Struktur Teks Eksposisi

 

Struktur Teks Eksposisi


Struktur Teks Eksposisi

Membaca Teks Eksposisi

Pada pembelajaran ini Anda akan diajak menganalisis struktur teks eksposisi yang lainnya. Masih ingat bukan struktur teks eksposisi? Jika sudah lupa, coba Anda pelajari kembali materi struktur teks eksposisi. Setelah itu, agar Anda lebih memahaminya lagi, bacalah teks eksposisi berikut dengan cermat.

Bahaya Mie Instan bagi Kesehatan

 Semua orang pasti kenal dengan makanan cepat saji bernama mie instan Selain mudah didapatkan, jenis makanan yang satu ini juga memiliki rasa yang nikmat. Hanya saja, dibalik sifat praktis dan rasanya yang selalu nikmat ini, mie instan juga memiliki sejumlah resiko. Menurut sejumlah hasil penelitian, Terlalu sering mengonsumsi mie instan dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit kanker, ginjal dan usus buntu. Pada sejumlah kasus, konsumsi mie instan berlebihan juga dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas. 

Apabila Anda biasanya mengonsumsi mie instan setiap hari, mulailah untuk menguranginya dengan tenggang waktu 2 hingga 3 hari dan lakukan sampai Anda terbebas dari mie instan sama sekali. Menurut penelitian ternyata di dalam mie instan terdapat kandungan lilin yang berbahaya kesehatan. 

Kandungan lilin dalam mie instan berguna untuk membuat mie tidak lengket satu dengan lainnya. Dengan seringnya kita mengonsumsi mie instan berarti kita juga telah memasukkan banyak kandungan lilin ke dalam tubuh kita. Kandungan lilin tersebut akan merusak sistem kerja pencernaan dalam tubuh karena baru bisa dicerna oleh tubuh dalam waktu minimal 2 hari.

Selain kandungan lilin, di dalam mie instan juga terdapat natrium yang dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan maag. Jika dikonsumsi berlebihan dalam waktu yang cukup lama, kandungan natrium ini tentu secara signifikan dapat menimbulkan penyakit di atas. Hal ini didasari oleh karena kandungan natrium yang bersifat menetralkan lambung sehingga mengakibatkan lambung Anda akan mensekreasi asam dalam jumlah yang banyak agar dapat mencerna makanan.

Mie instan ternyata juga mempunyai kandungan zat-zat lain yang dapat membahayakan kesehatan tubuh kita, seperti MSG dan penambah rasa. Jika Anda masih ingin mengonsumsi mie instan, tetapi ingin tetap sehat Anda harus melakukannya sesuai saran penyajian, dan jangan memasak bumbu mie instan secara bersamaan mienya, karena jika bumbu mie instan dimasak di atas suhu 120 °C bisa memicu terjadinya sel kanker.

Oleh karena itu, kita jangan terlalu sering mengkonsumsi mie instan karena dapat meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh kita.

Sumber


Menganalisis Struktur Teks Eksposisi

Setelah Anda membaca dengan cermat teks eksposisi “Bahaya Mie Instan bagi Kesehatan” tersebut, Anda akan menemukan struktur teks eksposisi tersebut. Struktur teks eksposisi tersebut sama dengan struktur teks eksposisi yang telah Anda pelajari sebelumnya, yakni dimulai dengan pernyataan pendapat atau tesis, kemudian dilanjutkan dengan beberapa argumentasi yang mendukung pendapat tersebut, dan diakhiri dengan penegasan ulang pendapat. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut:

Pernyataan pendapat/ Tesis

Argumentasi

Argumentasi

Argumentasi

Penegasan Ulang Pendapat


Tahap pernyataan pendapat/ tesis dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam karangan. Jadi, pernyataan pendapat atau tesis merupakan pembuka sebagai pengantar teks eksposisi yang berisi pernyataan pendapat yang didukung oleh argumen-argumen. 

Tahap selanjutnya adalah argumentasi-argumentasi yang mendukung pendapat tersebut. Kata argumentasi dalam KBBI diartikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. 

Tahap terakhir adalah penegasan ulang pendapat. Pada bagian ini diungkapkan kembali pendapat penulis agar lebih jelas lagi. 

