Air Yang Kita Minum

 
Air Yang Kita Minum

{getToc} $title={Daftar Isi}

A. Mengapa Tubuh Kita Membutuhkan Air?

“Berapa Sebenarnya Kebutuhan Air Kita?”

Oleh: dr. Meldy Muzada Elfa

Air merupakan kebutuhan dasar manusia dan memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia 1 tahun cairan tubuhnya sebanyak 70-75% berat badan, pada laki-laki dewasa cairan tubuhnya sebanyak 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50% berat badan. Tubuh memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar dalam kondisi yang setimbang atau tetap. 

Dalam kesehariannya, keseimbangan cairan di dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru dan sistem pencernaan. Dari empat organ tersebut, maka ginjallah yang paling berperan penting dalam keseimbangan cairan. Ketika terjadi kekurangan cairan pada tubuh dikarenakan aktivitas berlebih, olah raga berat atau hari yang sedang panas, maka ginjal berusaha mempertahankan cairan yang ada di dalam tubuh dengan mengurangi ekskresi (pengeluaran air seni). Sebaliknya, jika tubuh kelebihan cairan karena minum yang terlalu banyak dan cuaca yang dingin maka ginjal akan akan meningkatkan aktivitas pengeluaran air seni sehingga cairan di dalam tubuh tetap terjaga sebagaimana kondisi normal.

Dewasa ini marak iklan di televisi maupun media online yang memberitakan tentang pentingnya cairan bagi tubuh dan diperlukan minum yang banyak. Tentunya saran tersebut cukup bagus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya cairan bagi tubuh. Namun yang harus diperhatikan adalah bagaimana jumlah cairan yang diperlukan tubuh? Apakah semua orang harus minum banyak? Benarkah anjuran minum 2 liter per hari tersebut? Dan anjuran tersebut berlaku pada semua kondisi masyarakat?

Pada manusia normal, tubuh memiliki warning atau peringatan jika tubuh terjadi kekurangan cairan. Pengaturan utama kebutuhan cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler (kurang cairan dalam sel), keluarnya hormon angiotensin II sebagai respon jika terjadi penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses penyerapan oleh sistem pencernaan.

Kalau melihat penjelasan tersebut, maka pada orang yang normal jika mulai terjadi kekurangan cairan tentunya tubuh sudah memberikan pesan untuk segera minum. Tetapi tentunya kita tidak ingin hal tersebut terjadi kan? jadi, sebelum pesan itu disampaikan kita berusaha untuk memenuhi cairan yang ada di dalam tubuh. Saran dari International Marathon Medical Directors Association (IMMDA), konsumsi air 0.03 liter/kg berat badan (kgBB) dikatakan sudah mencukupi. Sebagai contoh, jika kita memiliki berat badan (BB) 50 kg, maka kebutuhan air adalah 0.03 x 50 = 1.5 liter per hari.

IMMDA sendiri mempunyai panduan lain kebutuhan cairan untuk runner & walker yang tentu berbeda dengan orang biasa. Namun secara umum, kita bisa memakai perkiraan kebutuhan cairan dengan konstanta 0.03 liter/kgBB tersebut. Perlu diingat bahwa kandungan cairan di dalam tubuh kita tidak hanya air, tetapi juga elektrolit yang penting untuk metabolisme tubuh manusia. Sehingga konsumsi air mineral direkomendasi, walaupun juga didapatkan dari makanan yang kita konsumsi setiap hari.

Apakah Semua Orang Harus Minum Banyak?

Mungkin cara berpikir ini harus kita lurus. Tidak ada istilah harus minum banyak. Tetapi minumlah sesuai dengan keperluan tubuh kita. Kenapa? Seperti yang dibahas diatas, bahwa mekanisme pengaturan kebutuhan cairan berlaku pada tubuh yang normal. Jika seseorang berusaha minum banyak (misalnya 2-3 liter/hari), maka secara otomatis ginjal akan lebih bekerja keras untuk mengeluarkan kelebihan cairan yang didapatkan tersebut. Sehingga justru air yang kita minum kelebihannya akan dibuang juga oleh ginjal, dan secara tidak langsung kita juga memaksa ginjal untuk bekerja keras. Terdapat beberapa kondisi penyakit dimana kita diharuskan banyak minum atau dimana kita diharuskan membatasi minuman. 

