Teks Resensi

 
Teks Resensi

Teks Resensi

Membaca Teks Resensi

Pada pembelajaran ini Anda akan belajar tentang pengertian teks resensi, menganalisis isi resensi, menganalisis sistematika resensi, dan menyusun resensi. Sebelum mempelajari hal-hal tersebut alangkah baiknya, bacalah dua teks resensi di bawah ini untuk dianalisis isinya dan dibandingkan isi kedua resensi tersebut.


Pembaruan Di Tengah Kampung

Judul buku : Pergolakan 

Pengarang : Wildan Yatim

Penerbit : PT Grasindo

Tahun Terbit : 1992

Tempta Terbit : Jakarta

Tebal : 168 halaman

Pengarang yang dilahirkan di Padang Sidempuan (Sumatra Utara) pada 11 Juli 1933 ini membawa banyak pengaruh masa lalunya dalam novel ini. Pendidikannya di Ibtidaiyah Muhammadiyah ketika berumur dua belas tahun terlihat dalam tokoh Guru Salam yang diceritakan sebagai pengurus Muhammadiyah di daerahnya. Wildan juga membawa daerah-daerah di Sumatra sebagai latarnya. 

Keaslian latar yang dibawakannya dengan baik, mungkin salah satu penyebab novel ini memenangkan hadiah ketiga dalam Sayembara Mengarang Roman Panitia Tahun Buku Internasional DKI; dan tahun 1975 novel ini memperoleh hadiah dari Yayasan Buku Utama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Novel ini diawali dengan datangnya Guru Salam ke sebuah desa yang terpencil di mana seluruh penduduknya masih menganut ajaran Islam yang kolot dan menyeleweng dari ajaran yang sebenarnya. Sang Guru yang merasa berkewajiban untuk berdakwah, akhirnya ia memberikan ajaran pembaruan yang sesuai dengan ajaran yang sebenarnya.

Berawal dari hal di atas mulailah konflik sang Guru dengan Haji Saleh yaitu orang yang mendorong masyarakat kepada ajaran yang kolot agar ia sendiri mendapat keuntungan. Konflik Guru Salam tidak berhenti di sini, tetapi muncul juga tokoh Nurdin yang diceritakan sebagai orang komunis yang berkuasa di daerah Guru Salam memulai konflik baru yang lebih menegangkan.

Kemampuan pengarang memaparkan latar dengan sangat baik merupakan salah satu kekuatan novel ini. Latar yang dibawakan dalam novel ini sangatlah deskriptif, membuat para pembaca ikut terhanyut membayangkan keadaan alam yang masih asli di daerah tersebut.

Penokohan antara tokoh protagonis dan antagonis sangat jelas sehingga pembaca tidak perlu berpikir mengenai siapa yang jahat dan yang baik. Tokoh Guru Salam merupakan tokoh sentral yang mempunyai watak yang jujur, cerdas, saleh, berpikir kritis, dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan. Kesempurnaan watak Guru Salam terlihat dalam novel ini, tetapi dalam kesempurnaan tersebut pengarang tetap menyisipkan sifat seorang manusia biasa kepada sang tokoh. 

Tokoh antagonis dibawakan oleh Haji Saleh dan Nurdin. Watak kedua orang ini jelas bertentangan dengan watak Guru Salam. Haji Saleh yang berwatak tak mau kalah dan licik tidak jauh berbeda dengan watak Nurdin yang jahat dan suka mencelakai orang lain.

Sudut pandang mahatahu yang digunakan dalam novel ini juga mendukung keseluruhan cerita. Sang pengarang yang bertindak sebagai seseorang yang mengamati Guru Salam membuat alam sekitarnya ikut tertuang dalam penggunaan sudut pandang ini. Hal inilah yang mendukung latar. Watak Guru Salam juga menjadi sangat jelas, bahkan sifat manusia yang dimilikinya tanpa diketahui tokoh lain dalam novel ini, akan dapat diketahui oleh pembaca akibat sudut pandang yang digunakan sang pengarang.