Setelah Anda baca teks eksposisi ““Bahaya Mie Instan bagi Kesehatan”” memiliki struktur sebagai berikut:

Bahaya Mie Instan bagi Kesehatan
Pernyataan pendapat/tesis Semua orang pasti kenal dengan makanan cepat saji bernama mie instan. Selain mudah didapatkan, jenis makanan yang satu ini juga memiliki rasa yang nikmat. Hanya saja, dibalik sifat praktis dan rasanya yang selalu nikmat ini, mie instan juga memiliki sejumlah resiko. Menurut sejumlah hasil penelitian, Terlalu sering mengonsumsi mie instan dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit kanker, ginjal dan usus buntu. Pada sejumlah kasus, konsumsi mie instan berlebihan juga dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas.
Argumentasi Apabila Anda biasanya mengonsumsi mie instan setiap hari, mulailah untuk menguranginya dengan tenggang waktu 2hingga 3 hari dan lakukan sampai. Anda terbebas dari mie instan sama sekali. Menurut penelitian ternyata di dalam mie instan terdapat kandungan lilin yang membahayakan kesehatan. Kandungan lilin dalam mie instan berguna untuk membuat mie tidak lengket satu dengan lainnya. Dengan seringnya kita mengonsumsi mie instan berarti kita juga telah memasukkan banyak kandungan lilin ke dalam tubuh kita. Kandungan lilin tersebut akan merusak sistem kerja pencernaan dalam tubuh karena baru bisa dicerna oleh tubuh dalam waktu minimal 2 hari.
Argumentasi Selain kandungan lilin, di dalam mie instan juga terdapat natrium yang dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan maag. Jika dikonsumsi berlebihan dalam waktu yang cukup lama, kandungan natrium ini tentu secara signifi kan dapat menimbulkan penyakit di atas. Hal ini didasari oleh karena kandungan natrium yang bersifat menetralkan lambung, sehingga mengakibatkan lambung Anda akan mensekreasi asam dalam jumlah yang banyak agar dapat mencerna makanan.
Argumentasi Mie instan ternyata juga mempunyai kandungan zat-zat lain yang dapat membahayakan kesehatan tubuh kita, seperti MSG dan penambah rasa. Jika Anda masih ingin mengonsumsi mie instan tetapi ingin tetap sehat. Anda harus melakukannya sesuai saran penyajian, dan jangan memasak bumbu mie instan secara bersamaan mienya, karena jika bumbu mie instan dimasak di atas suhu120 °C bisa memicu terjadinya sel kanker.
Penegasan ulang pendapat Oleh karena itu, kita jangan terlalu sering mengonsumsi mie instan karena dapat meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh kita.
Sumber

Perhatikan bagian-bagian yang tercetak tebal. Kalimat-kalimat yang tercetak tebal itu merupakan tesis (kolom petama), argumentasi (kolom ke-2 – ke-4), dan penegasan ulang pendapat (kolom ke-5).

Menganalisis Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi

Setelah Anda memahami struktur teks eksposisi, selanjutnya Anda akan mempelajari aspek atau ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks eksposisi. Untuk itu, bacalah kembali teks eksposisi “ Bahaya Kabut Asap bagi Kesehatan” pada pembelajaran sebelumnya dengan cermat. Sambil membaca, tandai aspek atau ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks tersebut.

Sudahkah Anda menemukan ciri atau aspek kebahasaan teks eksposisi tersebut? Jika sudah, Coba cocokkan ciri kebahasaan yang Anda temukan dengan penjelasan berikut. Aspek atau ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks eksposisi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Teks eksposisi menggunakan pronomina, yaitu kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda, seperti saya, aku, kita, kami, dan mereka. Pronomina ini terutama digunakan dalam bagian pernyataan pendapat atau tesis dan penegasan ulang pendapat.

 Contoh:

1) Kabut asap yang melayang-layang di udara ini 100 kali lebih berbahaya daripada asap yang dikeluarkan oleh rokok karena mengandung ratusan kali zat karsionogenik yang sangat berbahaya di dalamnya bagi kesehatan tubuh kita.

2) Berdasarkan penjabaran di atas, dapat saya simpulkan bahwa kabut asap yang menyelimuti udara bisa menyebabkan penyakit terhadap masyarakat yang menghirupnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kalimat nomor 1) menggunakan pronomina kita. Kalimat tersebut merupakan kalimat tesis yang terdapat pada paragraf pertama dalam teks eksposisi tersebut. Sedangkan, contoh nomor 2) menggunakan pronomina saya. Kalimat tersebut terdapat di bagian akhir teks eksposisi yang telah Anda baca yang merupakan bagian penegasan ulang pendapat. 

b. Teks eksposisi banyak menggunakan jenis kata adverbia, yaitu kata yang memberikan keterangan pada verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat),dan nomina (kata benda).

 Contoh:

3) Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, anak-anak, lansia, dan orang-orang penderita penyakit jantung dan paru-paru memiliki risiko yang sangat besar terkena dampak kabut asap.

4) Penyakit Pneumonia akan mengakibatkan paru-paru menjadi hitam dan rusak. Akibatnya, paru-paru akan kehilangan kemampuannya untuk melakukan tugas utamanya, yaitu bernafas sehingga para penderita penyakit ini sulit untuk sembuh, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Kata sangat dalam contoh nomor 1) merupakan kata adverbia yang menerangkan kata adjektiva (kata sifat) besar. Sedangkan, kata akan pada contoh 2) menerangkan verba (kata kerja) mengakibatkan dan menerangkan nomina (kata benda) kehilangan.

c. Teks eksposisi banyak menggunakan nomina, yakni kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapat bergabung dengan kata tidak.

