertemuan para pemimpin negara anggota ASEAN untuk membicarakan tentang pengembangan ekonomi dan budaya dari tiap negara anggotanya. Dalam hal ini, Indonesia mengambil peran penting yaitu ditunjuk sebagai tuan rumah diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi yang pertama pada tanggal 23 - 24 Februari 1976 yang berlangsung di Bali.

Sampai pada KTT yang terakhir, Indonesia sudah empat kali menjadi tuan rumah untuk pertemuan besar ASEAN. KTT yang diselenggarakan di Indonesia untuk yang kedua kalinya adalah KTT ASEAN Ke-9 pada tanggal 7-8 Oktober 2003, sekali lagi dilaksanakan di Bali. Selanjutnya KTT ASEAN Ke-18 pada tanggal 4-8 Mei 2011 di Jakarta dan KTT ASEAN Ke-19 pada tanggal 17-19 November ditahun yang sama yaitu tahun 2011.

C. Menjadi Penengah dalam Konflik Kamboja dan Vietnam

Konflik antara Kamboja dan Vietnam yang terjadi pada tahun 1976-1979 dengan ciri-ciri kapitalisme, mengakibatkan dampak buruk bagi penduduknya sehingga banyak yang pergi meninggalkan tanah kelahiran mereka untuk mengungsi. Menanggapi hal ini, menteri luar negeri dari ASEAN mengeluarkan keputusan bersama dalam suatu pertemuan yang dilaksanakan di Bangkok yaitu mereka menyayangkan terjadinya konflik ini dan berharap kedua negara dapat segera menyelesaikan konflik dan mengambil keputusan untuk berdamai.

Salah satu tindakan nyata yang diambil Indonesia sebagai wujud perkembangan wilayah Indonesia adalah menyediakan Pulau Galang untuk tempat proses para pengungsi dari kedua negara tersebut. Keputusan ini didasarkan atas kesepakatan bersama menteri-menteri ASEAN yang bekerja sama dengan Komisi Tinggi PBB.

D. Pusat Kesekretariatan ASEAN

Pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pertama yang dilaksanakan di Indonesia tepatnya di pulau Bali pada saat itu, salah satu keputusan yang ditetapkan adalah pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di Jakarta dengan Sekretaris Jendral pertamanya yaitu H.R. Dharsono. Indonesia telah dipercaya untuk tiga kali menjabat sebagai sekretaris jenderal ASEAN yaitu yang pertama H.R. Dharsono (1977-1978), Urmadi Nyotowijono (1978-1979) dan Rusli Noor (1989-1992).

E. Berpartisipasi dalam Ajang SEA Games

SEA Games (South East Asia Games) merupakan pesta olahraga bagi negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. SEA Games dilaksanakan setiap dua tahun sekali sejak pelaksanaan pertamanya di tahun 1959 dan Indonesia sudah beberapa kali menjadi menjadi tuan rumah dalam pesta olahraga ini. Indonesia terakhir menjadi tuan rumah SEA Games pada tahun 2011 dan Jakarta dan Palembang sebagai kota penyelenggaranya.

F. Menjadi Pemimpin ASEAN

Indonesia pernah menjabat sebagai pemimpin ASEAN yaitu pada tahun 1994 yang lalu di masa orde baru dimana Indonesia saat itu dipimpin oleh Bapak Presiden Suharto. Hal ini terjadi karena Indonesia dianggap mampu menjaga hubungan kerja sama yang baik di antara negara-negara yang lainnya, mengatasi permasalahan hukum di Indonesia, serta mempertegas pelaksanaan tujuan berdirinya ASEAN sebagaimana tercatat pada perjanjian Bangkok. Beberapa pertemuan yang diselenggarakan selama kepemimpinan Indonesia di ASEAN yaitu ASEAN Ministrial Meeting, ASEAN Regional Forum dan Pertemuan Kementerian yang berada di kawasan Asia Tenggara.

G. Memberi Gagasan Pembentukan Komunitas Keamanan

Saat itu gagasan mengenai pembentukan komunitas keamanan ASEAN dikemukakan oleh menteri luar negeri RI Hasan Wirajuda pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Gagasan ini tentu saja disambut baik oleh negara yang lain karena menyangkut bagaimana sistem pertahanan di setiap negara yang merupakan masalah negara berkembang dalam menghadapi serangan terorisme, separatisme, kejahatan internasional, dan sebagainya.

H. Memberi Gagasan Mengenai Pentingnya HAM

Hak Asasi Manusia memang menjadi isu yang kerap di sorot bukan hanya Indonesia, melainkan negara-negara anggota ASEAN yang lainnya. Namun, Indonesia adalah salah satu negara dengan contoh masyarakat multikultural yang selalu mengingatkan dan mengajak negara anggota ASEAN untuk tidak menyepelekan Hak Asasi Manusia serta menaati aturan maupun norma-norma yang berkaitan dengan HAM sesuai peraturan yang ada dalam negaranya masing-masing. Ketika hal itu terjadi tercermin pada hidup rukun dalam keseharian negara anggota ASEAN.

