Unsur Intrinsik Novel

 
Unsur Intrinsik Novel

Unsur Intrinsik Novel

Novel merupakan karya prosa fiksi yang panjang, mengandung rangkaian cerita yang kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Pada bagian sebelumnya Anda telah belajar menyampaikan isi novel dan pandangan penulis/ pengarang terhadap novel yang dibaca. Pada bagian ini, Anda akan belajar merancang sebuah novel.

Namun sebelum merancang sebuah novel, hal yang perlu Anda lakukan terlebih dahulu adalah menelaah/ menganalisis isi novel (unsur-unsur intrinsik novel) dan kaidah kebahasaan novel. Untuk itu, silakan Anda pelajari materi berikut ini.

Unsur Intrinsik 

Pada pelajaran yang lalu Anda telah mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah novel atau dalam kata lain disebut unsur ekstrinsik yakni unsur-unsur yang datangnya dari luar isi karya itu sendiri, seperti nilai moral, nilai, budaya, nilai sosial, dan nilai agama.

Pada pembelajaran ini Anda akan menganalisis unsur intrinsik dalam sebuah novel. Unsur-unsur intrinsik, yaitu unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra yang datangnya dari dalam. Unsur-unsur intrinsik dalam novel adalah tema, penokohan, alur, sudut pandang, latar, dan amanat. Unsur-unsur yang terdapat dalam kutipan novel Burung-burung Manyar adalah sebagai berikut.

1. Tema 

 Tema adalah dasar cerita yang menjiwai seluruh karangan. Tema kutipan novel Burung-burung Manyar adalah anti-Republik pada masa revolusi. Hal ini tercermin pada tokoh aku dan Papi yang memihak pada pemerintahan Belanda. Mereka secara diam-diam masih mengharapkan kembalinya Belanda menguasai Indonesia.

2. Penokohan 

 Penokohan adalah bagaimana sang pengarang memberikan watak terhadap tokoh cerita. Tokoh aku dan Papi dalam kutipan novel Burung-burung Manyar mempunyai watak antara lain munafik dan pemberani. Mereka berpura-pura pro pemerintahan Jepang, padahal sebenarnya mereka menunggu kemenangan Sekutu dan kembalinya pemerintahan Belanda.

3. Alur atau plot 

 Alur atau plot adalah urutan peristiwa atau kejadian dalam cerita. Alur ini terbagi menjadi tiga jenis ,yaitu alur maju, alur mundur atau sorot balik, dan alur gabung. Alur yang dipergunakan dalam kutipan novel Burung-burung Manyar adalah alur Alur mundur atau sorot balik karena peristiwa itu telah terjadi tetapi diceritakan kembali oleh pengarangnya. Kata-kata kunci yang menunjukkan bahwa cerita tersebut beralur mundur adalah ketika itu, saat itu, dalam suatu liburan, suatu sabtu tahun 1944, pada suatu petang, mulai saat itu.

4. Latar atau seting

 Latar atau seting adalah tempat, waktu, atau keadaan alam atau cuaca terjadinya suatu peristiwa dalam cerita itu. Latar yang terdapat pada kutipan novel Burung-burung Manyar adalah sekitar pendudukan Belanda dan Jepang (latar waktu), Surakarta, Semarang, Embong Menur, Kampung Patrabangsan, Sala, Kampung Plengkung (latar tempat).

5. Sudut pandang (point of view) 

 Sudut pandang (point of view) adalah bagaimana cara pengarang menempatkan atau memperlakukan dirinya dalam cerita yang ditulisnya. Apakah sebagai orang pertama (aku, saya, kami) atau orang ketiga (dia, nama orang, sapaan). Sudut pandang yang digunakan dalam kutipan novel Burung-burung Manyar adalah orang pertama (aku) dan orang ketiga (Papi dan Mami).

6. Amanat

 Amanat adalah pesan-pesan pengarang secara tidak langsung kepada para pembacanya.

Kaidah Kebahasaan dalam Novel

Adapun berdasarkan kaidah kebahasaannya, novel ditandai oleh penggunaan: 

1. Kata-kata yang merujuk pada waktu (kata temporal). Hal ini terkait dengan unsur latar yang wajib ada dalam suatu teks fiksi naratif. 

  • Contoh: sekarang, kemudian, segera, sudah, saat ini, mulai dari, dan lain-lain.

2. Kata kerja tindakan. 

  • Contoh: membasahi, mematikan, membawakan, membantu, dan lain-lain.

3. Kata kerja yang menyatakan pikiran. 

  • Contoh: berpikir, membatin, memikirkan, dan lain-lain.

4. Menggunakan kalimat langsung 

  • Contoh: Herdis kontan berdiri, “Operator tenaga lapor status!” serunya.

5. Majas: gaya bahasa

  • Contoh: Lambaian daun kelapa itu menari-nari di pinggir pantai.

6. Ungkapan; kata kiasan

  • Contoh: besar kepala, keras hati, mulut besar, dan lain-lain.

7. Peribahasa; kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan dasar dalam berperilaku. 

  • Contoh: air beriak tanda tak dalam (orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya)

Merancang Sebuah Novel

Setelah Anda mempelajari materi tentang unsur intrinsik dan kaidah kebahasaan novel, kegiatan berikutnya Anda akan belajar merancang sebuah novel. Merancang novel adalah membuat gambaran mengenai sebuah cerita yang akan ditulis dalam bentuk novel. Apakah Anda sudah paham bagaimana cara merancang sebuah novel?

Agar Anda memahami cara merancang sebuah novel, marilah kita pelajari langkah-langkah berikut ini:

1. Menentukan tema apa yang akan Anda angkat dalam sebuah novel. Pilihlah salah satu tema (bisa pendidikan, politik, persahabatan, percintaan, keluarga, dll).

2. Tentukan tokoh-tokohnya dan karakter dari tokoh-tokoh tersebut. Tokoh-tokoh dalam novel terdiri dari tokoh antagonis, protagonist, dan tritagonist.

3. Pilihlah/ tentukan alur yang akan Anda gunakan. Alur yang digunakan bisa alur maju, alur mundur, atau alur campuran. 

4. Tentukan latar tempat, latar waktu, dan latar sosial yang akan Anda ceritakan.

5. Jelaskan pesan yang ingin Anda sampaikan dari novel yang Anda tulis sesuai dengan tema yang dipilih.

6. Buatlah sinopsisnya agar Anda tidak mudah untuk mengembangkannya menjadi sebuah novel.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post