Novel ini sarat dengan amanat, bahkan dapat disebut sebagai sastra petuah. Amanat yang jelas terlihat adalah kita harus yakin dengan apa yang kita anggap benar, meskipun hal tersebut menghadapi banyak rintangan. Amanat-amanat lain yang terselip pada berbagai bagian cerita dapat dibaca pada novel ini. Amanat-amanat tersebut terungkap jelas ketika Guru Salam sedang berkhotbah ataupun pidato.

Pembawaan dua konflik yang sangat berbeda menjadi salah satu kelemahan buku ini. Konflik pertama dibawakan di suatu daerah rekaan yang diciptakan oleh pengarang. Kemudian, dilanjutkan dengan konflik kedua yang berlawanan dengan konflik pertama, yakni konflik kedua ini berdasarkan sejarah yang merupakan peristiwa nyata. Tetapi, hal tersebut tidak mengurangi keunggulan novel ini dalam segi konflik yang dimunculkan. Kedua konflik tersebut tetap menarik untuk diikuti dan diketahui kelanjutannya.

Jika Anda membaca novel ini, mungkin Anda tidak bisa berhenti di tengahnya. Novel ini mampu membuat pembacanya terus tertarik hingga akhir cerita. Latar yang begitu jelas mampu membuat Anda merasa berada di sana. Konflik yang menarik dan cerita yang penuh amanat, juga dapat membuat pembaca lebih tertarik. Karena itu, cobalah membaca novel ini dan nikmatilah cerita yang dibawakannya.

 Asri dan Ryan


Contoh resensi buku nonfiksi

Wanita Shalehah

Judul Buku : Cewek Smart

Pengarang Buku : Ria Fariana

Penerbit Buku : Gema Insani

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2008

Tebal Buku : 200 halaman

Buku memang dirancang untuk membantu remaja perempuan agar dapat menyikapi permasalahan yang terjadi disekitar kita. Buku ini juga mengupas bagaimana menjadi seorang perempuan yang cerdas dan mempunyai kepribadian yang baik sesuai syariat Agama Islam.

Perempuan yang cerdas sesuai syariat adalah seseorang yang dapat menggunakan kecerdasannya untuk menambah keimanannya. Perempuan cerdas itu tidak diukur dari seberapa tinggi nilai rapornya. Tetapi, bagaimana caranya ia mampu menyelesaikan suatu permasalahan dalam hidupnya dengan tolak ukur tertentu yang penuh tanggung jawab.

Secara umum, buku ini berisi dasar-dasar menjadi seorang perempuan yang sholeha. Bagaimana sih menjadi perempuan yang cerdas sesuai syariat ? Apa perlu perempuan itu harus centil ? Kita tidak perlu yang namanya pacaran. Semuanya bermuara pada sejumlah nasehat sederhana dan praktis yang dapat membantu untuk menyikapi suatu permasalahan.

Buku ini mampu membantu menyadarkan remaja perempuan untuk bersikap sesuai syariat Agama Islam. Dengan membaca buku ini, kamu dapat merenungkan mana yang seharusnya dilakukan dan yang tidak dilakukan. Di buku ini terdapat banyak kata-kata bijak seperti “Islam mendorong perempuan untuk cerdas agar ia tidak muda dibodohi oleh siapapun”.

Buku ini dapat menuntun remaja perempuan zaman sekarang untuk hijrah ke jalan yang benar sesuai syariat Agama Islam. Bahasa buku ini mudah sekali untuk dipahami, karena bahasanya merupakan bahasa yang populer dan gaul. Cover buku ini juga sangat menarik dengan kartun yang lucu dan penuh warna yang menambah nuansa keistimewaan buku ini.

Buku ini sangat sedikit penjualannya dan gambar ilustrasi yang terdapat dalam buku ini masih berwarna hitam putih. Namun demikian, buku ini sangat baik bila dibaca oleh kaum wanita remaja agar dapat menjadi wanita shalehah.

Sumber


Unsur-Unsur Resensi

Sudahkah Anda memahami isi resensi novel “Pergolakan” dan resensi buku nonfiksi “Wanita Shalehah” tersebut? Apakah Anda sudah menemukan unsur-unsur dalam kedua resensi tersebut? Dapatkah Anda menyebutkan unsur-unsur tersebut? Coba Anda tuliskan dalam buku latihan Anda. Kemudian, cocokkan dengan penjelasan berikut.

