Struktur Teks Editorial dan Artikel

 
Struktur Teks Editorial dan Artikel

Struktur Teks Editorial dan Artikel

A. Mengenali Struktur Teks Editorial dan Artikel

Pada unit ini Anda akan belajar menulis teks editorial dan artikel. Namun untuk menulis teks editorial dan artikel yang baik, Anda perlu mengenali dan memahami terlebih dahulu struktur dan kaidah kebahasaannya.

Agar lebih mengenali bagaimana struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial dan artikel, silakan Anda pelajari materi berikut ini.

Struktur Teks Editorial

Struktur pada teks editorial sama dengan struktur teks eksposisi yakni terdiri dari pengenalan isu atau tesis, argumentasi, dan penegasan.

1. Pengenalan Isu

 Pengenalan isu atau sering juga disebut pernyataan umum (tesis) merupakan bagian pendahuluan dari teks editorial. Bagian ini berfungsi mengenalkan permasalahan yang akan dibahas pada bagian berikutnya. Pada bagian ini disajikan peristiwa, persoalan aktual, fenomenal, dan kontroversial.

2. Argumentasi

 Bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisi tanggapan atau pandangan redaksi terhadap isu atau permasalahan yang telah dikemukakan pada bagian pernyataan umum. 

3. Penegasan

 Bagian ini berisi kesimpulan, saran dan rekomendasi. Dalam bagian ini juga bisa berisi harapan redaksi kepada beberapa pihak terkait dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang dikemukakan.

Struktur Artikel

Struktur artikel terdiri dari judul, alinea pembuka, alinea penjelas dan alinea penutup.

1. Judul

 Judul merupakan gagasan utama yang mencakup inti dari semua artikel. Judul juga merupakan bagian dari pengenalan yang memberikan sebuah gambaran tentang isi dari artikel yang akan dibaca.

2. Alinea Pembuka

 Alinea pembuka merupakan alinea awal yang biasanya berisi tentang rangkaian kejadian, uraian sebuah peristiwa, pernyataan dan sebagainya. Jadi, penulis harus teliti dan jeli dalam membuat alinea pembuka ini. Dan perlu diperhatikan bahwa alinea pembuka ini harus ditulis dengan semenarik mungkin. Sebab, alinea ini adalah gambaran awal dari sebuah artikel yang bisa diisi dengan imajinasi pembaca tentang tulisan tersebut. Sehingga pembaca lebih mudah untuk masuk ke isi artikel dan memahami isi artikel tersebut.

3. Alinea Penjelas (Batang Tubuh)

 Alinea penjelas (batang tubuh) merupakan struktur teks artikel dan inti dari sebuah artikel. Bagian batang tubuh ini adalah bagian yang paling penting dalam artikel. Karena pada bagian inilah letak pembahasan dari suatu masalah, termasuk opini/ pendapat/ pandangan penulis dituangkan dan dibahas secara detail dengan menggunakan alur dan sistematika yang jelas. Sehingga para pembaca pun akan benar-benar paham dan mengerti akan persoalan dan permasalahan tersebut.

4. Alinea Penutup

 Alinea penutup adalah bagian akhir dari sebuah artikel. Dan bagian ini pun sering disebut dengan bagian ending, kaki dan anti klimaks dari suatu artikel. Bagian ini berisi sebuah kesimpulan dari semua pembahasan masalah yang ada pada sebuah artikel. Sebab, semua permasalahan dan persoalan tersebut akan dirangkum menjadi kalimat yang ringkas dan juga jelas. Dalam membuat kalimat penutup, penulis harus mengaitkan semua alinea dari struktur artikel. Hal ini dilakukan agar artikel yang dibuat bisa menjadi sempurna dan utuh serta pembaca pun menjadi puas dengan pembahasan yang kita sampaikan.

B. Kaidah Kebahasaan Teks Editorial dan Artikel

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Kaidah kebahasaan teks editorial tergolong ke dalam kaidah kebahasaan yang berciri bahasa jurnalistik. Berikut ini ciri-ciri dari bahasa jurnalistik teks editorial:

1. Menggunakan kalimat retoris. Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapatkan jawaban. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu atau minimal berubah pandangannya terhadap persoalan/ peristiwa yang dibahas.

Contoh: Lantas apa solusi untuk mengurangi resiko kecelakaan ini? 

2. Menggunakan kata-kata popular sehingga mudah bagi khalayak untuk memahaminya. Tujuannya agar pembaca tetap merasa rilek meskipun membaca masalah atau peristiwa yang serius yang dipenuhi dengan tanggapan yang kritis.

Contoh kata-kata popular adalah mobilitas, kuota, dan mempercanggih.

3. Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang menjadi fokus ulasan.

Contoh: Sungguh hal ini sangat mengerikan karena pola pikir masyarakat tak akan pernah berubah dan memilih kendaraan umum sebagai sarana transportasi utama.

4. Banyak menggunakan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, pasalnya, masalahnya, oleh sebab itu. Hal ini terkait dengan penggunaan sejumlah argumen yang dikemukakan redaktur berkenaan dengan masalah yang dikupasnya.

Contoh:

a. Alat transportasi darat seperti bus dan angkot masih belum menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian karena memang tidak sepraktis dan seekonomis kendaraan pribadi seperti motor.

b. Berhati-hati kadangkala bukanlah jaminan, pasalnya di jalan raya para pengendara berhadapan dengan pengendara lainnya yang kadangkala ceroboh dalam berkendara.

Kaidah Kebahasaan Artikel

Unsur kebahasaan artikel dan buku ilmiah memiliki persamaan karena penyajian isinya berdasarkan fakta yang didukung melalui opini, bukan imajinasi. Berikut adalah kaidah kebahasaan yang harus diperhatikan dalam artikel.

1. Adverbia

 Adverbia atau biasa disebut dengan kata keterangan merupakan salah satu kata yang fungsinya memberikan keterangan terhadap kata lain. Misalnya seperti verba atau kata kerja dan adjektiva atau kata sifat. Contoh adverbia ini diantaranya sangat, selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar, dan jarang.

2. Konjungsi

 Konjungsi atau kata sambung merupakan suatu bentuk kata yang digunakan untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Konjungsi yang banyak dijumpai pada artikel adalah konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya; atau konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, seperti selain itu, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru; konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat, seperti sejak, sebelumnya, dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, seperti supaya, dan sebagainya.

3. Kosakata

 Supaya teks tersebut mampu meyakinkan pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks yang menarik tersebut mencakup hal-hal berikut:

a. Aktual, sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi.

b. Fenomenal, yakni luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra. 

c. Editorial, yaitu artikel yang tertulis di dalam surat kabar mengandung pendirian yang diungkapkan oleh editor atau penulis.

d. Imajinasi, yaitu artikel yang tertulis memancing daya pikir untuk membayangkan yang sedang terjadi.

e. Modalitas, yaitu melukiskan tentang cara seorang pembicara di dalam bersikap terhadap suatu kondisi di dalam komunikasi antar pribadi.

f. Nukilan, yaitu menyertakan kutipan yang diikutsertakan pada suatu benda.

g. Tajuk rencana, yaitu bentuk karangan pokok yang tertulis dalam surat kabar.

h. Teks opini, yaitu tempat untuk mengemukakan aspirasi penulis.

i. Keterangan aposisi, yaitu keterangan yang memberikan penjelasan terhadap kata benda.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post