Medan Magnet Pada Migrasi atau Perpindahan Hewan |
Medan Magnet Pada Migrasi atau Perpindahan Hewan
umi yang merupakan habitat berbagai spesies makhluk hidup, sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim yang terjadi. Ada bagian bumi yang subur karena pengaruh curah hujan yang besar, tetapi ada pula bagian bumi yang kurang subur karena kurangnya curah hujan. Hal ini menyebabkan makhluk hidup perlu beradaptasi secara optimal dengan berbagai hal agar tetap hidup (survive). Salah satu penyebab punahnya makhluk hidup di bumi disebabkan karena ketidakmampuan makhluk hidup tersebut untuk beradaptasi. Adaptasi makhluk hidup dapat dilakukan dengan cara penyesuaian bentuk organ tubuhnya, penyesuaian makhluk hidup terhadap kerja organ tubuhnya, dan penyesuaian dengan tingkah lakunya dalam menanggapi perubahan lingkungannya, baik habitat maupun jenis makanannya.
Pergantian musim yang terjadi di bumi sangat berpengaruh terhadap adaptasi makhluk hidup khususnya tingkah lakunya. Pada beberapa jenis hewan seperti, ikan salmon dan berbagai jenis unggas/burung, ikan paus dan beberapa makhluk hidup lainnya terjadi perilaku unik dalam menyikapi perubahan iklim yang dimaksud, misalnya dengan mengadakan migrasi/perpindahan habitat/tempat hidup. Migrasi berbagai makhluk hidup tersebut memanfaatkan medan magnet bumi yang ada pada bumi. Medan magnet bumi adalah lokasi tertentu di sekitar makhluk hidup yang sangat dipengaruhi oleh daya tarik bumi.
Dalam tubuh hewan terdapat sebuah medan magnet secara alamiah yang menjadikan makhluk hidup tersebut dapat mendeteksi adanya medan magnet di bumi. Fenomena seperti ini dikenal dengan istilah biomagnetik. Hewan yang memiliki biomagnetik memiliki kemampuan untuk menentukan mata angin atau suatu tempat dimana ia akan bermigrasi. Dengan keistimewaan tersebut memungkinkan makhluk hidup tersebut terhindar dari serangan musuh/predator, mengetahui lokasi di mana tersedianya makanan atau mencari mangsa dan tempat berkembangbiak yang aman.
Adapun beberapa jenis hewan yang berperilaku adaptif dengan bermigrasi dengan memanfaatkan biomagnetik dalam tubuhnya di antaranya :
A. Migrasi Unggas atau Burung
Unggas/burung merupakan salah satu hewan yang sering kali bermigrasi pada musim tertentu. Secara umum pola yang dilakukan adalah terbang menuju ke utara pada saat musim panas dan akan kembali lagi ketika musim dingin tiba. Namun demikian tidak semua jenis burung melakukan migrasi, kecuali burung elang, burung layang-layang, merpati pos, kelelawar dan beberapa jenis burung yang memiliki tingkah laku yang sama.
B. Migrasi Ikan Salmon
Ikan salmon memiliki kemampuan untuk hidup di dua jenis air yang berbeda yakni di air tawar (sungai) dan air asin (laut). Pada saat hendak menetaskan telurnya, ikan salmon akan bermigrasi dari lautan menuju sungai. Setelah itu mereka akan kembali lagi menuju lautan. Sebuah penelitian mengungkapkan tentang beberapa ekor ikan salmon yang mengarungi sungai Fraser di Kanada, dua tahun berikutnya mereka bermigrasi kembali menuju samudera pasifik. Hal ini disebabkan karena di wilayah sekitar sungai Fraser terdapat medan magnet yang secara alamiah dapat terdeteksi oleh kawanan ikan salmon, sehingga mereka dapat bermigrasi.
C. Migrasi Penyu
Penyu juga melakukan migrasi karena sebab-sebab tertentu seperti perubahan iklim/cuaca atau karena hendak bertelur. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa seekor penyu telah melakukan migrasi sepanjang 12.900 km di bawah pantai timur Florida, Amerika Serikat menuju wilayah perairan Atlantik Utara melalui laut Sargaso. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali bermigrasi yaitu 5-10 tahun secara soliter/sendirian tanpa berkelompok sebagaimana yang dilakukan oleh burung, ikan salmon dan beberapa jenis hewan lainnya.
Kenneth Lohmann seorang peneliti dari Universitas Carolina Utara mempelajari tingkah laku tukik/penyu saat dihadapkan dengan medan magnet yang berbeda. Peneliti tersebut meletakkan penyu ke dalam sebuah wadah air yang dikelilingi alat yang dapat menimbulkan medan magnet. Medan magnet yang ditimbulkan disesuaikan dengan medan magnet jalur migrasi penyu, yaitu wilayah Florida Utara, wilayah timur laut dekat Portugal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyu mengikuti jalur migrasi yang diberikan. Pergerakan penyu mengikuti jalur medan magnet bertujuan menjaga agar penyu tetap berada di lautan yang hangat dan wilayah yang kaya akan sumber makanan.
D. Migrasi Lobster Duri (sejenis udang besar di laut)
Sama halnya dengan penyu, peneliti Kenneth Lohmann meletakkan lobster ke dalam sebuah bak air yang dapat diatur medan magnetnya. Setiap kali medan magnet diubah, lobster duri akan menyesuaikan diri untuk tetap bergerak menuju arah kutub utara. Hasil dari observasi tersebut membuktikan bahwa lobster duri mampu merasakan medan magnet bumi untuk memandu migrasi yang dilakukan dari lepas pantai Florida Utara menuju lautan lepas yang lebih hangat dan tenang di setiap akhir musim gugur.
E. Magnet dalam tubuh Bakteri
Salah satu jenis bakteri yang dapat memanfaatkan medan magnet untuk melakukan navigasi dan bermigrasi adalah Magnetotactic bacteria. Beberapa jenis bakteri ini memiliki flagella yang berfungsi sebagai pendorong.
Pada tahun 1975, Richard P. Blakemore pertama kali menemukan bakteri jenis ini. Magnetosom tersusun atas senyawa magnetite (Fe3O4) atau greigite (Fe3S4) yang memiliki sifat kemagnetan jauh lebih besar dari pada magnet sintetik atau magnet yang dibuat oleh manusia. Magnetosom dan senyawa yang terkandung di dalamnya masih terus diteliti dan diduga memiliki potensi yang besar untuk digunakan dalam bidang kesehatan. Masih banyak hewan lain yang memiliki biomagnetik dalam tubuhnya seperti ikan paus, kelelawar dan burung layang-layang, namun tidak dapat dibahas disini.