Tanahku

 
Tanahku


{getToc} $title={Daftar Isi}

Tanahku

A. Tanah Sebagai Sumber Daya Alam

Di zaman dulu, di waktu manusia masih belum lagi mengenal bercocok tanam, maka untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, manusia mengumpulkan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan berburu binatang di hutan-hutan, dan menangkap ikan. Perubahan pola kehidupan dari masyarakat pengumpul makanan menjadi masyarakat penghasil makanan pada mulanya hanya bertujuan untuk memproduksi makanan untuk kebutuhan sendiri. Dimana mereka mulai mencoba mengolah lahan dengan cara berpindah-pindah. Teknik bercocok tanam yang baik masih belum diterapkan. 

Mereka menebang hutan, dan melakukan pembakaran dan seterusnya ditanami untuk jangka waktu yang pendek. Setelah panen, tanah ini ditinggalkan dan dicari areal-areal baru yang masih subur. Tanah yang ditinggalkan ini akan diusahakan lagi setelah periode 10 hingga 20 tahun lagi. Penerapan teknologi maju belum lagi dikenal, seperti pemupukan, pemberantasan hama penyakit, penggunaan irigasi dan pengolahan tanah yang baik. Apakah kamu masih melihat di lingkunganmu masih terdapat praktik-praktik bertani yang demikian? Bagaimana pendapatmu tentang hal tersebut?

Dibanyak negara yang telah mengenal industri, maka penerapan teknologi maju di bidang pertanian telah diterapkan dalam rangka peningkatan hasil-hasil. Penerapan inovasi-inovasi baru terus dilakukan untuk menggantikan cara-cara lama yang kurang menguntungkan. Para petani dewasa ini sudah banyak yang mengetahui untuk memilih tanaman apa yang cocok untuk suatu tanah serta iklim yang serasi dalam kehidupan tanaman itu.

Demikian pula petani maju itu telah mengenal pupuk, bahwa tanah yang secara terus menerus ditanami tanpa diimbangi dengan pemupukan atau penambahan hara ke dalam tanah akan mengakibatkan kemerosotan kesuburan tanahnya, sekaligus menurunkan produksi. Di Florida, Amerika Serikat misalnya tanaman citrus ditanam pada tanah-tanah berpasir yang tidak subur secara alami. Akan tetapi dengan teknologi dalam pengelolaannya, akhirnya tanaman citrus dapat tumbuh dengan subur dan berproduksi tinggi.

Sedangkan tanah-tanah organik untuk daerah ini digunakan untuk menanam sayur-sayuran. Penggunaan rumah kaca dalam memproduksi kebutuhan manusia akan makanan telah pula berhasil di beberapa negara yang beriklim dingin. Dengan demikian manusia telah berhasil mengubah sifat-sifat tanah sesuai dengan kehendaknya dalam rangka menghasilkan kebutuhan hidupnya seperti makanan, obat-obatan dan sandang. Tanah sebagai sumber daya alam telah dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan manusia. 

B. Mungkinkah Bertani Tanpa Menggunakan Bahan Kimia Beracun?

Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) telah menjadi tradisi pada sistem pertanian yang ada pada saat ini. Hal ini mulai dilakukan sejak revolusi hijau mulai digemakan ke seluruh dunia pada awal dekade 1960-an. Pada mulanya, penggunaan pupuk anorganik memberikan dampak positif bagi petani dengan meningkatnya hasil produksi tanaman. Namun penggunaan pupuk ini dalam jangka panjang dapat mengakibatkan tanah mengeras, kurang mampu menyimpan air, dan menurunkan pH tanah yang pada akhirnya akan menurunkan hasil produksi tanaman. Setelah diketahui efek pemakaian pupuk kimia yang justru menurunkan produktifitas tanah, petani mulai berpikir tentang pertanian tanpa menggunakan bahan kimia. Mencoba mengkondisikan kegiatan bertani secara alami seperti dahulu, merasa cukup dengan apa yang disediakan oleh alam, dan lebih dikenal dengan konsep pertanian organik.