Pada pasien kanker darah jenis kronik mielositik/limfositik leukimia dan pada penyakit darah kental (polisitemia) kadang kita menganjurkan untuk lebih banyak minum karena terjadi peningkatan komponen darah yang tidak sebanding dengan cairan/plasma di dalam pembuluh darah. Fungsi banyak minum bertujuan untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah kecil akibat penumpukan komponen darah tersebut. 

Contoh lain adalah pasien dengan batu buli atau batu saluran kencing di distal (ujung), kadang kita menganjurkan banyak minum dengan tujuan agar batu tersebut bisa tersedak keluar seiring meningkatnya frekuensi kencing pada pasien tersebut. Tentunya persyaratannya tidak ada gangguan fungsi ginjal, ginjal tidak bengkak dan batunya masih kecil sehingga masih memungkinkan saat proses kencing. Pasien dengan gangguan ginjal akut (acute kidney injury) yang diakibatkan karena kekurangan cairan juga kita anjurkan untuk banyak minum untuk memperbaikan keadaan ginjalnya, namun anjuran banyak minum hanya bersifat sementara.

Sebaliknya, pada pasien gagal jantung dan penyakit ginjal kronik (chronic kidney disease) justru kita harus memberikan himbauan untuk membatasi cairan. Dalam bahasa medis disebut dengan balans cairan atau cairan masuk dan cairan keluar harus dihitung betul. Kenapa harus dibatasi? 

Pada pasien gagal jantung, terjadi kegagalan otot jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh, jika dalam proses gagal tersebut ditambahkan beban cairan berlebih maka kerja jantung bertambah dan akhirnya malah terjadi kelebihan cairan dan paru yang menyebabkan pasien gagal jantung sesak nafas memberat bahkan sampai terjadi kematian. 

Begitu pula pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, pada kasus ini ginjal tidak efektif lagi dalam mengeluarkan cairan. Sehingga ketika tubuh dijejali dengan cairan berlebih, sedangkan pengeluarannya tidak maksimal maka cairan tersebut akan menumpuk di seluruh tubuh yaitu paru dan jaringan sekitar sel yang menyebabkan sesak nafas, kaki bengkak dan perut terisi cairan.

Saran dari IMMDA bahwa kebutuhan air adalah 0.03 liter/kgBB tentunya tidak bisa disamakan seluruhnya. Tentunya saja hal ini disarankan pada individu yang normal. Tentunya variasi tiap orang bisa berbeda, ada yang memiliki bakat berkeringat yang banyak sehingga perlu minum air lebih banyak, orang dengan badan kecil sehingga memerlukan air lebih sedikit.

Kapan Kita Memerlukan Cairan?

Selama bertahun-tahun kita dinasihati untuk minum 8 gelas sehari. Kenyataannya ternyata kita tidak dituntut untuk seperti itu. Kebutuhan cairan kita sangat dinamis dan berbeda dari orang ke orang. Faktor-faktor seperti jenis kelamin, kondisi lingkungan, kadar aklimatisasi lingkungan, intensitas saat olahraga, usia, dan pola makan perlu dipertimbangkan untuk menentukan kebutuhan cairan.

Artinya dalam hal ini kita sebenarnya cukup mengetahui tanda bahwa tubuh kita sedang memerlukan cairan lebih daripada biasanya. Tanda paling umum bahwa kita memerlukan cairan adalah merasa haus. Selain itu adalah dengan melihat warna urin kita, jika terlihat lebih pekat dan lebih gelap, sangat mungkin bahwa kita sedang memerlukan cairan lebih. Jadi metode yang terbaik untuk menentukan kebutuhan minum saat olahraga yang tak menyebabkan dehidrasi atau pun overhidrasi adalah dengan mendengarkan tubuh. Segeralah minum saat haus.

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui. Tubuh manusia memerlukan air untuk terus melakukan metabolisme, bisa didapatkan dengan minum, selain itu manusia mendapatkan cairan dari makanan dan minuman lain selain air. Anggapan agar minum air banyak/berlebih masih diperdebatkan, karena justru dapat membuat beban pada ginjal saat filtrasi mengeluarkan racun di tubuh. Kebutuhan cairan tubuh sudah diatur secara fisiologis. Ini ditandai dengan rasa haus yang muncul ketika tubuh mulai kekurangan cairan. Sebanyak apa minum air, sebaiknya disesuaikan dengan aktivitasnya. 