I. Menjalin Kerja Sama Dibidang Akademis

Sampai saat ini kegiatan ini terus berjalan dan terbukti manfaatnya bukan hanya bagi Indonesia saja tapi juga bagi negara anggota ASEAN yang menjalin kerja sama. Banyak kita temukan universitas bahkan sekolah yang menjalin kerja sama dengan universitas atau sekolah dari luar negeri yang merupakan negara anggota ASEAN. Yang paling banyak kita temukan adalah kerja sama dengan Singapura, Malaysia dan Thailand.

Hal ini sangat baik untuk terus dilaksanakan dan bukan hanya program-program pertukaran pelajar saja, tapi juga kerja sama dalam bidang riset dan penelitian. Indonesia seakan membuka lebar kesempatan bagi para pelajar dari negara anggota ASEAN untuk belajar sebanyak-banyaknya mengenai kayanya alam dan budaya di Indonesia. Demikian juga negara anggota ASEAN yang lain yang selalu menerima pelajar dan peneliti Indonesia yang tertarik untuk bekerja sama. Karena dengan pendidikan, dapat meningkatkan dari kualitas SDM dari sebuah negara.

J. Mendukung Terbentuknya Integrasi Perekonomian

Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang kita kenal dengan sebutan MEA sangatlah didukung oleh Indonesia. Dengan adanya MEA tentunya kegiatan ekonomi di Indonesia maupun negara anggota ASEAN lainnya akan semakin berkembang, hambatan perdagangan internasional di kawasan Asia Tenggara akan semakin jarang ditemukan, serta mendukung terbentuknya integerasi perekonomian antar negara di kawasan Asia Tenggara.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia jelas meningkat serta bentuk-bentuk akomodasi lapangan pekerjaan sedikit demi sedikit mulai bertambah dengan adanya prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam. Hal ini mendorong terciptanya industri yang bukan hanya di produksi di negaranya saja, melainkan dapat didistribusikan ke negara lainnya seperti: Indomie (Indonesia), J.Co Donuts (Indonesia), Grab (Malaysia), Bread Talk (Singapura), Air Asia (Malaysia) CIMB Niaga (Malaysia), Nestea (Thailand), buah-buahan segar Thailand, beras impor Vietnam, dst.

K. Menjadi Koordinator KTT ASEAN Bersama Negara Luar

Indonesia menjalankan perannya sesuai tujuan dibentuknya ASEAN yaitu dalam hal menjalin kerjasama yang baik antar tiap anggota ASEAN maupun dengan negara diluar Asia Tenggara yang memiliki ciri-ciri negara maju. Dalam hal ini Indonesia sempat beberapa kali ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan internasional seperti pada saat Prof. Sumitro Djojohadikusumo ditunjuk sebagai ketua Standing Committee of A Special Coordination Committee (SCSCC), menjadi koordinator hubungan ASEAN-Kanada serta menjadi koordinator KTT ASEAN-Tiongkok di tahun 2006.

L. Pusat dari Fasilitas ASEAN

  • ASEAN Coordinating Centre fo Humanitarian Assistance on disaster management (The AHA Centre). Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan dan Mitigasi Bencana ASEAN.
  • ASEAN Center for Energy (ACE). Pusat Energi ASEAN.
  • ASEAN Center for the Development of Agricultural Cooperatives (ACEDAC). Pusat Pengembangan Koperasi Pertanian ASEAN.
  • Environment Division. Divisi Lingkungan Hidup.
  • ASEAN Earthquake Information Centre (AEIC). Pusat Informasi Gempa ASEAN.
  • ASEAN Secretariat. Sekretariat ASEAN.

Beberapa hal yang akan terus berlanjut sebagai manfaat dari peran aktif Indonesia dalam ASEAN di antaranya:

  1. Terjalin hubungan yang baik sebagai bentuk-bentuk kerja sama internasional antar sesama negara anggota ASEAN.
  2. Stabilitas, keamanan dan perdamaian regional tetap terjaga.
  3. Pertumbuhan dalam segala bidang untuk seluruh negara anggota ASEAN.
  4. Sebagai bentuk upaya Indonesia menjadi negara maju.
  5. Terbukanya peluang kerja sama negara-negara ASEAN dengan negara-negara di benua lain.
  6. Kemudahan dalam perdagangan atau proses ekspor-impor dari Indonesia ke negara ASEAN yang lain.
  7. Peningkatan kemampuan SDM Indonesia dalam bidang apa pun sebagai produk dari kerja sama di bidang akademis.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post