Pemanasan Global

 
Pemanasan Global

{getToc} $title={Daftar Isi}


Pemanasan Global

A. Konsep Pemanasan Global

Saat kita dalam mobil dengan kaca mobil tertutup, kemudian terkena pancaran sinar matahari akan terasa sangat panas. Atau kita dalam gedung berkaca yang rapat, terkena sinar matahari, juga terasa sangat panas. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena radiasi sinar matahari yang menembus kaca masuk ke ruang mobil atau ruang gedung, tidak bisa keluar lagi ke atmosfer atau udara karena terhalang kaca. Bandingkan bila kaca mobil atau kaca gedung dibuka! Inilah yang disebut Efek Rumah Kaca (ERK).

Pada Bumi kita, terjadinya pemanasan global juga karena Efek Rumah Kaca (ERK), hanya saja yang menahan radiasi matahari bukanlah kaca seperti pada mobil atau gedung tetapi beberapa senyawa berupa gas yang berada di atmosfer atau udara yang berfungsi seperti kaca dan disebut sebagai Gas Rumah Kaca (GRK). Menurut ilmuwan Universitas Indonesia ada enam Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu: uap air (H2O); karbon dioksida (CO2); metana (CH4); nitrogen oksida (N02); Ozon (O3) dan Chloro Fluoro Carbon (CFC).

Sedangkan menurut Protokol Kyoto atau Konvensi PBB ada enam Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu: karbon dioksida (CO2); metana (CH4); dinitroksida (N20); Hydro Fluoro Carbon (HFC), Per Fluoro Carbon (PFC), dan sulfur heksafl uorida (SF6).

Bila didefinisikan, pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. 

B. Penyebab Terjadinya Pemanasan Global

Berbicara tentang penyebab terjadinya pemanasan global, maka tidak terlepas dari Gas Rumah Kaca (GRK). Artinya segala aktivitas manusia yang menghasilkan Gas Rumah Kaca (GRK) maka akan menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Beberapa aktivitas yang menjadi penyebab pemanasan global adalah sebagai berikut:

1. Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil meliputi minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Pembakaran bahan bakar fosil ini digunakan untuk mendapatkan energi, transportasi, dan industri. Dalam rumah tangga pun ada kegiatan pembakaran bahan bakar fosil yaitu memasak menggunakan gas elpiji. Memasak menggunakan kayu pun menghasilkan CO2. Jadi saat kita naik sepeda motor, hasil pembakaran bensin menghasilkan CO2. Alat-alat mekanisasi pertanian yang menggunakan mesin seperti mesin pembajak tanah, mesin penyedot air, juga mengeluarkan CO2. Beberapa aktivitas kita sehari-hari seperti tersebut di atas memiliki peran dalam terjadinya pemanasan global, karena menghasilkan GRK CO2.

2. Pembentukan biogas metana (CH4)

Biogas metana (CH4) merupakan hasil proses peruraian (dekomposisi) alami zat-zat organik, baik dari sisa tumbuhan atau kotoran hewan melalui proses enzimatis bakteri metanogenesis. Saat kita membuat pupuk kompos dari sisa tumbuhan, atau pupuk kandang dari kotoran hewan, maka akan menghasilkan gas metana.

GRK metana ini bila dibakar untuk memasak atau keperluan lain, akan menghasilkan GRK lain yaitu CO2. Reaksi pembakaran metana adalah sebagai berikut.CH4 (g) + 2 O2 (g) 2 H2O (g) + CO2 (g) + energi.

Perhatikan reaksi di atas, pembakaran gas metana (CH4) menghasilkan uap air (H2O), karbondioksida (CO2), dan energi. Pembakaran bahan bakar fosil serupa dengan reaksi di atas.

3. Penggundulan hutan

Mengapa penggundulan hutan memiliki peran dalam terjadinya pemanasan global? Ingatkah kamu akan proses fotosintesis? Zat hijau daun klorofil bila terkena sinar matahari akan mengalami proses fotosintesis. Fotosintesis ini akan mengubah air (H2O) dan karbondioksida (CO2) menjadi glukosa (C6H12O6) dan oksigen (O2) sesuai persamaan reaksi berikut:

6 H2O (l) + 6 CO2 (g) C6H12O6 (s) + 6 O2 (g)

Berdasarkan reaksi di atas, fotosintesis menyerap gas karbondioksida. Melalui penggundulan hutan maka jutaan klorofil yang ada pada hijau daun akan lenyap, sehingga mengurangi proses penyerapan GRK karbondioksida. 

4. Industri Pendingin (Freon)

Aktivitas manusia tidak akan terlepas dari kegiatan pendinginan, mulai dari skala kecil rumah tangga maupun skala besar industri. Pada skala rumah tangga adalah pemakaian lemari es untuk mendinginkan atau mengawetkan makanan dan minuman. Pada skala industri lebih banyak pada mengawetkan makanan dan minuman, seperti pengawetan ikan hasil tangkapan laut, pengawetan daging, pengawetan sayur-sayuran, pengawetan buah-buahan. Pengawetan makanan dan minuman skala industri untuk memperpanjang masa konsumsi, karena tanpa pendinginan maka makanan dan minuman ini cepat mengalami proses pembusukan. Kegiatan ekspor-impor makanan dan minuman sangat memerlukan proses pendinginan ini.