Unsur-unsur yang terdapat dalam resensi pada umumnya adalah (1) judul resensi, yakni Pembaruan di tengah Kampung, Wanita Shalehah, (2) judul buku, pengarang, dan data publikasi, (3) jenis buku (tersirat), (4) kepengarangan, yakni latar belakang pengarangdan buku yang diresensi, (5) inti cerita (secara singkat), (6) persoalan yang terdapat dalam novel, (7) penilaian mengenai unsur intrinsik, baik keunggulan dan kelemahannya, dan (8) ajakan kepada para pembaca untuk membacanya (membeli). 

Resensi biasanya dibuat untuk buku yang baru diterbitkan dan dimuat di media massa, seperti koran dan majalah dan internet. Resensi seperti itu biasanya selalu mencantumkan harganya dengan maksud diketahui oleh calon pembeli.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan resensi adalah ulasan atau penilaian terhadap sebuah buku atau film. Tujuannya adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah buku atau film itu patut mendapat sambutan atau tidak, dan biasanya mempunyai tujuan promosi (secara implisit). Karena itu, alangkah baiknya jika resensi itu diakhiri dengan ajakan. 

Membandingkan Isi dari Dua Buah Resensi

Pada pelajaran yang lalu Anda telah mempelajari unsur-unsur resensi. Pada pelajaran ini Anda akan membandingkan dua resensi yang dibaca berdasarkan isi dan unsur-unsurnya. Sebelumnya, bacalah kembali kedua resensi yang telah Anda pelajari di atas dengan cermat, kemudian bandingkan isi dan unsur-unsurnya.

Setelah Anda membaca resensi novel Pergolakan dan buku nonfiksi Wanita Smart tersebut, tentu Anda dapat menentukan isi unsur-unsurnya. Sekarang coba Anda bandingkan resensi novel Pergolakan dengan resensi buku nonfiksi Wanita Smart yang telah Anda pelajari. Adakah perbedaan isi dan unsur-unsurnya? Kemudian, cocokkan dengan penjelasan di bawah ini. Perbedaan isi resensi novel Pergolakan dengan resensi buku nonfiksi Wanita Smart adalah sebagai berikut.

 Unsur-unsur dalam resensi novel Pergolakan sangat lengkap, yakni: (1) judul resensi ,yakni Pembaruan di tengah Kampung, (2) judul buku, pengarang, dan data publikasi, (3) jenis buku (tersirat), (4) kepengarangan, yakni latar belakang pengarang dan buku yang diresensi, (5) inti cerita (secara singkat), (6) persoalan yang terdapat dalam novel, (7) penilaian mengenai unsur intrinsik, baik keunggulan dan kelemahannya, dan (8) ajakan kepada para pembaca untuk membacanya (membeli). 

 Sedangkan, unsur-unsur yang terdapat dalam resensi buku nonfiksi Wanita Smart adalah (1) judul resensi, (2) identitas buku, (3) tujuan penulisan buku, (4) ringkasan isi buku, (5) kelebihan buku, (6) kekurangan buku, dan (7) ajakan untuk memiliki buku tersebut sebagai promosi buku.

Pada dasarnya resensi buku fiksi dan nofiksi unsur-unsur yang terdapat di dalamnya tidak ada ada perbedaan. Hanya cara pengungkapannya yang berbeda.

Menganalisis Sistematika Resensi

 Pada Pelajaran yang lalu Anda telah mempelajari unsur-unsur resensi, baik resensi buku fiksi maupun resensi buku nonfiksi. Unsur-unsur resensi itu, sebenarnya sama dengan sistematika penulisan sebuah resensi. Karena itu, pada pelajaran ini, Anda akan menganalisis sistematika sebuah resensi berdasarkan unsur-unsurnya. 

