Struktur Teks Anekdot |
Struktur Teks Anekdot
A. Teks Anekdot
Untuk menambah wawasan Anda tentang teks anekdot, bacalah teks anekdot berjudul “Petugas Kebersihan” berikut dengan cermat!
PETUGAS KEBERSIHAN
Pada suatu hari, ada seorang petugas kebersihan yang sedang menyapu jalanan kota. Tiba-tiba dari arah barat, ada pengendara mobil yang melemparkan sampah keluar kaca jendela mobil. Karena kesal, akhirnya petugas kebersihan pun menghentikan kegiatan menyapunya dan berteriak kencang.
”Woy.. kalo buang sampah liat-liat dong, jangan buang sampah seenaknya, hargai saya kalo lagi kerja!”.
Lalu mobil itupun berhenti, dan dari dalam keluarlah seorang pria yang rapi berkemeja dan berdasi. Akhirnya, petugas kebersihan memilih untuk menghampiri orang itu.
“Pak, bisa kagak sih kalo buang sampak nggak di jalan? Ini saya susah bersihinnya!”, kata petugas kebersihan dengan perasaan kesal.
“Sebelumnya maaf Pak, saya tadi tidak bermaksud gitu” jawab pria itu.
“Masih aja ngeles, alesan padahal udah ketahuan” sahut petugas kebersihan.
“Jadi gini Pak, saya ini hobi main basket, dan saya tadi sedang mencoba latihan dengan melempar sampah ke tong sampah di sana”,pria berdasi menjawab sambil menunjuk tong sampah didekatnya.
Akhirnya petugas kebersihan meninggalkan pembicaraan sambil bergumam berbicara dalam hati”ada-ada saja, dasar orang-orang jaman sekarang tambah aneh aja”.
(Sumber)
B. Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot juga memiliki struktur-struktur dalam pembentukannya. Struktur teks anekdot antara lain adalah abstraksi, orientasi, event, krisis, reaksi, koda, dan re-orientasi. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai tiap bagain struktur teks anekdot ini, Anda bisa menyimak penjelasan berikut.
1) Abstraksi
Bagian ini terletak pada bagian awal paragraf, berisikan gambaran awal tentang isi dari teks anekdot.
Contoh:
Di suatu pagi, Angga lagi asyik menyantap soto di warung makan favoritnya. Seusai merasa kenyang, Angga langsung berdiri dan bergegas pulang.
2) Orientasi
Bagian ini berisikan awal mula, latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi di dalam teks.
Contoh:
Di tengah tengah berpergian untuk pulang, Angga tertimpa musibah berupa kecelakaan karena kena serempet sepeda motor yang lagi ugal-ugalan. Akibat kecelakaan itu, akhirnya putus sandal Angga.
3) Event
Berisikan rangkaian peristiwa yang terjadi di dalam teks.
Contoh:
Secara terpaksa Angga berjalan kaki dengan tidak disertai memakai sandal. Dikarenakan jarak rumahnya yang jauh, akhirnya dia memilih mau berkunjung ke toko terdekat buat membeli sandal. Namun, apa buat, jumlah uang di dompetnya tidak cukup.
4) Krisis
Bagian ini berisikan tentang pemunculan permasalahan yang terjadi di dalam teks anekdot.
Contoh:
Karena jumlah uang tak cukup, Angga akhirnya memiliki niatan buat menggosop sanda di masjid yang lokasinya cuma beberapa meter dari toko sandal tersebut. Angga akan menggosop sandal paling bagus yang terdapat di masjid tersebut.
5) Reaksi
Bagian ini berisikan langkah penyelesaian masalah yang timbul di dalam bagian krisis.
Contoh:
Akhirnya tiba juga Hari persidangan, Angga berada di kursi tersangka disertai muka yang tertunduk.
6) Koda
Pada bagian ini akan muncul perubahan yang terjadi pada tokoh di dalam teks.
Contoh:
Lalu hakim menjelaskan ke si Angga, bahwa ia mencuri sendal, maka dia merugikan seseorang dengan nilai 30.000 rupiah saja. Sementara para koruptor melakukan korupsi duit 2 miliar, maka ia sama saja merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
7) Re-orientasi
Bagian ini merupakan bagian akhir dari teks sekaligus sebagai penutup dari teks itu sendiri.
Contoh:
Nah jika dihitung-hitung, koruptor cuma bikin rugi 10 rupiah saja masing-masing orang. Sehingga kerugian karena aksi yang dikerjakan oleh Arya lebih gede dibandingkan aksi yang dikerjakan oleh para koruptor.
C. Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki kaidah kebahasaan tersendiri yang berbeda dari teks lainnya. Kaidah kebahasaan di dalam teks anekdot adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan kata keterangan waktu lampau, misalnya dahulu, tahun lalu, bulan lalu, waktu itu, dll.
2) Menggunakan kata penghubung (konjungsi), yang dibagi menjadi: konjungsi antara kata yang satu dengan kata yang lain, konjungsi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, dan konjungsi antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.
3) Terdapat penggunaan kata kerja (verba), contoh: membaca, tertawa, berjalan, terdiam, dll.
4) Urutan peristiwa berdasarkan waktu (kronologis).
5) Menggunakan jenis pertanyaan retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.
