Soal Teks Resensi

 
Soal Teks Novel

Soal Teks Novel

Pilihan Ganda

1. Bacalah penjelasan novel berikut dengan saksama!

“…Kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya-raya, tapi kau malas. kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang, aku menyuruh engkau semuanya beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahku saja.”

Semua menjadi pucat pasi, dan bertanyalah haji Saleh pada malaikat yang menggiring mereka.

“Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami, menyembah Tuhan di dunia?’

“Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal, engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikitpun.”

Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis

Kalimat resensi yang mengungkapkan kelebihan sesuai kutipan cerpen tersebut adalah 

A. Cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis sangat baik karena isinya menyadarkan kita bahwa ibadah itu bukan sekedar menjalankan perintah Allah, tetapi berbuat baik terhadap sesama makhluk dan bekerja juga ibadah.

B. A.A. Navis dalam cerpen Robohnya Surau Kami mengisahkan seseorang yang hidupnya penuh dengan ibadah kepada Allah tanpa bekerja dan tanpa memerhatikan keluarganya, tetapi ketika meninggal orang itu tetap saja masuk neraka.

C. Alur yang digunakan A.A. Navis dalam cerpen Robohnya Surau Kami adalah alur maju sehingga memudahkan para pembaca mengikuti jalan ceritanya dan tidak merasa bosan untuk mengikutinya sampai habis.

D. Sudut pandang yang digunakan A.A. Navis dalam cerpen Robohnya Surau Kami adalah orang ketiga terarah. Dengan sudut pandang seperti itu, pembaca akan merasakan peristiwa itu sedang dijalaninya.

E. Bahasa yang digunakan A.A. Navis dalam cerpen Robohnya Surau Kami sangat sederhana karena kalimatnya berupa kalimat tunggal dan kosakatanya sederhana sehingga mudah dipahami. 


2. Bacalah penjelasan novel berikut dengan saksama!

Pada bagian awal cerpen berjudul “Apalah Nama” karya Sori Sutan Sirovi Siregar ini, mungkin pembaca akan merasa sedikit bosan karena alur ceritanya yang monoton dan tidak begitu memikat hati para pembaca. Tapi di balik itu, cerpen ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan, dengan menggunakan bahasa yang ringan, santai tapi bermakna, para pembaca tidak akan menemukan kesulitan saat membaca cerpen ini. Penggunaan sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat mampu membuat para pembaca berimajinasi tentang bagaimana latar dan suasana dalam cerpen ini. Cerpen “Apalah Nama” pun sangat mudah dikaitkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, bila kepentingan dan keadilan kita terusik, kita marah, bingung, kesal, dan memprotes. Tetapi, kalau kepentingan dan keadilan orang lain terabaikan, kita diam saja dan pura-pura tidak tahu.

Kalimat resensi yang mengungkapkan kelebihan sesuai dengan penjelasan tersebut adalah …

A. “Apalah Nama” merupakan cerpen karya Sori Sutan Sirovi Siregar ini sangat bermanfaat bagi para pembaca karena mengungkapkan ketulusan hati seseorang.

B. Cerpan “Apalah Nama” karya Sori Sutan Sirovi Siregar ini sangat tidak membosankan karena menggunakan bahasa yang komunikatif.

C. Para pembaca cerpen “Apalah Nama” karya Sori Sutan Sirovi Siregar ini akan merasa mudah mengerti karena menggunakan alur cerita yang tidak berbelit-belit.

D. Para pembaca akan merasa mudah memahami isi cerpen “Apalah Nama” karya Sori Sutan Sirovi Siregar ini karena menggunakan bahasa yang ringan.

E. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerpen “Apalah Nama” ini adalah sudut pandang orang pertama sebagai pengamat sehingga mudah dipahami.


3. Cermati kutipan resensi berikut

Cara pengarang menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerita ini berlainan dengan cara yang biasa dipakai pengarang lain. Tokoh utama pria, Sukartono, adalah seorang yang mau berkorban demi orang lain dan ia pun seorang suami yang sabar. Tokoh Sumartini digambarkan sebagai seorang wanita modern yang mandiri dan memiliki ego yang tinggi. Sedangkan, Rohayah digambarkan sebagai sosok wanita yang lemah lembut, penyayang, dan penuh perhatian, tetapi memiliki masa lalu yang suram.