Jadi, kalau aktivitasnya lebih banyak, dengan penguapan tubuh yang lebih banyak, maka sebaiknya minum air lebih banyak. Kepada pembaca, tulisan ini tidak bertujuan untuk kontra ataupun menyanggah kampanye banyak minum air putih. Tulisan ini hanya memberikan  informasi bagaimana sebenarnya keperluan air terhadap kita. Semoga bermanfaat dan menjadi salah satu cara untuk menjadi hidup lebih sehat.

B. Air Bersih dan Sehat dan Ciri-ciri Fisik yang Dapat Kita Amati

Keberadaan air bersih dan sehat adalah kebutuhan mutlak dari kehidupan kita sehari-hari. Air bersih dan sehat tersebut bisa kita gunakan untuk mencuci, mandi ataupun dalam kegiatan memasak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup kita akan bahan energi dari ragam makanan. Karena begitu pentingnya keberadaan air bersih dan sehat tersebut maka tak ada salahnya kita belajar menambah wawasan berguna mengenai bagaimana ciri-ciri air bersih mutlak dari sifat-sifat air yang tergolong bersih dan sehat seperti di bawah ini: (disarikan dari sumber)

1. Tidak Keruh

Ciri air bersih dan sehat yang utama yakni penampang air yang terlihat tidak keruh. Air yang tidak mengalami kekeruhan ini bagus untuk digunakan dalam keseharian, baik memasak, mandi, mencuci dan seterusnya. Jika air mengalami kekeruhan maka itu suatu pertanda tidak bagus bahwa sebenarnya air tersebut kemungkinan besar telah terkontaminasi oleh keberadaan zat lain di dalamnya.

2. Tidak Berwarna

Selain air harus terhindar dari kekeruhan maka tanda air bersih dan sehat yang selanjutnya yakni jangan sampai ada tercampur warna lain yang mencemari air tersebut. Warna yang tercipta dalam air dapat menandakan hal serius berbahaya yang jika tetap dipaksa untuk digunakan bisa berujung sangat merugikan bagi para penggunaannya itu sendiri. Semisal contoh pada air yang telah tercemari oleh zat sisa maupun limbah area pabrik yang menimbulkan perubahan warna pada air lingkungan. 

3. Tidak Berbau

Air normal yang mewakili jenis air bersih dan sehat sepantasnya tidak memiliki bau tertentu apalagi yang menyengat kala diuji menggunakan indera penciuman kita. Terlebih semisal jika air lingkungan tersebut berbau menyerupai bau dari suasana asam maka sudah barang tentulah air tersebut tidak layak untuk digunakan. 

Hal ini lantaran air tersebut jika terindikasi suasana cenderung asam berlebih maka akan membahayakan bagi siapa saja yang menggunakannya. Air yang memiliki suasana asam cenderung berlebih juga akan sangat buruk semisal jika digunakan untuk mencuci maka akan membuat rusak kain dari pakaian-pakaian kita, maupun jika kita gunakan semisal untuk mandi bukan tidak mungkin akan justru menimbulkan iritasi bagi kulit kita dan yang tak kalah berbahaya yakni jika kita mengonsumsinya maka kesehatan kitalah yang menjadi taruhannya. Mulai dengan ancaman keracunan maupun gangguan kesehatan sistem cerna kita yang lebih lanjut bisa saja mengintai kapan saja seiring dengan penggunaan air tersebut untuk kita konsumsi secara berkelanjutan.

4. Jernih

Lebih lanjut lagi kala kita membicarakan perihal penampang air untuk menilai apakah air tersebut sehat dan bersih maka syarat mutlaknya ialah air tersebut harus jernih. Penggolongan jernih di sini dalam artian tidak terkontaminasi oleh zat pengeruh baik tanah maupun zat bahaya lainnya atau juga tidak terkontaminasi oleh zat pewarna tidak sehat yang berbahaya baik dari bahan kimia semisal zat limbah atau juga dari ragam zat biologis yang kemungkinan besar juga mampu berpengaruh pada perubahan warna air dari normal tersebut. Air yang jernih juga akan lebih sempurna mengindikasikan perihal kayanya zat oksigen yang terkandung di dalamnya tanpa tersentuh pencemaran jadi sangat penting digunakan indikator perihal kejernihan air ini untuk menentukan apakah air yang tengah diuji tersebut benar-benar bersih sehat atau tidak.