 Sebelum menganalisis sistematika sebuah resensi, bacalah resensi buku nonfiksi berikut dengan cermat

Menjemput Rezeki

Judul Buku : 7 Keajaiban Rezeki

Penulis : Ippho D. Santosa

Penerbit : Elex media Komputindo

Tanggal Terbit : April 2010

Jumlah Halaman : 192

Jenis Cover : Hard & Soft Cover

Kategori : Motivasi

Teks : Bahasa Indonesia

 Judul bukunya 7 Keajaiban Rezeki yang dibahas adalah 7 langkah-langkah ajaib untuk mempercepat datangnya rezeki. Kebetulan dengan pendekatan-pendekatan islami dan otak kanan. Katanya ketujuh langkah-langkah itu bisa disebut percepatan-percepatan, lompatan-lompatan, ataupun keajaiban-keajaiban.

Bab 1 Sidik Jari Kemenangan (Lingkar Diri). Semua orang mempunyai sidik jari masing-masing. Tentunya sidik jari antara satu dengan yang lainnya berbeda. Di dalam sidik jari tersimpan sebuah kekuatan besar yang akan membawa kita menuju kesuksesan yang kita cita-citakan. Mudah-mudahan dengan memanfaatkan itu kita bisa tahu kemenangan kita. Kalau istilah saya DNA (Dream and Action) yaitu jalan Keberhasilan.

Bab 2 Sepasang Bidadari (Lingkar Keluarga). Di sini Ippho menjelaskan kaitan antara LOA (Law of Atraction) atau Hukum Tarik menarik dan Doa. Tahukah Anda apa maksud Sepasang Bidadari ? Yang dimaksud sepasang bidadari adalah salah satunya orang tua kita. Kita tidak akan pernah terlahir di dunia tanpa adanya orang tua. 

Orang tua adalah awal dari segalanya. Seluruh ridho Allah selalu ikut serta dalam ridho orang tua. Terutama bagi terbukanya pintu rezeki. Salah satu kiat lancarnya dans emakin terbuka lebarnya pintu rezeki kita yaitu dengan selalu menjaga hubungan baik dengan orang tua kita. Yang disebut dalam buku ini yang dimaksud Sepasang Bidadari itu adalah do’a orang tua dan do’a pasangan kita. Ya itulah keajaiban. Dengan menyelaraskan impian kita dengan impian sepasang bidadari mudah-mudahan rezeki kita lebih cepat.

Bab 3 Golongan Kanan (Lingkar Diri). Semua orang tentunya memiliki otak yang sama. Baik beratnya, jumlah sel, dan sebagainya. Hanya kualitas otak yang berbeda-beda. Otak seseorang dibagi menjadi 2 bagian yaitu otak kiri (golongan kiri) dan otak kanan (golongan kanan). Otak kiri berhubungan dengan ilmu pasti, algoritma, teratur. Otak kanan berhubungan dengan gambar, musik, imajinasi. Di dunia ini khususnya di Indonesia golongan kiri lebih mayoritas dibanding golongan kanan. Bagian ini sendiri menjelaskan pentingnya menggunakan otak kanan. Isinya kurang lebih sama dengan buku 13 Wasiat Terlarang - Dahsyat Dengan Otak Kanan. Mudah-mudahan dengan menggunakan kekuatan otak kanan dan menjadi golongan kanan kita jadi lebih berani, berpikir benar, dan kreatif.

Bab 4 Simpul Perdagangan (Lingkar Sesama). Sebuah negara dibagi menjadi 2 yaitu negara berkembang dan negara maju. Negara berkembang yang ingin menjadi negara maju harus memiliki warga negara yang 2% bermata pencaharian sebagai pedagang atau pengusaha. Memang pada kenyataannya negara maju seperti 

Jepang dan Cina memiliki penduduk yang sebagian besar adalah pedagang. 9 dari 10 pintu rezeki itu ada di perdagangan. Nabi sendiri seorang pedagang. Harusnya kita jadi orang kaya dengan berdagang. Mudah-mudahan dengan mengaktifkan simpul perdagangan kita bisa menjadi pebisnis yang sukses.

