Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah |
Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah
Tanah merupakan tempat tinggal milyaran makhluk hidup yang sangat berperan dalam kelangsungan hidup di bumi. Makhluk hidup yang tak tampak oleh penglihatan kita bukanlah makhluk hidup yang tidak berguna, justru organisme itulah yang membantu menyediakan nutrisi untuk tumbuh-tumbuhan. Tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan tempat tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan serta sebagai habitat berbagai jenis hewan dan mikroorganisme. Bagaimana proses pembentukan tanah dan apa saja komponen penyusun tanah?
1. Proses Pembentukan Tanah
Tanah adalah salah satu bagian dari lapisan bumi atau litosfer. Tanah berasal dari batu-batuan yang mengalami proses pelapukan dan beraneka tahapan tertentu. Proses pembentukan tanah ini melalui beberapa tahapan, yang diawali dari proses pelapukan yang berlangsung terus menerus sampai bahan induk tanah bisa berubah menjadi tanah.
Proses pembentukan tanah ini secara umum dapat dibagi dalam empat tahapan besar, yakni : (1) proses pelapukan batuan, (2) pelunakan struktur, (3) tumbuhnya tumbuhan perintis, dan (4) proses penyuburan. Untuk memahami proses pembentukan tanah mari simak uraian berikut ini.
a. Proses Pelapukan Batuan
Tahap paling awal adalah adanya proses pelapukan batuan, yang dapat terjadi secara fisik maupun kimia. Batuan disebut sebagai bahan induk tanah. Batuan atau bahan induk ini melalui serangkaian proses fisik, berupa peningkatan atau penurunan suhu, pembekuan, pengeringan, aliran air atau angin. Lambat laun, bahan induk mengalami pelapukan batuan dalam proses kimia dan atau biologi. Bahan induk tanah ini mengalami perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh adanya penambahan, pengurangan atau translokasi bahan-bahan. Batuan di tahap ini melunak sehingga mengalami perubahan komposisi. Batuan yang lapuk ini masih belum bisa disebut sebagai tanah, melainkan bahan tanah. Disebut bahan tanah karena material ini masih menunjukkan adanya struktur batuan induknya.
b. Proses Pelunakan Struktur Batuan
Batuan-batuan yang telah menjadi bahan tanah akan mengalami proses pelunakan. Proses pelunakan bahan tanah ini banyak dipengaruhi oleh air dan udara. Air dan udara akan masuk dan merembes dalam sela-sela remahan batuan sehingga mengakibatkan lunaknya struktur batuan. Air dan udara juga ikut mendorong calon makhluk hidup masuk di sela-sela remahan batuan sehingga dapat mulai tumbuh di permukaannya. Namun, hanya organisme tertentu yang mampu hidup dan berkembang pada tahapan ini, seperti mikroba dan lumut. Proses pelapukan struktur batuan ini terjadi dalam rentang waktu yang lama. Diperkirakan oleh para ahli, proses pelapukan struktur batuan ini dapat berlangsung hingga jutaan tahun.
c. Tumbuhnya Tumbuhan Perintis
Struktur batuan yang telah mengalami pelapukan akan memasuki proses tumbuhnya tumbuhan perintis. Jadi, pada batuan lunak tadi akan ditumbuhi aneka jenis tumbuhan perintis, seperti lumut. Tumbuhan perintis dapat berukuran lebih besar daripada lumut. Akar-akar tumbuhan perintis akan masuk ke sela-sela dalam batuan lunak tersebut. Keberadaan akar-akar inilah yang membantu pemecahan batuan. Adanya asam humus yang mengalir dari bagian permukaan batuan juga memungkinkan batuan yang ada di bagian dalam bisa mengalami pelapukan secara sempurna. Di tahap inilah, proses pelapukan biologi dimulai.
d. Proses Penyuburan
Awalnya, tanah hanya mengandung mineral-mineral yang berasal dari proses pelapukan batuan. Selanjutnya, akan terjadi proses penyuburan akibat adanya pelapukan materi-materi organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang mati. Dalam proses penyuburan ini, mikroorganisme tanah memainkan peran penting. Setelah melalui proses penyuburan, terbentuklah tanah yang sempurna, yakni berupa tanah yang biasa kita lihat dalam sehari-hari. Dari tanah ini, kita bisa menyaksikan berbagai tumbuhan dan hewan autotrof yang memperoleh sumber makanannya dalam media tanah. Proses pembentukan tanah ini berlangsung terus menerus, karena masih terdapat faktor-faktor yang memengaruhinya. Beberapa faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah yaitu:
a. faktor iklim, faktor iklim yang dimaksud ialah keadaan suhu atau temperatur memengaruhi proses pelapukan pada batuan seperti, saat siang hari batuan terkena panas dan malam hari batuan terkena suhu dingin. Akibat dari suhu tersebut maka batuan akan mengalami pelapukan kemudian ditambah dengan terjadinya hujan maka proses penghancuran batuan akan semakin cepat. Akibat dari penghancuran batuan maka terbentuklah tanah secara alami akibat faktor iklim.
b. faktor organisme, terbentuknya tanah akibat pelapukan pada organisme seperti pelapukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati kemudian dari hasil pelapukan akan menjadi tanah yang disebut dengan tanah organis pada tanah organis biasanya mengandung banyak humus.
c. bahan induk, bahan induk merupakan asal dari terbentuknya tanah. Tanah yang terbentuk dari proses pelapukan pada umumnya akan memiliki ciri-ciri yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk berasal dari batuan seperti batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf maupun batuan vulkanik. Contoh tanah yang berasal dari bahan induk seperti, tanah pasir yang berasal dari batuan kuarsa atau pasir kuarsa.
d. faktor topografi , faktor topografi berkaitan dengan kemiringan sebuah lereng, semakin miring suatu lereng maka akan semakin cepat terjadinya erosi dan semakin cepat pula terbentuknya tanah sedimen pada daerah dataran rendah.
e. waktu, faktor waktu akan memengaruhi proses pembentukan tanah seperti usia tanah muda, dewasa dan tanah tua. Tanah yang baru terbentuk dapat dikategorikan sebagai tanah muda sedangkan tanah yang sudah siap diolah dikategorikan sebagai tanah dewasa dan saat tanah mengalami banyak pencucian dan kekurangan potensi maka tanah tersebut dikategorikan sebagai tanah tua.
