Konsumsi

 
Konsumsi

Konsumsi

Nisa (2019) menjelaskan bahwa sebagai makhluk hidup, manusia senantiasa memiliki kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis atau tingkat. Yang pertama adalah kebutuhan dasar atau kebutuhan primer, yaitu segala yang dibutuhkan oleh manusia agar dapat bertahan hidup dengan layak. Yang termasuk dalam kebutuhan primer adalah makanan, pakaian, dan tempat tinggal. 

Yang kedua adalah kebutuhan sekunder, yaitu segala kebutuhan manusia atas barang-barang pelengkap agar kehidupannya dapat menjadi lebih nyaman dan mudah. Contoh kebutuhan sekunder adalah listrik, perabotan rumah tangga seperti sofa, meja dan kursi makan, lemari pakaian, peralatan makan dan minum, dan televisi. 

Yang ketiga adalah kebutuhan tersier yaitu kebutuhan akan barang-barang mewah, yaitu barang-barang yang disamping berfungsi untuk membantu kehidupan manusia namun juga berfungsi sebagai bagian dari gaya hidup dan status sosial, contohnya adalah mobil, sepeda motor, komputer, mesin cuci, kulkas, dan sebagainya.

Disamping kebutuhan akan barang-barang berwujud fisik, manusia juga memiliki kebutuhan akan hal-hal lain yang tidak berwujud barang, misalnya kebutuhan akan jasa kesehatan, jasa pendidikan, jasa penata rambut, jasa notaris, jasa akuntan, jasa penasehat hukum, jasa servis elektronik, jasa tambal ban dan sebagainya. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia akan menggunakan atau memanfaatkan berbagai barang dan jasa. 

Kegiatan manusia dalam menggunakan atau memanfaatkan nilai guna barang dan jasa disebut dengan kegiatan konsumsi. Kegiatan konsumsi dapat dilakukan oleh rumah tangga, perusahaan, dan negara. Kegiatan konsumsi oleh rumah tangga berupa pembelian barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti makanan, pakaian, tagihan listrik, biaya rekreasi, servis kendaraan, dan sebagainya. Konsumsi perusahaan misalnya pembelian bahan baku, pembelian mesin-mesin, biaya pengurusan ijin usaha, dan sebagainya. Adapun konsumsi oleh negara adalah segala jenis pembelian yang dilakukan untuk melaksanakan program-program pemerintah, misalnya pembelian bahan bahan untuk pembangunan jalan, jembatan, gedung-gedung pemerintah, gedung-gedung sekolah, dan sebagainya.

Khusus terhadap konsumsi atas barang-barang yang berwujud fisik, kegiatan konsumsi dapat berupa konsumsi terhadap barang-barang produk akhir atau final yaitu barang-barang yang tidak memerlukan tahapan produksi lanjutan, misalnya makanan yang dibeli di restoran, baju yang dibeli di toko pakaian, dan mobil yang dibeli dari dealer mobil. 

Konsumsi dapat juga dilakukan atas barang-barang yang masih memerlukan tahap produksi lanjutan. Misalnya, pembelian bahan-bahan makanan seperti sayur, daging, ikan dari petani/nelayan yang dilakukan oleh restoran untuk diolah menjadi makanan yang dijual, pembelian kain tekstil dari pabrik tekstil oleh perusahaan konveksi, atau pembelian berbagai asesoris mobil oleh pabrik pembuat mobil.

Konsumsi atas berbagai barang dan jasa dipengaruhi dan berkembang sesuai dengan periode hidup sebuah masyarakat. Pada zaman pra-aksara, barang-barang yang dikonsumsi oleh masyarakat masih sangat sederhana dan hanya meliputi konsumsi atas barang-barang kebutuhan primer yaitu makanan, pakaian, dan tempat tinggal. 

Pada awalnya, masyarakat pada masa tersebut memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan langsung apa yang disediakan oleh alam. Mereka mencari makan dengan berburu, mencari ikan, serta mengambil buah atau tanaman yang bisa langsung dimakan. Kebutuhan akan pakaian mereka penuhi dengan menggunakan kulit hewan hasil buruan serta dedaunan. Adapun untuk tempat tinggal mereka memanfaatkan gua-gua yang ada. 

Aneka ragam jenis konsumsi masyarakat terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu serta didukung dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada zaman modern ini kita bisa melihat kegiatan konsumsi manusia yang sangat beragam mulai dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, hingga kebutuhan tersier. Konsumsi akan produk jasa juga semakin bervariasi.

Terdapat empat tujuan kegiatan konsumsi dan ini juga merupakan pola perilaku dari konsumen yaitu:

1) Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap 

Setiap orang yang melakukan konsumsi akan mengurangi nilai guna barang atau jasa tersebut secara bertahap. Sebagai contohnya ialah seperti memakai pakaian, kendaraan dan sepatu.

2) Menghabiskan nilai guna barang sekaligus

Konsumen juga dapat menghabiskan nilai guna barang sekaligus. Sebagai contoh adalah makan dan minum.

3) Memuaskan kebutuhan secara fisik

Seseorang melakukan konsumsi bertujuan untuk mencukupi kebutuhan mereka secara fisik. Contohnya ialah mengenakan pakaian yang bagus agar penampilannya bertambah baik.

4) Memuaskan kebutuhan rohani

Tidak hanya kebutuhan secara fisik saja tujuan seorang konsumen melakukan kegiatan konsumsi akan tetapi juga untuk memuaskan kebutuhan rohani seperti contohnya ialah membeli kitab suci untuk kebutuhan religiusitas/rohaninya.

Proses konsumsi adalah proses setelah melakukan pembelian produk. Sebagian besar produk yang telah dibeli konsumen biasanya langsung dikonsumsi dan sebagian kecil lainnya mungkin disimpan untuk dikonsumsi di kemudian hari. 