Kutipan resensi tersebut menanggapi tentang unsur ….

A. konflik

B. alur

C. penokohan

D. latar

E. sudut pandang


4. Bacalah penjelasan novel berikut dengan saksama!

Bab pertama novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata menceritakan bahwa dirinya yang dipanggil Ikal dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang begitu nakalnya sehingga mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku ini. Namun, pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah yang seperti berdiri sendiri, sehingga seolah-olah Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu buku. Tapi sebenarnya pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, memiliki hubungan yang sangat erat. Seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan. Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan, dan kesedihan.

 Kalimat resensi yang mengungkapkan kelemahan buku sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah ... .

A. Bahasa yang digunakan Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi kurang menarik. 

B. Andrea Hirata dalam novelnya Sang Pemimpin kisah-kisahnya kurang berhubungan.

C. Cerita yang diungkapkan Andrea Hirata dalam Sang Pemimpin tidak terjalin dengan baik.

D. Kisah tiap-tiap bab dalam novel Sang Pemimpi diungkapkan seolah-olah berdiri sendiri.

E. Amanat yang disampaikan melalui tokoh Ikal tidak memberikan contoh yang baik.


5. Bacalah kutipan resensi novel berikut dengan saksama!

Dalam novel ini dapat dilihat bagaimana seorang Putu Wijaya mengonstrusi dan membuat sebuah alur cerita dengan rapi dan bagaimana penulis menjadikan psikologi tokoh digambarkan secara nyata dengan dialog yang singkat, namun menghidupkan suasana dalam novel dan klimaks tersebut. Putu Wijaya juga sukses membuat bagaimana alur itu menjadi sangat hidup dengan pertikaian yang sebenarnya sangat sederhana. Pertikaian yang muncul adalah masalah yang kompleks dan dapat atau sering kita jumpai dalam masyarakat kita. Dalam novel ini juga dapat diambil beberapa pesan moral yaitu dalam sebuah kejujuran memang sangatlah sulit untuk membuat situasi menjadi biasa. Terkadang kejujuran itu membutuhkan sebuah situasi yang jujur dan mampu menanggung segala risiko dengan baik dari segala perbuatan, sehingga topeng kemunafikan itu pun dapat disingkirkan.

Kalimat resensi yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah … 

A. Penokohan digambarkan Putu Wijaya dalam novel Bila Malam Bertambah Malam sangat kuat.

B. Pertikaian yang terdapat dalam novel Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya sangat rumit.

C. Bahasa yang digunakan Putu Wijaya dalam novel Bila Malam Bertambah Malam sulit dipahami.

D. Pesan moral yang dapat kita ambil dalam novel Putu Wijaya adalah hindarilah perbuatan yang keji.

E. Alur cerita yang diungkapkan Putu Wijaya dalam novel Bila Malam Bertambah Malam sangat hidup.


6. Bacalah kutipan resensi novel berikut dengan saksama!

Novel Para Priyayi (PP) karya Umar Kayam, sebenarnya lebih menyerupai “kumpulan” cerita yang membentuk satu kesatuan cerita. Sapardi Djoko Damono dalam resensinya (Tempo, 20 Juni 1992) menyebut novel ini sebagai novel esai yang menyerupai album besar. Alur ceritanya sendiri dikembangkan oleh sedikitnya delapan pencerita, yaitu pencerita tokoh Lantip, Sastrodarsono, Hardoyo, Noegroho, Harimurti,dan para istri Ngaisah, Soemini, dan Sus. Lengkapnya, Para Priyayi terdiri atas sepuluh bagian cerita yang kait-berkait dan masing-masing ditandai dengan judul-judul sebagai berikut: “Wanagalih” (hlm. 1- 8), “Lantip” (hlm. 9 - 28), “Sastrodarsono” (hlm. 29-114), “Lantip” (hlm. 115-137), “Hardoyo” (hlm. 138-176), “Noegroho” (hlm. 177-205), “Para Istri” (hlm. 206-233), “Lantip” (hlm. 234-260), Harimurti (hlm. 261-299), dan “Lantip” (hlm. 300-308). Mengingat PP dikembangkan oleh sedikitnya delapan pencerita, dan masing-masing merangkaikan peristiwanya sendiri –meskipun saling melanjutkan dan melengkapi— PP dapat dikatakan novel yang beralur banyak.