Pertanian organik adalah suatu cara menjaga tanah, bertani dan beternak secara sehat. Tanaman ditanam sealamiah mungkin. Pupuk kandang dan kompos digunakan sebagai pengganti pupuk buatan. Hewan-hewan diberi makan makanan alami. Tidak menggunakan pestisida, sebagai penggantinya petani organik menggunakan serangga pemakan hama untuk mengendalikan hama. Hasil panen dijual sedekat mungkin dengan lahan pertanian. Ini mengurangi jarak perjalanan hasil panen. Maka hasil panennya juga bersifat musiman dan segar. Diyakini bahwa pertanian organik merupakan pilihan ketika tanah digunakan secara berlebihan dan tidak subur. Dengan menggunakan pupuk kandang sebagai pengganti pupuk kimia yang mahal, petani dapat menyuburkan tanahnya dengan lebih murah. Bila tanahnya subur, lahan pertanian yang sempit di negara-negara berkembang dapat memberikan cukup pangan bagi petani dan keluarganya, serta diharapkan masih ada kelebihan untuk dijual guna mendapat keuntungan. Jadi sangatlah mungkin bagi masyarakat di negara kita untuk mencoba daya dalam mengembalikan kesuburan tanah, efektifitas dan efisiensi budidaya pertanian dengan pertanian organik. 

C. Cara-cara yang Dilakukan untuk Menjaga Tanah

Tanah yang bersih dan sehat penting bagi semua orang. Para petani membutuhkannya untuk bercocok tanam. Habitat yang mendukung kehidupan tumbuhan dan hewan tergantung pada kesehatan tanah. Beberapa hal dibawah ini adalah cara-cara yang disarankan untuk menjaga kondisi tanah agar dapat tetap memberikan sumber kehidupan bagi manusia:

1. Menjaga kelestarian hutan. Ketika hutan ditebangi sampai gundul, lapisan topsoil (yang paling subur) menjadi mudah terkikis oleh curahan air hujan. 

2. Bijaksana ketika harus menggunakan pestisida dan bahan-bahan kimia (pupuk buatan) untuk meningkatkan produksi lahan pertanian. Minimal dengan memperhatikan takaran dosis yang dianjurkan pada etiket pemakaian bahan kimia tersebut.

3. Pengairan yang buruk dapat membuat tanah terlalu asin untuk ditanami. Contoh sistem pengairan pada lahan pertanian yang dianjurkan adalah dengan menggunakan sistem surjan/subak, yaitu dengan membuat tanah beralur-alur (mirip selokan kecil berderet susun) dan menanaminya di bagian punggungnya. Hal ini akan membuat garam berkumpul di bagian yang rendah (parit) dan menjauhi tanaman.

4. Pergiliran tanaman atau rotasi tanaman memiliki beberapa fungsi. Fungsi pertama yaitu adalah mampu mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit. Melalui rotasi tanaman dengan famili lain, maka siklus hama dan penyakit yang menyerang pada periode sebelumnya akan terputus, misalkan penyakit antraknosa pada cabai tidak akan menyerang tanaman jagung. Fungsi yang kedua yaitu menjaga kesuburan tanah. 

Salah satu contoh rotasi tanaman yang dilakukan pada kelompok tanaman sayuran adalah musim pertama dilakukan tanam umbi, kemudian tanaman polong-polongan, setelah itu menanam tanaman sayuran buah dan sayuran daun. Saat menaman umbi, maka kandungan hara pada tanah akan berkurang banyak, sehingga pada musim tanam selanjutnya harus menanam jenis sayuran polong-polongan untuk mampu meningkatkan kandungan hara terutama unsur N pada tanah. Setelah unsur hara terutama kandungan N di dalam tanah sudah terstabilkan oleh sayuran polong-polongan, maka dilakukan penanaman sayuran buah dan sayuran daun. 

Siklus serapan dan input hara tersebut mewakili juga fungsi ketiga rotasi tanaman yaitu sebagai penstabil ekosistem mikro. Kestabilan hara pada tanah melalui siklus rotasi tanaman tersebut terjadi secara alami.

5. Memilah dan mendaur ulang sampah. Kita perlu melakukan kebiasaan baru dengan melakukan pemilahan terhadap sampah rumah tangga kita, minimal kita menggolongkannya menjadi dua bagian. Sampah organik (berasal dari makhluk hidup) dan anorganik (berasal dari makhluk tak hidup). Sampah anorganik dapat pula kita bagi lagi menjadi dua golongan, yaitu sampah plastik dan sampah kertas. 

Jika kita sudah mendapatkan sampah-sampah yang terpilah tersebut, kita mudah untuk melakukan proses daur ulangnya.. Sampah organik dapat kembali kita kembalikan ke alam dengan mengolahnya terlebih dahulu menjadi pupuk (cair dan padat). Coba kamu perhatikan disekitar lingkunganmu, cobalah menjadi kontributor di lingkunganmu!

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post