Dari kelima faktor tersebut, faktor yang paling dominan dalam pembentukan tanah yaitu faktor iklim, sebab faktor iklim sangat memengaruhi terjadinya pelapukan pada batuan atau bahan induk yang disebabkan oleh adanya perubahan suhu dan intensitas curah hujan.
2. Komponen Penyusun Tanah
Komponen penyusun tanah adalah bahan yang berpengaruh terhadap pembentukan tanah, sehingga menjadi satu kesatuan bagian yang utuh dan membentuk bagian yang baru. Tanah merupakan bagian permukaan bumi tempat tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan serta tempat hidupnya berbagai jenis hewan dan milyaran mikroorganisme.
Beberapa Komponen Penyusun Tanah antara lain:
a. Batuan
Batuan merupakan bahan padat yang terbentuk secara alami yang tersusun dari campuran mineral dan senyawa dengan berbagai komposisi. Para ahli geologi mengelompokkan batuan menjadi 3 jenis berdasarkan proses terjadinya: yaitu batuan beku, sedimen, dan matemorf. Batuan dapat berasal dari magma gunung berapi yang mendingin. Batuan-batuan yang ada di bumi tersebut mengalami pelapukan sehingga menjadi bahan pembentuk tanah.
b. Udara
Meskipun tanah adalah benda yang kelihatan padat, tetapi sebenarnya di tanah-tanah tersebut terdapat rongga-rongga yang terisi udara. Rongga udara terdapat di antara partikel (butiran) tanah, di antara batuan dan partikel tanah, di antara partikel tanah dengan akar tumbuhan ataupun di antara akar tanaman dengan batuan. Rongga udara juga dapat terbentuk oleh aktivitas hewan tanah, misalnya cacing.
c. Humus
Humus adalah komponen organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi (penguraian) hewan atau tumbuhan yang telah mati, daun yang gugur, ataupun feses oleh bakteri dan jamur. Humus adalah tanah yang memiliki tekstur gembur dan memiliki banyak pori-pori sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Kondisi tersebut menyebabkan tanah humus akan memperoleh cukup udara dan mampu mempertahankan air sehingga tanah selalu lembab. Selain itu, humus mengandung mineral-mineral dan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan.
d. Air
Makhluk hidup yang hidup di tanah pada umunya butuh kelembaban tanah. Kelembaban tanah disebabkan karena keberadaan air di dalam tanah. Begitu pula tumbuhan juga membutuhkan air. Air diserap oleh tumbuhan setelah air menembus tanah dan mencapai akar.
e. Mineral
Di dalam kerak bumi inilah terdapat banyak kandungan mineral berupa ion-ion positif dan ion-ion negatif. Beberapa ion positif yang ada dalam tanah adalah kalium ( K+) kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) Sedangkan ion-ion negatif adalah nitrat (NO3) fosfat (H2PO4) dan sulfat (SO42-) Ion-ion tersebut merupakan nutrisi bagi tumbuhan yang diserap melalui akar. Kandungan mineral dalam tanah yang berbeda-beda menentukan sifat dan karakter suatu tanah. Tidak semua tanah sesuai untuk bercocok tanam.
f. Komponen organik
Tanah merupakan tempat hidup dari beberapa makhluk hidup mulai dari bakteri, jamur, alga, serangga, dan cacing tanah. Organisme tanah tersebut menguraikan bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup sehingga menghasilkan material organik di dalam tanah. Tanah yang subur tidak hanya ditentukan oleh kandungan mineral di dalamnya tetapi juga sifat fisika dan kimia tanah.
Jadi secara umum, sifat fisika berupa sifat yang dapat diamati secara langsung seperti tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, warna, suhu, lengas tanah, drainase tanah dan porositas. Sedangkan sifat kimia tanah berupa struktur atau penyusun tanah seperti unsur hara, pH, dan bahan organik.
Salah satu sifat kimia tanah yang menjadi indikator kesuburan tanah adalah derajat keasaman atau pH tanah. Tanah yang subur memiliki pH tanah sekitar 7. Pada kisaran pH tersebut tumbuhan dapat menyerap nutrisi secara optimal. Tanah dapat kehilangan kandungan mineral dan nutrisi akibat beberapa kejadian alam seperti hujan dan banjir. Upaya untuk menjaga agar tanah tidak kehilangan nutrisinya diantaranya adalah dengan reboisasi dan terasering.
Semakin gelap warna tanah kandungan bahan organiknya tinggi. Warna tanah yang gelap juga akan menyerap panas lebih cepat dibandingkan dengan warna yang terang karena banyak menyerap panas maka kandungan air pada tanah yang gelap akan lebih cepat menguap sehingga tanah lebih cepat kering. Kondisi warna tanah inilah yang secara tidak langsung dapat dikatakan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Warna tanah akan memengaruhi temperatur dan kelembaban sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, aktivitas, organisme tanah, dan struktur tanahnya.