 Kalimat resensi yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah … 

A. Novel Para Priyayi karya Umar Kayam merupakan novel yang beralur banyak karena di dalamnya terdapat beberapa cerita yang saling berkaitan.

B. Resensi novel Para Priyayi karya Umar Kayam yang diungkapkan oleh Sapartdi Djokodamono membahas tentang penokohannya yang kuat.

C. Novel Para Priyayi yang dikarang oleh Umar Kayam memuat bermacam-macam cerita pendek sehingga membentuk sebuah esai yang panjang.

D. Novel Umar Kayam yang berjudul Para Priyayi mengisahkan tentang para priyayi yang ditokohnya banyak sekali sehingga membosankan.

E. Novel Para Priyayi karya Umar kayam mengisahkan tentang delapan orang tokoh yang masing-masing ceritanya tidak berkaitan.


7. Cermati cerpen berikut!

Setelah Satu minggu bekerja bersama, akhirnya pekerjaan kami selesai. Dengan hati sedikit terluka, Chaca membuat ekspresi senang di wajahnya. Chaca melirik wajah Dicky yang terlihat senang pula. Tapi ada sinar sedih di mata Dicky. Chaca tidak mengerti. Kenepa? Kenapa Dicky terlihat sedih? Bukanakah kami sudah mengerjakan tugas itu dengan baik? Tapi Chaca tidak ingin menanyakan apa – apa lagi tentang Dicky. Chaca tidak mau hatinya terasa sakit oleh jawabannya yang mungkin akan bernada dingin. Keesokan harinya, kami menyerahkan hasil kerja kelompok kami kepada Bu Guru. Bu Guru senang sekali karena kami adalah kelompok pertama yang mengumpulkan. Chaca sangat senang saat Bu Guru mengatakan akan memberikan nilai + pada kami berdua. Tetapi, terpikir oleh Chaca bahwa dengan berakhirnya ini, berakhir pulalah saat – saat dia bisa bersama Dicky. Walau hatinya sakit, namun Chaca tetap mencintainya, karena Chaca juga telah siap dengan segala risikonya. Kejutan Teindah, Minmel

 Kalimat resensi yang mengungkapkan kekurangan cerpen tersebut adalah ….

A. Kalimat yang digunakan dalam cerpen tersebut sulit dipahami

B. Cerpen tersebut banyak menggunakan majas yang tidak tepat

C. Cerpen tersebut diungkapkan seperti cerita biasa tanpa konfl ik

D. Penulis menggunakan diksi yang tidak sesuai dengan isi

E. Isi cerpen tersebut menggunakan kalimat kompleks dan berbelit-belit


8. Cermati cerpen berikut!

Ketika itu telah selesai ujian akhir kelas yang paling tua di sekolah dasar, kami berencana ingin mengadakan tamasya atau bahasa kami jalan-jalan ke tempat yang cukup terkenal di daerah kami. Maka bersama wali kelas Bapak Ameng, kami memanggilnya seperti itu, bersepakat untuk berlibur ke air terjun yang berada cukup jauh dari sekolah kami. Diperkirakan memakan waktu sekitar satu jam untuk mencapai tempat itu. 

Kami menggunakan kendaraan atau alat transportasinya adalah menggunakan bus atau kami menyebutnya bas atau sebutan keren dalam bahasa Inggrisnya yaitu wooden bus dan orang-orang di tempat kami memanggilnya dengan bas kayu. Kendaraan itu dari semenjak aku bersekolah dan hingga kini masih ada keberadaannya. Sangat murah dan nyaman ketika kita masuk ke dalam kendaraan itu. Apalagi kalau pendatang dari luar negeri atau turis yang ingin memakai jasa bas kayu itu. 

Cerpen Besar Pasak daripada Tiang, Dedi Wahyudi

Kalimat resensi yang menyatakan kelemahan berdasarkan kutipan cerpen tersebut adalah …. 

