Kritik dan Esai

 
Kritik dan Esai

Kritik dan Esai

Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen, namun berbeda tujuan penyampaiannya. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda tentu sering mendengar kata kritik. Apa yang ada dalam benak Anda ketika ada seseorang yang menyampaikan kritik? Anda mungkin akan berpikir bahwa kritik adalah kecaman, celaan, komentar yang kesannya menjatuhkan, pernyataan yang mengungkap kekurangan karya seseorang, dan pernyataan-pernyataan yang sifatnya negatif. Tentu ini tidak salah jika yang dimaksud adalah kritik tanpa dasar.

Kritik sastra intrinsik yaitu menganalisis karya sastra berdasarkan bentuk dan gayanya, mengupas unsur-unsur karya, menilai dan menyimpulkan kelemahan dan kelebihannya yang ada di dalam karya itu sendiri (Sumardjo dan Saini K.M., 1986:21). Hal yang dikupas dalam kritik tersebut yaitu penokohan, gaya bahasa, kelemahan, dan kelebihan dari cerpen tersebut. 

Selain kritik intrinsik, ada pula kritik ekstrinsik yaitu kritik yang menganalisis sebuah karya dengan menghubungkan karya tersebut dengan penulisnya, pembacanya, dan masyarakatnya, yakni hal-hal di luar karya sastra itu sendiri. Biasanya kritik sastra ekstrinsik melibatkan disiplin ilmu sejarah, sosiologi, filsafat, agama, antropilogi, dan lain-lain.

Unsur-unsur yang lengkap dalam sebuah kritik sastra adalah latar belakang buku. Bila perlu, latar belakang pengarang, ikhtisar. Setelah itu, mengulas isi karya sastra tersebut baik secara ekstrinsik maupun secara intrinsik. Ulasan itu mencakup kelemahan dan kelebihan karya sastra itu, dan diakhiri dengan kesimpulan.

Esai adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya. Dalam esai unsur pemikiran lebih menonjol dibanding dengan unsur perasaan. Esai lebih banyak menganalisis fakta dengan pemikiran yang logis. (Sumardjo dan Saini K.M, 1986:19-21).

Sebuah esai dapat berbicara tentang apa saja dan tidak selalu berbicara tentang sastra. Sebuah esai dapat membicarakan kehidupan seseorang, sebuah candi, pemandangan alam, negara, masyarakat, dan lain sebagainya.

Esai dapat digolongkan menjadi dua, yakni esai formal dan esai nonformal (personal). Esai formal ditulis dengan bahasa yang lugas dan dalam aturan-aturan penulisan yang baku, sedang unsur pemikiran dan analisisnya sangat dipentingkan. Pada esai personal, gaya bahasa lebih bebas dan unsur pemikiran dan perasaan lebih leluasa masuk ke dalamnya.

Berdasarkan cara mengupas sesuatu fakta dalam esai dapat dibagi empat:

  1. Esai deskripsi, yaitu esai yang hanya terdapat gambaran sesuatu fakta seperti apa adanya, tanpa ada penjelasan atau penafsiran atau komentar.
  2. Esai eksposisi, yaitu esai yang tidak hanya menggambarkan fakta, tetapi juga menjelaskan rangkaian sebab akibat, kegunaannya, dan kelemahannya.
  3. Esai argumentasi, yaitu esai yang hanya menunjukkan fakta, tetapi juga menunjukkan permasalahannya dan kemudian menganalisisnya dan mengambil kesimpulan.
  4. Esai narasi, yaitu esai yang menggambarkan sesuatu fakta dalam bentuk urutan yang kronologis dalam bentuk cerita. Misalnya Esai tentang pertemuan seorang sastrawan Indonesia dengan sastrawan dunia.

Ciri-Ciri Kritik dan Esai

Berdasarkan kritik dan esai yang telah Anda pelajari di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kritik dan esai memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti yang diungkapkan di bawah ini.

Ciri-Ciri Kritik

  1. Bersifat menanggapi/ mengomentari karya orang lain.
  2. Bersifat obyektif (tidak berprasangka dan tidak terpengaruh siapa penulisnya)
  3. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari suatu hasil karya
  4. Memberikan alternatif perbaikan atau penyempurnaan

Ciri-Ciri Esai

  1. Berbentuk prosa
  2. Bersifat subyektif (sesuai pandangan atau pribadi penulisnya)
  3. Disajikan secara ringan (bersifat informal dan santai) dan ringan (formal)
  4. Berisi fakta, permasalahan, analisis permasalahan, dan kesimpulan

Menyusun Kritik dan Esai Tentang Hasil Karya

Menyusun Kritik

Dalam menyusun kritik, ada beberapa hal yang harus dipegang oleh kritikus (penulis kritik), yaitu:

  1. Kritikus harus benar-benar membaca atau mengamati karya yang akan dikritik.
  2. Kritikus harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang akan dikritisi.
  3. Kritikus harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis untuk mendukung penilaian yang diberikan.
  4. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi harus seimbang dengan kelebihannya.
  5. Jika diperlukan, kritikus menggunakan kajian teori yang relevan untuk mendukung penilaiannya.

Menyusun Esai

Berbeda dengan kritik yang menyajikan kelebihan dan kelemahan suatu karya, esai membahas objek atau fenomena dari sudut pandang yang dianggap menarik oleh penulisnya. Hal yang dibahas kadang-kadang bukan merupakan hal yang penting bagi orang lain, tetapi kejelian penulis dalam memilih aspek yang acapkali diabaikan orang lain, serta kemampuannya menyajikan dalam bahasa yang mengalir lancar membuat esai menjadi menarik.

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang esais (penulis esai), antara lain:

  1. Pantang menyerah dan selalu ingin tahu akan hal-hal baru
  2. Selalu menyiapkan literatur penting dari berbagai sumber untuk memperkaya isi tulisan
  3. Menjaga kestabilan emosi, sehingga tulisannya mempunyai nilai rasa yang lebih santun, lebih objektif, dan lebih enak dibaca
  4. Kreatif dalam mengkombinasikan berbagai macam literatur
  5. Menyajikan tulisan secara apik
  6. Memilih tema yang berkaitan dengan hal-hal yang sedang berkembang di masyarakat

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post