Sistem Organ |
Sistem Organ
● Sistem Organ
Organ adalah struktur tubuh yang terdiri dari beberapa jaringan berbeda yang membentuk unit struktural dan fungsional. Sistem organ adalah sekelompok organ yang berfungsi bersama untuk melakukan kegiatan utama tubuh. Tubuh vertebrata mengandung 11 sistem organ utama, yaitu sistem rangka, sistem peredaran darah, sistem endokrin, sistem saraf dan indera, sistem pernapasan, sistem imunitas, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem otot, sistem integumen dan sistem reproduksi.
● Sistem Rangka
Dari tiga kerajaan multiseluler, hanya hewan yang mengeksplorasi lingkungannya secara aktif, melalui gerak. Dalam kegiatan belajar ini kita akan mengkaji bagaimana vertebrata menggunakan otot yang terhubung ke tulang untuk melakukan gerakan.
a. Jenis-jenis rangka pada hewan
1) Rangka hidrostatik
Kerangka hidrostatik terutama ditemukan pada invertebrata bertubuh lunak seperti cacing tanah dan ubur-ubur. Dalam hal ini, rongga berisi cairan dikelilingi oleh serat otot. Saat otot berkontraksi, cairan dalam rongga bergerak dan mengubah bentuk rongga. Pada cacing tanah, misalnya, gelombang kontraksi otot-otot melingkar dimulai secara anterior dan menekan setiap segmen tubuh,sehingga tekanan cairan mendorongnya ke depan. Kontraksi otot longitudinal kemudian menarik bagian belakang tubuh ke depan.
Rangka Hidrostatik pada Cacing Tanah |
2) Eksoskeleton
Eksoskeleton mengelilingi tubuh sebagai pembungkus keras yang kaku pada kebanyakan hewan. Arthropoda, seperti krustasea dan serangga, memiliki exoskeleton yang terbuat dari polisakarida kitin. Eksoskeleton menawarkan perlindungan yang sangat baik bagi organ-organ internal dan menahan pembengkokan. Namun, untuk tumbuh, hewan harus mengganti kulit secara berkala. Memiliki eksoskeleton juga membatasi ukuran hewan. Hewan dengan eksoskeleton seperti serangga (Gambar 28) tidak bisa menjadi terlalu besar karena eksoskeletonnya harus menjadi lebih tebal dan lebih berat, untuk mencegah kerusakan, karena hewan itu tumbuh lebih besar.
Eksoskeleton Pada Serangga |
3) Endoskeleton
Endoskeleton, yang ditemukan pada vertebrata dan echinodermata, adalah kerangka internal yang kaku yang melekat pada otot. Vertebrata memiliki eksterior fleksibel yang mengakomodasi pergerakan kerangka mereka seperti terlihat pada gambar. Endoskeleton vertebrata tersusun atas tulang rawan atau tulang. Tidak seperti chitin, tulang adalah sel, jaringan hidup yang mampu tumbuh, memperbaiki diri, dan mengubah bentuk tubuh sebagai respons terhadap tekanan fisik.
Endoskeleton Pada Hewan Vertebrata |
Endoskeleton vertebrata contohnya pada manusia dibagi menjadi kerangka aksial dan appendicular. Tulang kerangka aksial membentuk poros tubuh, menopang dan melindungi organ-organ kepala, leher, dan dada. Tulang kerangka appendicular termasuk tulang tungkai, tulang penyangga pundak dan panggul yang menempel pada kerangka aksial. Tulang-tulang sistem kerangka mendukung dan melindungi tubuh, dan berfungsi sebagai pengungkit untuk kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot rangka. Sel-sel darah terbentuk di dalam sumsum tulang, dan matriks tulang yang dikalsifikasi bertindak sebagai cadangan bagi ion kalsium dan fosfat.
Kerangka Aksial dan Appendicular Pada Manusia |
Manusia terlahir dengan 300 tulang. Namun seiring dengan bertambahnya usia, beberapa tulang menyatu, sehingga saat dewasa menjadi terdapat 206 tulang di dalam tubuh manusia.
