Motif Ekonomi

 
Motif Ekonomi

Motif Ekonomi

Ilmu ekonomi pada hakekatnya adalah sebuah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan alasan-alasan mengapa manusia melakukan tingkah laku (tindakan) tertentu. Tindakan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut dengan tindakan ekonomi. Tindakan manusia, termasuk tindakan ekonomi didasari oleh motif-motif tertentu. Motif paling mendasar yang menyebabkan manusia melakukan tindakan ekonomi adalah motif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Manusia adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas atas apa yang telah diperolehnya. Hal tersebut merupakan sifat dasar seluruh manusia. Hal itulah salah satunya yang menyebabkan terjadinya kelangkaan. Akibat dari sifat dasar manusia tersebut, maka setiap manusia senantiasa berusaha untuk memaksimalkan kepuasan yang dapat diraihnya melalui berbagai tindakan ekonomi.

Walaupun pada dasarnya manusia adalah makhluk yang cenderung mementingkan kepentingan diri sendiri, namun menurut Adam Smith dalam bukunya “Moral Sentiment” (buku yang ditulis sebelum bukunya yang sangat terkenal dan berpengaruh “An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”), bahwa sifat dasar manusia tersebut akan dibatasi oleh dua hal. 

Pertama, oleh sentimen moral, yaitu keinginan universal manusia untuk menjunjung tinggi harga diri pribadi dan keinginan untuk memperoleh penghargaan dari orang lain. Kedua, oleh suatu kebetulan yang positif dan menyenangkan bahwa jika masing-masing individu/keluarga/perusahaan /negara berupaya maksimal meraih keuntungan maksimal maka pada akhirnya masyarakat secara keseluruhan pula yang akan merasakan keuntungannya. 

Sebagai contoh, dalam rangka memperebutkan konsumen, perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang serendah mungkin. Kondisi tersebut pada akhirnya akan menguntungkan masyarakat karena masyarakat akan memperoleh barang-barang yang berkualitas dengan harga murah. Demikian juga sebaliknya, individu atau rumah tangga yang berupaya memaksimalkan keuntungan/kepuasan dari harta yang dimilikinya akan menyisihkan sebagian hartanya dalam bentuk tabungan atau investasi pada lembaga-lembaga keuangan. Harta masyarakat yang disimpan dalam lembaga-lembaga keuangan tersebut kemudian dapat dipinjamkan kepada perusahaan-perusahaan untuk memperbesar skala usaha mereka.

Sebuah aksioma dalam ilmu ekonomi mengatakan bahwa manusia yang rasional selalu bertindak untuk memaksimalkan kepuasannya. Dengan kata lain berarti bahwa manusia yang rasional senantiasa berusaha memenuhi kepentingan pribadinya. Lawan dari sifat mementingkan kepentingan pribadi adalah sifat altruistik, yaitu sifat mementingkan kepentingan orang lain tanpa memperhatikan kepentingan sendiri. Motif-motif yang melatarbelakangi tindakan-tindakan ekonomi manusia terentang diantara dua titik ekstrim tersebut, yaitu “murni untuk kepentingan pribadi” dan “murni untuk kepentingan orang lain”. Dengan kata lain tindakan ekonomi seseorang seyogyanya tidak semata-mata didasari motif untuk memenuhi kepentingan pribadi namun juga memperhatikan kepentingan umum/masyarakat.

Pandangan kontemporer ini berasal dari cabang ilmu mikroekonomi yang disebut dengan ekonomi perilaku (behavioral economics). Jika tindakan-tindakan ekonomi semata-mata didasari oleh kepentingan pribadi dan upaya-upaya untuk memenuhi kepuasan semaksimal mungkin tanpa sama sekali mempertimbangkan kepentingan umum, pada akhirnya kegiatan ekonomi masyarakat akan mengalami kehancuran. Bayangkan jika seluruh pelaku ekonomi, pengusaha, pegawai negeri, pedagang, dan lain-lain dalam rangka mencapai keuntungan/kepuasan maksimal, mereka senantiasa berupaya berlaku curang dalam setiap tindakannya. Jika kondisi tersebut terjadi, diperlukan biaya yang sangat tinggi untuk melakukan pengawasan dan pencegahan, apalagi jika petugas/pelaku pengawasan dan pencegahan itu sendiri juga berlaku curang untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya. 

Oleh karena itu, oleh sebagian penulis, motif ekonomi yang mendorong perilaku atau tindakan-tindakan ekonomi manusia dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Motif untuk memenuhi kebutuhan

Pemenuhan kebutuhan merupakan pendorong paling besar bagi manusia untuk melakukan kegiatan ekonomi. Manusia bekerja (melakukan kegiatan produksi) untuk memperoleh penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang bervariasi (melakukan konsumsi). 

Sebagian manusia harus bekerja lebih keras dari sebagian yang lain untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan atau untuk memenuhi keinginan-keinginan yang terus berkembang. Misalnya seorang ayah rela untuk menambah jam kerja ekstra pada malam hari agar dapat membiayai pengobatan anaknya.

2. Motif untuk membantu sesama (sosial)

Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia juga melakukan kegiatan ekonomi (khususnya kegiatan produksi) karena dorongan faktor sosial. Misalnya, warga sebuah kampung bergotong-royong bekerja secara sukarela untuk memperbaiki jembatan yang rusak agar jalur transportasi dan kenyamanan seluruh warga dapat diwujudkan. Atau seseorang yang menambah jam kerja harian agar dapat terus melanjutkan pemberian sumbangan rutinnya untuk sebuah pondok pesantren.

3. Motif untuk mendapatkan penghargaan

Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kepentingan sosial, sebagian manusia juga melakukan kegiatan ekonomi karena dorongan untuk memperoleh penghargaan. Misalnya, sebuah pemerintah daerah meningkatkan layanan-layanan bagi masyarakat seperti membangun lebih banyak fasilitas umum (taman kota, toilet umum, taman bermain) untuk mendapatkan pengakuan/penghargaan baik dari pemerintah pusat maupun dari masyarakatnya sendiri. Contoh lain, divisi-divisi produksi sebuah perusahaan swasta berlomba untuk meningkatkan kualitas produksi, efisiensi produksi, dan hasil penjualan untuk memperoleh penghargaan dari pimpinan perusahaan.

4. Motif untuk memperoleh kekuasaan

Selain ketiga motif diatas, sebagian manusia melakukan kegiatan ekonomi dalam upaya mereka untuk meraih kekuasaan. Misalnya, seorang kepala daerah berupaya meningkatkan layanan masyarakat dan membangun serta memperbaiki fasilitas-fasilitas umum dengan harapan agar dapat dipilih kembali oleh masyarakat dalam pemilihan kepala daerah periode berikutnya. Contoh lain, para direktur sebuah perusahaan berupaya meningkatkan kinerja masing-masing agar dapat terpilih menjadi direktur utama perusahaan tersebut.

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator.

Previous Post Next Post