5. Berasa Tawar

Air bersih sehat tanpa cemaran zat bahaya lainnya akan memiliki rasa normal yang cenderung tawar. Tak ada tambahan rasa lain semisal pahit, meninggalkan rasa getir pada indera pengecap, cenderung asin dan seterusnya. Air bersih sehat yang normal dan layak digunakan secara aman dalam aktifitas keseharian haruslah terbebas dari zat tambahan lain yang mungkin berbahaya jika digunakan secara harian dengan bercirikan adanya perubahan rasa tertentu pada kandungan air itu sendiri.

6. Derajat Keasaman Aman

Sesuai dengan indikator derajat keasaman yang bagus dalam pengujian air maka air bersih dan sehat layaknya memiliki nilai dalam kisaran 6-8, PH 7 adalah yang sangat dianjurkan. Ke asaman air yang kita konsumsi menjadi penting lantaran jika air terlalu asam atau bahkan terlalu basa bisa sangat membahayakan bagi siapa saja yang menggunakan air tersebut dalam keseharian.

Sebagai tambahan bahwa biasanya air yang cenderung sangat rendah bisa berasa menjadi asam. Sedangkan untuk air yang cenderung terlalu basa akan menimbulkan perubahan rasa pada air tersebut menjadi getir dan cenderung terasa pahit. Jika menemukan satu antara dua pertanda ini maka bisa dipastikan derajat keasaman air tersebut tidaklah normal dan air ter sebut tidak layak dikategorikan sebagai air bersih dan sehat. Untuk mengukur PH air, kita bisa menggunakan bantuan kertas lakmus dan alat bantu PH meter.

7. Suhu Normal

Secara normalnya suhu air bersih dan sehat tidak boleh terlampau panas maupun dingin. Seperti yang kita ketahui suhu tinggi merangsang penguapan pada air itu sendiri sedangkan suhu cenderung rendah yang ekstrim dapat berdampak pada pembekuan air tersebut. Untuk itulah kisaran suhu normal antara 10 sampai 25 derajat celsius biasanya digunakan sebagai patokan bagi standar air bersih dan sehat.

8. Bebas Endapan

Jika kita berbicara mengenai kejernihan air maka tak akan terlepas pula dengan ada atau tidaknya endapan yang terjadi pada dasar permukaan air tersebut pada bagian paling bawah. Jika kita mendapati air jernih namun ternyata terdapat unsur endapan di bagian bawah maka air tersebut belum mutlak dikategorikan sebagai air bersih dan sehat. Hal ini lantaran masih terdapat unsur pengeruh yang sewaktu-waktu dapat kembali tercampur bersama air tersebut untuk menjadi unsur pencemar yang membahayakan.

9. Bebas Zat Kimiawi Arsenik

Jika membahas mengenai zat kimiawi pencemar air sehingga tak dapat digolongkan menjadi air golongan bersih dan sehat, maka ternyata di sini ada suatu zat kimiawi yang bernama arsen dan sangat berpotensi untuk mencemari air lingkungan. Zat ini biasa jamak ditemukan dalam paparan pestisida demi mematikan hama yang biasa menyerang pertanian warga. Namun tak hanya membunuh hama saja nyatanya bahan obat ini juga sangat buruk dampaknya jika sampai tertelan oleh manusia.

C. Pencemaran Air

Penyebab pencemaran air adalah limbah pabrik atau limbah rumah tangga. Bahan pencemar berupa bahan kimia yang mengandung racun, mudah mengendap, mengandung radioaktif, panas dan pembongkarannya banyak memerlukan oksigen. Polutan yang menyebabkan pencemaran air harus diuraikan, penguraian polutan tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga menyebabkan kurangnya kadar oksigen dalam air, hal tersebut berpengaruh  terhadap kehidupan di air. Banyak ikan yang mati karena kekurangan oksigen. 

Pencemaran air menyebabkan air berwarna hitam, kotor dan berbau busuk. Pencemaran nitrogen dalam perairan menyebabkan eutrofikasi, yaitu ledakan pertumbuhan tumbuhan air, seperti eceng gondok. Air yang tercemar dapat dikurangi kadar pencemarannya dengan cara menyaring, mengencerkan dan mengendapkan. Pabrik-pabrik diwajibkan menampung dan mengolah limbah, jamban kotoran (WC) pada setiap rumah tangga perlu dilengkapi dengan septic tank.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post