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang yang terletak di sepanjang sumbu tubuh manusia. Kerangka aksial terdiri dari tengkorak, tulang telinga tengah, tulang hyoid, tulang rusuk, dan tulang belakang. Kerangka apendikular terdiri dari 126 tulang yang merupakan tulang-tulang pelengkap yang menghubungkan kerangka aksial. Kerangka apendikular terletak di daerah tungkai atas, tungkai bawah, panggul, dan bahu. Fungsi sistem rangka untuk bergerak, menopang dan memberikan bentuk tubuh, melindungi organ-organ dalam, serta sebagai tempat melekatnya otot-otot.
b. Tipe-tipe Tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang pada rangka tubuh manusia terbagi menjadi:
1) Tulang Pipih
Tulang pipih memiliki permukaan yang datar dan lebar. Tulang pipih di antaranya tulang tengkorak, tulang rusuk, tulang rahang bawah, tulang belikat, dan tulang dada (sternum).
2) Tulang Panjang
Tulang panjang berbentuk lurus dan tipis. Tulang yang tergolong tulang panjang yakni humerus (tulang lengan atas), femur (tulang paha), radius (tulang pengumpil), ulna (tulang hasta), dan tulang kering.
3) Tulang Pendek
Tulang pendek cenderung kecil dan berbuku. Yang termasuk ke dalam golongan ini di antaranya patella (tulang lutut), dan tulang-tulang kaki dan tangan.
4) Tulang Tidak Beraturan (Irregular)
Memiliki bentuk yang tidak sesuai dengan ketiga jenis tulang di atas. Contohnya adalah tulang belakang.
c. Gangguan dan Kelainan Sistem Rangka Manusia
1) Kelainan Tulang Belakang
Kelainan tulang belakang adalah kondisi yang terjadi ketika tulang belakang melengkung melebihi batas normal atau tidak selaras sehingga terlihat bengkok. Padahal seharusnya tulang belakang itu berbentuk lurus. Ada tiga jenis kelainan tulang belakang yang paling umum, yaitu:
⮚ Lordosis: kondisi saat tulang belakang melengkung ke depan secara berlebihan. Biasanya lordosis memengaruhi punggung bawah dan leher.
⮚ Kifosis: kondisi saat lengkungan pada punggung atas lebih dari 50 derajat. Biasanya orang dengan kifosis postur tubuhnya terlihat seperti membungkuk.
⮚ Skoliosis: kondisi saat lengkungan tulang belakang justru menyamping, terkadang berbentuk seperti huruf S atau C. Seseorang dikatakan mengalami skoliosis ketika sudut lengkungannya mencapai lebih dari 10 derajat. Orang dengan skoliosis umumnya terlihat dari bahu atau pinggulnya yang tidak rata.
2) Fraktur
Fraktur merupakan kerusakan tulang bisa berupa retak atau patah sehingga memengaruhi fungsinya.
3) Osteomielitis
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang. Infeksi bisa terjadi karena adanya infeksi pada bagian tubuh lain yang menyerang tulang, atau karena komplikasi dari operasi.
4) Rakitis
Rakitis merupakan pertumbuhan abnormal pada anak yang disebabkan kekurangan vitamin D.
5) Osteoporosis
Osteoporosis lebih mengancam wanita karena jumlah sel tulang wanita lebih sedikit daripada pria. Menopause juga berperan dalam meningkatnya risiko terkena osteoporosis.
6) Akromegali
Akromegali disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan (growth hormone) dalam tubuh. Akibatnya, terjadi pertumbuhan berlebihan pada tulang, terutama pada wajah, lengan, dan kaki.
7) Fibrous Dysplasia
Kelainan tulang langka di mana jaringan seperti luka tumbuh pada tulang yang normal. Jaringan ini dapat melemahkan tulang dan mengakibatkan kerusakan jaringan.
8) Osteogenesis Imperfecta
Penyakit akibat kelainan genetik yang menyebabkan seseorang terlahir dengan tulang yang rapuh dan tidak terbentuk dengan baik. Kelainan langka ini bersifat turunan.
9) Kanker tulang
Umumnya kanker tulang berasal dari kanker pada organ lain, seperti prostat, paru-paru, ginjal, atau payudara, yang kemudian menyebar ke tulang.