Masih dengan gaya bahasa khas ‘kanan’-nya buku ini sangat enak dibaca. Selain kualitas bukunya yang memang benar-benar dahsyat. Testimoni dari orang-orang yang telah mengamalkan 7 Keajaiban Rezeki juga bejibun. Dan bonus-bonus yang diberikan juga sangat bernilai mahal.

Di bagian akhir buku ini, ada point “apa yang harus dilakukan sekarang”. Maksudnya setelah baca ada panduan untuk langsung action. Hanya saja, terkadang panduan-panduan itu ada yang tidak begitu jelas. Misalnya dalam bab Golongan Kanan, salah satu panduannya tertulis “jadilah golongan kanan”. Maksud saya kurang mengerucut apa yang harus dilakukannya. Saya tahu begitulah sifatnya otak kanan, tapi untuk sebuah bagian “Apa yang harus dilakukan” dari sebuah buku, sebaiknya jelas dan pasti.

Sumber


Setelah Anda membaca resensi buku nonfiksi tersebut tentu sudah dapat menganalisis sitematika resensi tersebu. Apa yang dimaksud dengan sistematika resensi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sistematika adalah susunan atau aturan sesuatu. Dalam hal ini sitematika berarti susunan unsur-unsur resensi, dari mulai judul resensi sampai ajakan terhadap pembaca agar memiliki atau membeli buku yang diresensi tersebut. Sistematika resensi tidak selamanya sama, tergantung pengetahuan si peresensi. Nah sekarang, coba Anda jelaskan bagaimana sistematika resensi yang baru saja Anda baca? Samakah temuan Anda dengan penjelasan berikut?

 Sistematika resensi buku nonfiksi tersebut adalah (1) identitas buku, (2), (3) kelebihan buku, (4) kekurangan buku. Berdasarkan unsur-unsur resensi, resensi buku nonfiksi tersebut tidak lengkap sehingga dalam sistematika tertera hanya terdapat empat langkah. 

Unsur apa saja yang belum terdapat dalam resensi tersebut? Kalau Anda teliti dan paham mengenai unsur-unsur resensi tentu dapat menjelaskannya. Kekurangan unsur-unsur resensi tersebut adalah (1) judul resensi, latar belakang buku atau pengarang, dan (3) ajakan kepada pembaca agar membeli atau memiliki buku tersebut sebagai promosi.

Menyusun Teks Resensi

Novel atau buku kumpulan cerpen yang akan kita buat resensinya harus kita baca dengan cermat. Kemudian, analisislah isi novel atau kumpulan cerpen tersebut berdasarkan hal-hal berikut. 

1. Judul

 Judul adalah hal paling pertama yang harus diketahui oleh pembaca. Bagaimana mungkin seorang pembaca membuka buku tanpa tahu judul buku yang dibaca? Aneh bukan?

2. Penulis

 Secara umum, pembaca akan sangat senang menuliskan resensi sebuah buku jika penulisnya adalah orang-orang terkenal.

3. Penerbit

 Nama penerbit harus dicantumkan dalam cara menulis resensi yang baik sebagai bentuk publikasi sebuah media publishing yang memelopori buku tersebut.

4. Sampul

 Sampul di sini adalah berupa keterangan tentang jenis sampul yang digunakan. Apakah buku tersebut menggunakan hard cover atau soft cover? Tergantung dari keterangan buku yang diresensi.

5. Edisi ke-/Cetakan ke-

 Edisi atau cetakan perlu dicantumkan untuk mengetahui seberapa sering buku tersebut diproduksi, hal ini juga sebagai bentuk promosi secara tidak langsung akan buku tersebut.

6. Jenis Kertas dan Jumlah Halaman

 Jenis kertas juga boleh dicantumkan sebagai pelengkap dan jumlah halaman juga penting untuk dituliskan sebagai bentuk gambaran tebal tipisnya sebuah buku yang diresensi.

7. Tahun Terbit

 Tahun terbit sebaiknya dituliskan agar menunjukkan kapan buku tersebut dibuat dan tahun terbit ini juga mengindikasikan seberapa baru informasi yang ada di dalam buku tersebut.

8. ISBN/ISSN

 Nomor ISSN atau ISBN buku juga penting dicantumkan sebagai informasi bahwa buku tersebut telah terdaftar dan legal.