6) Menggunakan kalimat perintah, contoh: buanglah, ambillah, catatlah, perhatikanlah, dll.
D. Membuat Kerangka Teks Anekdot
Membuat kerangka teks anekdot identik dengan menentukan unsur-unsur dalam struktur teks anekdot. Berarti menyusun bagian bagian abstraksi, orientasi, even, krisis, reaksi, koda, dan re-orientasi.
Untuk lebih lengkap lagi berikut ini diberikan langkah-langkah menulis teks anekdot:
1. Menentukan topik
Topik teks anekdot berkaitan dengan sindiran apa yang akan kita berikan dan kepada siapa sindiran itu ditujukan. Oleh karena itu, kita harus menentukan apakah objek yang akan disindir. Kemudian menentukan peristiwa-peristiwa unik atau penting apa yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan sindiran tersebut. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah menjaga agar tetap berhubungan dengan peristiwa nyata, bersifat lucu dan menghibur, namun tetap memiliki pesan moral yang berkualitas.
2. Mengumpulkan bahan
Bahan-bahan yang bisa kita gunakan untuk menyusun teks anekdot adalah sebagai berikut.
1) Pesan moral apa yang akan kita sampaikan.
2) Humor apa yang akan kita pilih untuk menyampaikan pesan moral.
3) Kepada siapa pesan moral tersebut akan disampaikan.
4) Jagalah agar peristiwa yang kita gunakan berhubungan dengan peristiwa nyata di sekitar kita.
5) Buatlah agar cara penyampaiannya tetap lucu tetapi bernilai pendidikan.
3. Menyusun kerangka
Susunlah kerangka teks anekdot dengan merujuk kepada struktur teks anekdot. Hal yang perlu diingat adalah tidak semua bagian struktur harus tersurat (tertulis), ada kalanya terdapat bagian struktur yang tersirat, hasil dari menyimpulkan sebuah peristiwa.
4. Mengembangkan kerangka
Kembangkanlah kerangka teks yang telah berhasil Anda susun, menjadi sebuah teks anekdot yang menarik, lucu, menyindir, dan mengandung pesan moral.
5. Menyunting kembali teks
Langkah terakhir dalam proses penulisan teks anekdot adalah menyunting teks tersebut. Penyuntingan teks tersebut bisa difokuskan ke dalam beberapa hal. Pertama tentang penggunaan EYD, apakah teks laporan hasil observasi tersebut telah menggunakan EYD yang benar. Kedua tentang penggunaan kata baku dan tidak baku. Telitilah penggunaan kata yang dipilih apakah sudah memenuhi kaidah kebakuan. Ketiga adalah penggunaan kalimat efektif. Apakah teks laporan hasil observasi yang disusun telah menggunakan kalimat efektif? Apabila belum, ubahlah kalimat tersebut agar efektif.
E. Mengembangkan Teks Anekdot
Abstraksi
Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan anaknya. Hari ini tidak ada kepulan asap di dapur.
Orientasi
Hasan sangat lapar. Ia pun pergi dari rumah, siapa tahu ada orang yang berbelas kasihan terhadapnya dengan memberi makan kepadanya. Tapi tak seorang pun yang belas kasih kepadanya.
Krisis
Akhirnya Hasan punya akal panjang yaitu mencuri buah durian milik tetangga yang kikir itu. Dia pulang ke rumah membawa sebuah durian. Ibunya pun senang melihat kedatangan Hasan yang membawa makanan. Ibunya pun memuji tindakan Hasan. “Lain kali lebih banyak, ya, Nak! Tidak hanya satu!“ kata ibunya dengan polos.
Reaksi
Waktu terus berjalan, tapi tetap tak ada sesuatu yang bisa dimasak oleh Ibu Hasan. Hasan teringat buah durian. Hasan pun pergi ke kebun. Diambilnya dua buah durian. Tapi naas bagi Hasan, warga sudah menghadangnya. Hasan dihakimi oleh massa.
“Ini bukan keinginan saya, tapi keinginan ibuku. ”Hasan menjerit kesakitan. Ibunya hanya diam.
“Bagaimana warga, apakah kita lanjutkan hukuman ini?” kata kepala kampung.
“Lanjut, hajar dia, sampai dia kapok!” seru warga.
Ibunya hanya bisa melihat anak yang malang itu dihakimi massa.
Koda
Setelah warga selesai melampiaskan amarah dan meninggalkannya, ibunya datang memeluknya.
F. Menyunting Teks Anekdot
Menyunting teks anekdot dilakukan setelah teks anekdot selesai dibuat. Adapun langkah-langkah menyunting teks anekdot adalah sebagai berikut.
1. Menyunting teks
Menyunting yaitu mengoreksi teks yang sudah dibuat. Koreksi teks berdasarkan kesesuaian isi dengan topik, kaidah, dan bahasa.
2. Merevisi teks sesuai dengan hasil suntingan
Pada tahap ini, penulis menulis ulang teks yang sudah disunting/dikoreksi.
3. Pengendapan ide
Teks yang sudah dibuat diendapkan dulu atau ditinggalkan dulu, setelah beberapa jam, teks yang sudah ditulis bacalah! Apakah masih ada yang salah? Atau sudah sesuai dengan harapan? Kalau masih ada yang salah perlu dibenahi lagi.
4. Memberi judul
Judul yang dipilih haruslah yang menarik pembaca.