A. Cerpen “Besar Pasak daripada Tiang” hanya bercerita pengalaman tanpa ada konflik

B. Pengarang mengungkapkan pengalamannya dalam cerpen tersebut sangat menarik

C. Pengarang mendeskripsikan watak tokoh-tokoh dalam cerpen tersebut sangat kuat. 

D. Cerpen “Besar Pasak daripada Tiang” mengungkapkan kebanggaan terhadap wali kelasnya.

E. Cerpen tersebut kurang dipahami karena banyak menggunakan kata-kata berkonotasi.


9. Bacalah kutipan novel berikut dengan cermat!

Gadis Mesir itu bernama Maria. Ia juga senang dipanggil Maryam. Dua nama yang menurutnya sama saja. Dia putri sulung Tuan Boutros Rafael Girgis. Berasal dari keluarga besar Girgis. Sebuah keluarga Kristen Katolik yang sangat taat. Bisa dikatakan, keluarga Maria adalah tetangga kami yang paling akrab. Ya, paling akrab. Flat atau rumah mereka berada tepat di atas flat kami. Indahnya, mereka sangat sopan dan menghormati kami, mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Al Azhar.

 Maria gadis yang unik. Ia seorang Kristen Katolik atau dalam bahasa asli Mesirnya qibti, namun ia suka baca Al Quran. Ia bahkan hafal beberapa surat Al Quran. Di antaranya surat Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya merasa bangga. Aku mengetahui hal itu pada suatu kesempatan berbincang dengannya di metro. Kami tak sengaja berjumpa. Ia pulang kuliah dari Cairo University, sedangkan aku juga pulang kuliah dari Al Azhar University.

 “Hei, namamu Fahri, iya kan?”

 “Benar.”

 “Kau pasti tahu namaku, iya kan?”

 “Kau benar.”

 Ayat-Ayat Cinta, Habiburahman El Shirazy, 2007

Kalimat resensi yang tepat untuk menyatakan keunggulan buku sesuai dengan kutipan di atas adalah …

A. Keunggulan novel ini adalah menceritakan kehebatan anak Indonesia yang sanggup mengikuti pendidikan tinggi di luar negeri. 

B. Buku ini menceritakan pertemanan yang akrab antara dua remaja, sehingga cocok untuk dibaca para remaja, baik laki-laki maupun perempuan.

C. Hal yang menarik diketengahkan oleh pengarang adalah nilai kerukunan beragama antarbangsa yang selayaknya dimiliki setiap manusia.

D. Kelebihan buku ini adalah menampilkan karakter tokoh Maria, yang suka membaca Al Quran, meskipun beragama Kristen Katolik.

E. Buku ini bernilai positif dan dapat diteladani karena menampilkan tokoh yang kuliah di dua perguruan tinggi ternama di kota Kairo.


10. Bacalah penjelasan buku berikut dengan saksama!

Judul buku : Pedoman Penyiapan Naskah Soal UASBN 2008 – 2009 di Daerah

Penertbit : Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang, Depdiknas, 2008

Pengarang : Puspendik, Depdiknas

Isi : memudahkan dalam penulisan soal UN bagi penulis soal di daerah. 

 Kalimat resensi yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah …

A. Buku Pedoman Penyiapan Naskah Soal UASBN 2008 – 2009 di Daerah ini sangat mudah dipelajari oleh para pembaca.

B. Para pembaca tidak akan kesulitan membaca buku Pedoman Penyiapan Naskah Soal UASBN 2008 – 2009 di Daerah

C. Buku yang diterbitkan Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang, Depdiknas, 2008 sangat fektif untuk dipelajari.

D. Buku Pedoman Penyiapan Naskah Soal UASBN 2008 – 2009 di Daerah ditulis untuk memudahkan para penulis soal di daerah.

E. Buku Pedoman Penyiapan Naskah Soal UASBN 2008 – 2009 di Daerah ini diharapkan sangat berguna bagi para penulis.


Kunci Jawaban

1. A        6 A

2. D        7 C

3. C        8 A

4. D        9 C

5. E        10 D

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post