Contoh:

Kabut asap yang mencemari udara ini menimbulkan berbagai kerugian dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi kesehatan mereka sehingga masyarakat yang menghirup kabut asap memiliki berbagai macam risiko penyakit yang berbahaya. Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, anak-anak, lansia, dan orang-orang penderita penyakit jantung dan paru-paru memiliki risiko yang sangat besar terkena dampak kabut asap.

Contoh dalam kutipan teks eksposisi tersebut banyak menggunakan nomina atau kata benda (tercetak miring). Kata benda tersebut ada yang berupa nomina dasar (kabut asap, udara, masyarakat, dll) dan berupa kata benda yang mengalami proses nominalisasi yaitu pembentukan nomina dari kelas lain dengan menggunakan afiks ke-an, pe-, pe-an, dan per-an (kerugian, kesehatan, penyakit dari kelas kata sifat dan pengembangan, kementerian dari kelas kata benda)

d. Teks eksposisi selain banyak menggunakan kelas kata nomina juga banyak menggunakan kelas kata verba yaitu kata kerja yang menggambarkan proses atau perbuatan. Verba yang digunakan berupa verba aktif dan verba pasif. Verba aktif adalah bila persona yang terkandung dalam bentuk kata kerja menjadi agens atau pelaku yang melakukan perbuatan itu. Sedangkan, verba pasif adalah bila persona yang terkandung dalam bentuk kata kerja itu menjadi patiens yaitu yang menderita hasil tindakan itu.

 Contoh:

5) Ada beberapa penyakit berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh kabut asap ini, di antaranya iritasi pada bagian mata dan kulit.

6) Hal ini disebabkan oleh partikel- partikel halus yang melayang-layang di udara mengenai mata dan kulit mereka sehingga mata dan kulit menjadi perih dan memerah.

7) Penyakit Pneumonia akan mengakibatkan paru-paru menjadi hitam dan rusak.

8) Akibatnya, paru-paru akan kehilangan kemampuannya untuk melakukantugas utamanya, yaitu bernafas sehingga para penderita penyakit ini sulit untuk sembuh, bahkan bisa menyebabkan kematian.

 Kalimat 1) dan 2) menggunakan verba pasif yang ditandai dengan afiks di-. Sedangkan kalimat 3) dan 4) menggunakan verba aktif yang ditandai dengan afiks me-, me-kan, me-i dan ber-.

e. Teks eksposisi banyak menggunakan kelas kata adjektiva yaitu kata yang menerangkankata benda dan dapat melekat pada kata sangat, sekali, paling, lebih.

 Contoh:

9) Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, anak-anak, lansia, dan orang-orang penderita penyakit jantung dan paru-paru memiliki risiko yang sangat besar terkena dampak kabut asap.

10) Dari risiko-risiko penyakit di atas, baik secara langsung maupun tidak langsung, anak-anak kecil dan para lanjut usialah yang sangat beresiko terkena dampaknya. Hal ini dikarenakan anak kecil dan lansia memiliki daya tahan tubuh yang lemah dibandingkan dengan orang-orang dewasa.

Kelas kata adjektiva dalam kedua contoh tersebut adalah besar, kecil, lemah, dan dewasa.

Mengontruksi Teks Eksposisi

 Pada pembelajaran sebelumnya Anda telah belajar mengembangkan isi teks eksposisi dengan memerhatikan permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi. Pada pembelajaran s ini Anda akan belajar mengontruksi teks eksposisi atau dengan kata lain menyusun teks eksposisi. 

 Bagaimana langkah-langkah mengontruksi sebuah teks eksposisi? Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Menetukan topik 

 Pilihlah topik yang menarik dan bermakna. Artinya, topik yang akan kita pilih harus menarik untuk dibaca dan bermanfaat untuk para pembaca. Selain itu, materinya harus dikuasai, mudah dicarikan datanya, dan mudah dikembangkan. Misalnya, “Bahaya Mie Instan bagi Kesehatan”. Topik ini sangat menarik dan sangat bermanfaat bagi masyarakat karena banyak orang yang tidak tahu bahaya mie instan sehingga sering mengonsumsinya.

2. Menyusun kerangka teks

 Susunlah kerangka teks sesuai dengan struktur teks eksposisi, yakni Pernyataan pendapat/tesis, argumentasi, dan penegasan ulang pendapat.

3. Mengembangkan kerangka

Setelah Anda menyusun kerangka, langkah selanjutnya adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah teks eksposisi yang utuh dengan memerhatikan struktur dan ciri kebahasaan teks eksposisi.

4. Merevisi teks eksposisi

 Teks eksposisi yang telah disusun perlu direvisi karena ketika kita menulis mungkin masih ada kesalahan. Karena itu, hal yang harus kita revisi adalah struktur kalimatnya, ejaan, dan tanda baca

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post