Namun ada efek samping proses pendinginan ini, yaitu menggunakan GRK. Beberapa gas untuk proses pendinginan yang merupakan GRK yaitu; Hydro Fluoro Carbon (HFC), Per Fluoro Carbon (PFC), dan sulfur heksafl uorida (SF6).

C. Dampak Perubahan Akibat Pemanasan Global

Terjadinya pemanasan global jelas membawa konsekuensi logis terhadap alam lingkungan sekitar manusia. Beberapa dampak perubahan akibat pemanasan global adalah sebagai berikut:

1. Perubahan Musim

Peningkatan temperatur bumi dapat menyebabkan musim kemarau yang lebih panjang. Sejalan dengan ini terjadi lebih banyak penguapan air yang memberikan potensi terjadinya curah hujan yang tinggi pada musim hujan dengan durasi waktu yang lebih pendek. Hal ini mengganggu keseimbangan musim kemarau dan musim penghujan, yang berakibat pada beberapa produk pertanian. Apalagi pada lahan-lahan yang tidak memiliki irigasi, pengairan tergantung pada air hujan, maka pada musim kemarau dapat terjadi kekeringan. Sebaliknya pada musim penghujan debit air hujan tinggi, dapat mengakibatkan kebanjiran pada lahan-lahan pertanian.

2. Mencairnya Lapisan Es Kutub

Naiknya temperatur bumi selain mengubah kondisi iklim, juga menyebabkan cairnya es di kutub yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara global. Hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam, kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir terancam. 

3. Perubahan Habitat Fauna

Kenaikan suhu global yang ekstrem menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna. Akibatnya sejumlah hewan melakukan migrasi untuk menemukan habitat baru yang sesuai. Misalnya migrasi ikan menyebabkan migrasi burung pemakan ikan.

4. Punahnya Flora dan Fauna

Punahnya spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu di bumi yang ekstrem.

5. Kerusakan Terumbu Karang

Ada kawasan terumbu karang yang ada di enam negara yang terancam mengalami kerusakan, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua Nugini, Timor Leste, dan Philipina. Dikhawatirkan kerusakan terumbu karang ini merusak kehidupan masyarakat lokal yang berada di sekitarnya. 

D. Upaya Mengurangi Dampak Pemanasan Global

Mengingat bahwa dampak pemanasan global merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup umat manusia serta makhluk hidup lain di seluruh dunia, maka perlu upaya-upaya untuk mengurangi dampak pemanasan global. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan, antara lain sebagai berikut:

1. Reboisasi

Reboisasi adalah melakukan penanaman kembali hutan-hutan yang telah digunduli oleh manusia. Hal ini akan mengembalikan vegetasi tanaman yang hilang, kita tahu bahwa vegetasi tanaman adalah penyerap gas CO2 sebagai salah satu GRK.

2. Penghijauan

Penghijauan adalah penanaman tanaman untuk meningkatkan jumlah tanaman. Misalnya penanaman tanaman di pekarangan rumah, penanaman tanaman di jalan-jalan baik jalan di kampung atau jalan besar. Ini juga untuk meningkatkan penyerap GRK CO2.

3. Mengurangi Eksplorasi Batu Bara

Eksplorasi batu bara di Indonesia hingga saat ini masih berlangsung untuk keperluan industri. Eksplorasi ini disamping merusak lingkungan, menimbulkan lubang-lubang besar di Bumi, emisi pembakaran batu bara menimbulkan GRK CO2. Maka eksplorasi batu bara harus dialihkan ke usaha pertanian atau perkebunan.

4. Mengurangi CFC

Penggunaan produk-produk yang mengandung Chloro Fluoro Carbon (CFC) diganti dengan menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan. Salah satu pemakaian CFC adalah pada mesin-mesin pendingin.

5. Meningkatkan Efisiensi Bahan Bakar

Efisiensi bahan bakar ditentukan oleh kebaruan mesin dan jenis bahan bakar. Mesin yang baru lebih hemat pemakaian bahan bakarnya, dibanding mesin yang lama. Maka di beberapa negara maju ada pembatasan masa pemakaian mesin, salah satu tujuannya adalah untuk efisiensi bahan bakar. Pemakaian bahan bakar yang efisien akan mengurangi emisi GRK CO2. Efisiensi jenis bahan bakar bensin ditentukan oleh bilangan oktan. Semakin tinggi bilangan oktan maka efisiensi pembakarannya lebih tinggi. Misal bilangan oktan Bensin Pertamax lebih tinggi dari Bensin Pertalite. Bilangan oktan Bensin Pertalite lebih tinggi dari Bensin Premium. Maka pemakaian Bensin Pertamax akan mengurang emisi GRK CO2 dibanding menggunakan Bensin Pertalite, apalagi Bensin Premium. Jenis bahan bakar semua bensin lebih efisien dibanding Solar. 

6. Menggunakan Energi Alternatif

Energi alternatif adalah energi pengganti bahan bakar fosil, yang tidak menghasilkan emisi. Beberapa energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi GRK yaitu sinar matahari (solar cell), air (kincir air), dan angin (kincir angin)

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post