9. Harga

 Biasanya harga diketahui pembaca sehingga boleh dicantumkan.

Setelah menuliskan beberapa hal di atas sebagai unsur-unsur cara menulis resensi, kemudian penulis resensi memulai untuk meresensi lebih jauh buku tersebut dengan menuliskan hal berikut.

1. Sinopsis

 Biasanya ada peresensi yang menuliskan sinopsis pada awal resensi buku fiksi sebagai gambaran utama.

2. Isi

 Isi buku fiksi yang diresensi harus digambarkan secara umum di awal. Apakah buku fiksi itu berupa cerita romantisme, tragedi, kriminalitas, cinta ataukah yang lainnya, sehingga sedikit membuka gambaran pembaca di awal resensi.

3. Tujuan

 Tujuan penulis membuat buku fiksi tersebut, baik secara umum maupun khusus.

4. Manfaat

 Manfaat dari ditulisnya buku fiksi harus dicantumkan sehingga pembaca tidak hanya sekedar membaca, namun juga mendapatkan nilai tambah.

5. Sasaran

 Sasaran atau audiens dari penulisan buku fiksi ini harus jelas sehingga tidak terjadi kesalahan pada pembaca dalam memilih buku bacaan yang baik. Meskipun terkadang buku yang sasarannya usia remaja, tetapi banyak yang usia dewasa tetap ikut membaca buku tersebut.

6. Sistematika Penulisan

 Apakah buku tersebut tersusun dengan baik mulai dari pendahuluan hingga penutup atau tidak.

7. Ejaan dan Gaya Bahasa

 Ejaan dan gaya bahasa juga penting untuk dinilai. Apakah bahasa dan ejaan yang digunakan mudah dimengerti atau menggunakan kata atau kalimat-kalimat asing yang sulit dimengerti pembaca atau tidak.

8. Hal yang menarik

 Peresensi buku fiksi boleh mencantumkan hal-hal menarik dari buku fiksi tersebut.

9. Unsur intrinsik buku

 Unsur intrinsik buku seperti tema, alur, penokohan, setting cerita, amanat serta sudut pandang penulis dalam bercerita di buku fiksi tersebut.

10. Unsur ekstrinsik buku

 Unsur ekstrinsik buku fiksi seperti sosial agama, sosial ekonomi, sosial budaya dan biografi penulis buku fiksi itu sendiri.

11. Kelemahan buku

 Jenis huruf, isi, desain buku dan yang lainnya sesuai dengan hasil pengamatan penulis resensi yang sudah membaca buku tersebut.

12. Kelebihan buku

 Selain kelemahan, tentu saja ada kelebihan yang dapat dilihat dari sebuah buku yang dibaca.

 13. Kesimpulan

 Di akhir resensi buku, penulis resensi sebaiknya menggunakan kalimat yang mengajak pembaca lainnya untuk membaca buku ini dengan menuliskan kalimat-kalimat positif tentang buku ini. Dalam menulis resensi unsur-unsur itu ditulis dengan cara bersatu padu tanpa diberi nomor, tetapi dibatasi dengan ganti paragraf.

Mempresentasikan Resensi Buku 

 Setelah Anda menyusun resensi buku, coba presentasikan hasil pekerjaan tersebut secara bergantian di depan kelas untuk ditanggapi teman-teman.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam presentasi adalah sebagai berikut!

1. Siapkan alat peraga seperti laptop dan LCD!

2. Siapkan resensi yang telah dibuat dalam bentuk powerpoint!

3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika presentasi

4. Bagi pendengar, tanggapi resensi tersebut untuk bahan perbaikan.

Merevisi Resensi Buku

Setelah Anda mempresentasikan resensi yang telah dibuat, tentu sekarang sudah mendapat masukan dari teman-teman untuk perbaikan resensi tersebut. Sekarang coba Anda perbaiki resensi tersebut dengan memerhatikan masukan dari teman-teman, sistematika, aspek kebahasaan, ejaan, dan tanda baca yang digunakan dalam resensi tersebut.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post