Konsumen harus mengeluarkan sejumlah pengorbanan tertentu untuk melakukan kegiatan konsumsi. Pengorbanan tersebut lebih dikenal dengan istilah pengeluaran konsumsi. Awaluddin dan Wijayati (2019) mengutip pendapat beberapa ahli bahwa ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi yang dilakukan konsumen. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:

1) Penghasilan

Seseorang perlu memiliki penghasilan untuk melakukan kegiatan konsumsi. Penghasilan tersebut digunakan untuk membeli barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi sendiri. Semakin besar penghasilan seorang konsumen maka kemampuan konsumen tersebut untuk melakukan pengeluaran konsumsi juga akan semakin besar.

2) Selera

Keputusan seseorang konsumen untuk mengonsumsi suatu barang atau jasa sangat ditentukan oleh selera konsumen tersebut. Bila seseorang sangat menyukai suatu barang, maka ia akan dengan senang hati membeli barang tersebut. Sebaliknya apabila ia tidak menyukainya, maka mustahil ia akan bersedia mengeluarkan sejumlah uang untuk membelinya.

3) Adat Istiadat

Adat istiadat adalah perilaku turun menurun yang diyakini masyarakat harus dilakukan. Misalnya dalam masyarakat Jawa, peristiwa kelahiran seorang bayi selalu disertai serangkaian upacara adat yang dilakukan sejak sang bayi masih dalam kandungan, dilahirkan, sampai beberapa bulan setelah sang bayi dilahirkan. Contoh lain, pada masyarakat Bali dikenal upacara Ngaben, yaitu upacara pembakaran mayat kerabat yang meninggal dunia. semakin banyak upacara adat yang diyakini masyarakat, maka akan semakin banyak juga pengeluaran yang dilakukan masyarakat tersebut. 

4) Mode

Istilah mode terkait dengan sesuatu yang sedang hangat terjadi dalam masyarakat. Mode sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumsi masyarakat. Pada umumnya yang paling mudah terpengaruh mode adalah kalangan remaja. Remaja akan merasa ketinggalan jaman apabila tidak mengikuti mode yang terbaru. Sementara itu untuk bisa mengikuti mode, diperlukan pengeluaran konsumsi yang lebih besar.

5) Demonstration Effect

Seringkali seseorang mengonsumsi barang atau jasa tanpa memperhitungkan apakah ia benar-benar membutuhkan barang tersebut. Ia membelinya sekadar karena khawatir dianggap kalah atau lebih rendah daripada orang lain yang juga mengonsumsinya. Contoh: Ibu Ana membeli smartphone, karena melihat Ibu Dina juga membelinya, padahal smartphone bukanlah kebutuhan mendesak bagi Ibu Ana.

6) Iklan

Iklan sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi seseorang. Seseorang akan mengonsumsi suatu barang tertentu karena ia mengenal atau mengetahui barang tersebut. Agar konsumen mengenal barang produksinya, maka produsen akan mengiklankan produk tersebut. Semakin gencar iklan dilakukan, maka diharapkan akan semakin besar pula pengaruhnya terhadap pola konsumsi masyarakat.

7) Prakiraan harga

Prakiraan harga di masa yang akan datang sangat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk pengeluaran konsumsi. Bila konsumen berharap bahwa harga suatu barang akan naik di masa yang akan datang, maka ia akan cenderung membeli saat ini sebelum harganya benar-benar naik.

Sebaliknya bila konsumen mengira bahwa harga suatu barang akan turun di masa yang akan datang, maka ia akan menunda pengeluaran konsumsinya menunggu sampai harga barang tersebut benar-benar turun. Contoh: Ketika pemerintah mengumumkan akan ada kenaikan harga bensin, maka masyarakat akan beramai-ramai membeli bensin sebelum harganya benar-benar naik.

Fungsi Konsumsi

Nisa (2019) menguraikan fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C) dengan pendapatan (Y). Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat dan Negara sangat erat hubungannya dengan pendapatan masyarakat dan Negara. Sehingga besar kecilnya konsumsi ditentukan oleh tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan akan selalu diikuti meningkatnya konsumsi. Jadi, hubungan antara pendapatan dan konsumsi bersifat positif (berbanding lurus), atau secara sistematis fungsi konsumsi dapat dinotasikan C = f (Y). 

Untuk lebih mengasah pemahaman, perhatikan dan pelajari contoh kedua ini terkait dengan fungsi konsumsi.

Soal

Jika fungsi konsumsi C = 95.000 + 0,75Y dalam rupiah, sedangkan C merupakan besarnya konsumsi, Y besarnya pendapatan, maka besarnya konsumsi apabila tabungan sebesar Rpl00.000,00 adalah ...

Pembahasan Soal

Pendapatan (Y) sama dengan jumlah konsumsi (C) ditambah jumlah tabungan (S), atau dalam kalimat matematikanya Y = C + S. Jika C = 95.000 + 0,75Y dan S = Rp100.000,00. Maka besar konsumsi (C) adalah ....

Penyelesaian

  • Y = C + S
  • Y = 95.000 + 0,75Y + 100.000
  • Y - 0.75Y = 95.000 + 100.000
  • (1 - 0.75)Y = 195.000
  • (0,25)Y = 195.000
  • Y = 195.000 / 0,25
  • Y = 780.000

Jika diketahui nilai Y = 780.000 maka besar konsumsi (C) adalah ... (kembali ke bentuk persamaan C)

  • C = 95.000 + 0.75Y
  • C = 95.000 + 0.75 x 780.000
  • C = 95.000 + 585.000
  • C = 680.000

Jadi besarnya konsumsi (C) adalah Rp. 680.000.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post